Senin, 19 Mei 2014

Teruntukmu adik-adikku yang lulus UN.. :)

         Besok pagi 20 Mei 2014, bertepatan dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang ke-106, adik-adikku SMA di seluruh penjuru Indonesia akan menerima pengumuman kelulusan UN yang sejatinya akan dilaksanakan serentak di sekolah masing-masing. Harap-harap cemas, perasaan deg-degan tak ketulungan, biasa aja, atau malah acuh tak acuh, adalah beragam perasaan yang mungkin malam ini adik-adik rasakan. 

           Tenang saja, perasaan itu wajar, justeru itulah merupakan penanda bahwa teman-teman bekerja jujur ketika UN berlangsung. Bandingkan perasaan yang lebih tidak karuan yang dirasakan oleh teman-teman kalian yang mengerjakan UN menggunakan kunci yang pastinya salah karena entah dibeli dari pedagang loak di pinggir kali, atau mungkin teman kalian yang mencontek teman sampingnya, padahal sudah jelas kode soal mereka berbeda jauh adanya, ckckck..

          “UN hanyalah bagian kecil dari proses belajar ! Tak perlu dikhawatirkan teman…”

        Seperti quote diatas, memang benar adanya. UN hanyalah bagian kecil dari proses belajar teman-teman.. UN hanyalah sebuah ujian yang dibuat oleh pemerintah untuk dijadikan sebagai patokan pemerataan pendidikan di Indonesia. Memang, sistem UN ini hingga hari ini masih menimbulkan kontroversi dan masih juga bukan solusi yang terbaik sebagai sistem pendidikan di Negara yang begitu besar, begitu berkembang ini. Namun, kali ini kita tidak akan membahas tentang polemik UN itu sendiri. Sudah banyak yang membahasnya. Hari ini kita akan membahas hakikat belajar dan kelulusan..

           UN tidaklah semengerikan ujian yang memutuskan hidup dan mati kamu teman, sukses atau gagalnya kamu di masa depan, atau ganteng/cantik dan tidaknya kamu. Sungguh bukan. Bagi setiap insan, UN adalah bagian kecil dari proses belajar yang bagi teman-teman sekarang prosesnya disebut sekolah. Seperti kata orang bijak, proses belajar tidak hanya dikecap dari sekolah saja, bisa dari lingkungan rumah, masyarakat, Negara, atau bahkan dari teman-teman terdekat. Dan pada hakikatnya, justeru belajar di kehidupan nyata adalah proses belajar yang sesungguhnya. Banyak orang di luar sana yang nilai UN nya biasa-biasa saja juga akhirnya menjadi pimpinan perusahaan. Ada juga, yang nilai UN nya baik, tidak lantas menjadi orang terbaik di negeri ini. Tidak ada korelasinya antara UN dengan kesuksesan di masa datang. Jadi, tidak perlu kau risaukan hasil UN besok, asalkan kau kerjakan dengan jujur kawan …

                UN adalah gerbang ke pintu kelulusan. Dan kelulusan adalah akhir dari sebuah permulaan. Ya, akhir dari sebuah permulaan belajar berseragam. Selanjutnya, teman-teman akan bertemu dengan dunia perkuliahan, dunia yang semua kepentingan, semua pemikiran, semua keinginan bercampur aduk menjadi satu rasa yang perlu sekali disaring dengan cekatan. Ya, mereka bilang “This is the end of the beginning..”
                Oleh karenanya, jangan terlalu bereuforia dalam merayakan hasil pengumuman UN besok pagi teman. Kalian memang berhak merayakan keberhasilan dan kelulusan yang sudah kalian perjuangkan. Tapi tolong, dengarkan titipan pesan dari kakak-kakakmu ini teman, sebuah pesan yang sungguh tulus berasal dari dalam nurani kedamaian..

1.       Rayakan kelulusan kalian dengan sewajarnya. Jangan berlebihan !

Kau tahu teman, ada 7811 teman-teman kalian di luar sana yang tidak dapat tersenyum bahagia dikarenakan hasil UN mereka tidak secemerlang hasil UN kalian, mereka dinyatakan tidak lulus. Tegakah kamu berbahagia di atas penderitaan teman-teman kalian ?

2.       JANGAN CORAT-CORET BAJU SMA KALIAN !!!

Baju kalian masih dapat digunakan oleh saudara-saudara kita yang bahkan untuk membeli seragam pun tak mampu. Sumbangkanlah baju-baju kalian kepada saudara, tetangga yang membutuhkan.
Jangan beralasan baju tersebut sebagai kenang-kenangan indah SMA !
Kenangan indah SMA itu ada di hati, bukan di baju. Paham ?

3.       JANGAN KONVOI NORAK ALA KAMPANYE ALAY PARTAI POLITIK DI JALANAN !

Hei hei heiiiii… Kalian ini anak remaja generasi muda harapan bangsa teman. Sudah jelas kecerdasan kalian diharapkan untuk masa depan Negara. Jangan bertindak norak dan konyol dengan cara konvoi motor digeber-geber ga jelas di jalanan. GA ADA GUNANYA ! Terus kenapa kalau udah konvoi gitu ? Bangga ? Sungguh, masyarakat ga butuh gebar-geber motor kalian ! Dengan konvoi, justeru mereka terganggu kenyamanan dan merasakan kebisingan. Apalagi nanti di jalan ketemu rombongan SMA lain, terus ejek-ejekan dan berakhir tawuran. Ckckck, mau kayak gitu? HINA BANGET COY ! Cupuuu… Paham ?

4.       Ingat sebelum UN ! Betapa dekatnya kalian kepada Tuhan..  Masa’ iya orang yang deket sama Tuhan tiba-tiba berubah haluan ?

Masih ingat kan sebelum UN betapa rajinnya kalian belajar ? Betapa seriusnya kalian mengerjakan soal latihan, dan BETAPA SERINGNYA KALIAN BERDOA memohon kepada Tuhan agar diberikan kelulusan ? Iya kan ? Yang muslim, yang biasanya solat 5 waktu bolong menjadi rajin. Yang biasanya jam istirahat mencocol jajanan kantin, tiba-tiba jadi rajin solat dhuha. Yang biasanya ngebela-belain nonton bola, berganti kebiasaan jadi solat malam biar dekat sama Allah. Masa’ iya kebiasaan sebagus itu setelah UN jadi hilang ? Sayang dong kawan..

5.       Bersyukurlah atas kelulusan dengan cara yang anggun dan menawan

Apa saja cara kalian untuk merayakan kelulusan, pun sebenarnya banyak yang bisa dilakukan. Bisa dengan berbagi sembako untuk orang kurang mampu, menghibur dan menyumbang di panti asuhan, berbagi nasi bungkus kepada tukang becak, tukang sampah dan lainnya. Cara itu lebih anggun dan menawan bukan ?

6.       Berterimakasihlah kepada orangtua, adik-kakak, guru, tentor les, dan teman-teman kalian..

Banyak banget kan yang sudah dilakukan orang-orang di atas ? Nah, jangan lupa berterimakasih sebesar-besarnya kepada mereka yang sudah membantu kamu sejauh ini. Ingat, mungkin tanpa mereka kamu tidak akan sesukses sekarang dalam memperoleh kelulusan. Sungguh, orang-orang di atas sangat layak untuk kamu masukkan dalam list doa-doa kamu tiap hari kawan..

                Nah, inilah pesan dari kakak-kakakmu wahai adik-adikku di seluruh penjuru Indonesia kawan. Semoga tidak hanya kau lewatkan begitu saja, semoga kau baca, kau bagikan, dan kau lakukan bersama teman-teman. Sungguh, jalan kalian masih panjang. Jangan nodai dengan hal-hal sia-sia yang sesungguhnya sangat tidak perlu kalian lakukan..

                Selamat datang di dunia baru kawan…


5th note, on May 19th 2014
Meja belajar kehidupan, 18.38-19.28 WIB
Bersama ritme metronom entah punya siapa kawan

Selasa, 31 Desember 2013

Lebih baik cerah, atau malah hujan deraskah ?

Tiga puluh satu desember pertanda akhir bulan ini
Selalu dinanti para penjual terompet dan kembang api
Gara-gara Julius Caesar, dari dulu hingga menjadi tradisi
Tapi justru muncul pertanyaan begini

Cerah atau hujankah yang lebih baik terjadi nanti..

Saat cerah, semua berkumpul di tempat yang jauh dari sepi
Melihat pertunjukan hura-hura yang dibungkus pentas seni
Larut dalam kegembiraan semu, tiup suara toet-toet mengusir sunyi
Ini baru potret dari satu sisi

Coba tengok gaya anak muda yang satu ini
Berkumpul dengan pacar, berpasang-pasang menuju tempat privasi
Bisa di puncak gunung, atau malah bibir pantai yang tersembunyi
Bersama teriakkan janji gombal jijik mencintai
Bercumbu, memeluk, katanya untuk bukti cinta sejati

Esok hari kondisi ditemukan sungguh sangat tak berarti
Botol minuman keras, belasan puntung rokok, bahkan “helm pengaman” berada di sisi kiri
Baru sadar bahwa tadi malam melakukan hal hina, layaknya sepasang babi
Menyesal, karena menjadi pihak yang tersakiti
Menanggung malu, seumur hidup hingga mati

Lalu, cerah atau hujankah yang lebih baik terjadi nanti..

Saat hujan, justru menyenangkan kumpul bersama mami papi
Atau sama teman-teman permainan membahas kejadian lucu karena teman dibully
Tak perlu membuang duit beli terompet, yang hanya ditiup satu hari
Tak perlu membakar duit, hanya sekedar untuk melihat percikan kembang api
Kalau mau, datanglah saja ke tukang sate untuk melihat bara api membakar penuh wangi

Justru, gunakan malam ini untuk instropeksi diri
Apakah yang sudah dilakukan selama 1 tahun yang terlalui
Adakah baik, atau hanya sia-sia lenyap hilang terhembus angin tanpa arti
Lalu, pikirkan untuk kejadian 1 tahun nanti
Sudahkah ada rencana dan mimpi-mimpi untuk menginspirasi ?
Semoga kamu mengerti, dan langsung bergerak lagi..

Lalu, cerah atau hujankah yang lebih baik terjadi nanti..
:)



20th note, on December 31st 2013
Meja belajar lagi dan lagi, 18.34-19.00 WIB

Mendengar rintikan hujan, diiringi bisingnya terompet dan kembang api

Minggu, 24 November 2013

Moga Guru disayang Allah.. :)

Marahmu adalah bentuk kasih sayang indahmu
Di saat aku tak belajar, mengabaikan segala tugas rumahmu, meremehkan latihan soalmu
Seharusnya aku segera tahu
Bahwa hal itu kau lakukan untuk terus mendisiplinkan perilaku

Senyummu adalah bentuk perhatian indahmu
Di saat aku tak bersemangat, tergugu karena perasaan galau, karena masalah seujung kuku
Seharusnya aku cepat tahu
Bahwa hal itu kau lakukan untuk terus menghebatkan dan menghilangkan ragu dalam kalbu

Pertanyaan apa kabarmu adalah caramu untuk terus memantau
Malah aku hanya menjawab pendek “baik” “buruk” tanpa sedikitpun rasa simpatiku padamu
Seharusnya aku segera tahu
Bahwa hal itu kau lakukan untuk memastikan bahwa aku tak sedikitpun kehilangan rasa bahagiaku

Seharusnya aku sadar dari dulu,
Bahwa marahmu, senyummu, pertanyaan-pertanyaanmu itu memang tulus dari dalam hatimu
Seharusnya aku sadar dari dulu,
Bahwa kamu selalu menyiapkan yang terbaik untukku, demi cerahnya masa depanku

Seharusnya aku sadar dari dulu,
Bahwa kamu tak sekedar menjadi pahlawan tanpa tanda jasa bagiku, tapi kamu adalah pahlawan yang jasanya tak terkira untukku
Seharusnya aku sadar dari dulu,
Bahwa kamu adalah orangtua keduaku yang begitu tulus menyayangiku, agar kelak aku mampu berguna untuk negeriku, untuk agamaku

Maka, kini sebelum semua berlalu..
Izinkan aku berdoa tulus kepada Tuhanku untuk mendoakan kamu
Meski doaku tak sehebat doa indah darimu, meski doaku tak sebanyak doa tulusmu

Semoga kamu wahai guru hebatku
Diberikan catatan amal kebaikan yang begitu tebal, setebal lapisan langit digabung satu sampai tujuh
Diberikan rumah terbaik di surga, dengan sungai mengalir indah seperti kolam susu
Diberikan kesehatan yang barokah, yang membiarkanmu untuk terus berbagi ilmu
Diberikan rejeki yang melimpah, sederas air terjun yang jatuh menunjami batu

Moga guru disayang Allah..
Selamat Hari Guru, orang tua hebat keduaku…
:)


19th note, on November 25th 2013
Meja belajar menuntut ilmu, 06.06-06.35 WIB

Mengingat jasa indah para pahlawan yang jasanya tak terkira untukku

Senin, 28 Oktober 2013

Tidak sekedar bermimpi, tetapi juga menginspirasi..


            “Ada 2 hal di dunia ini yang ketika dibagi atau diberikan kepada orang lain, maka dia tidak akan berkurang, justeru akan bertambah berkali lipat, 2 hal tersebut adalah Harta dan Ilmu..”

            Pepatah inilah yang melecut dan memicu saya untuk membuktikan hal tersebut. Secara logika ketika kita memiliki sesuatu dan kita membaginya atau memberikannya orang lain, maka seharusnya dia berkurang. Tetapi hal ini tidak berlaku untuk harta dan ilmu. Nah, saya pun tertantang untuk membuktikannya. Namun karena saya masih mahasiswa yang notabene harta terbesarnya adalah masih berupa idealisme, maka saya pun akan berbagi dengan ilmu yang saya miliki.

            Ilmu yang dapat saya bagikan adalah ilmu berbagi semangat untuk mengejar mimpi. Saya dan teman-teman membentuk komunitas non-profit yang kami sebut dengan nama Tim Teratai. Bersama Tim Teratai, kami memiliki satu visi yaitu “membaikkan Indonesia dengan prestasi dan dengan moral berbudi dan peduli”. Ini adalah gerakan yang membutuhkan “nafas panjang”.

            Terinspirasi oleh Danang A. Prabowo “Sang Pembuat Jejak”, saya pun menuliskan mimpi-mimpi saya dalam kertas dan menempalkannya di dinding kamar saya. Saya percaya dengan menuliskan mimpi-mimpi tersebut, berusaha keras mengejarnya, berbuat baik untuk orang lain, dan terus berdoa kepada Allah, maka mimpi-mimpi tersebut akan dapat tercapai. Hingga hari ini, satu persatu mimpi-mimpi tersebut dapat terwujud lebih cepat dan jauh lebih indah dibanding yang saya bayangkan. Hingga hari ini, dari 50 mimpi saya di 2013, sudah 37 mimpi telah terwujud. Dan kini tinggal berharap dan berusaha agar 13 mimpi segera menyusul untuk diizinkan oleh Allah SWT agar dapat tercapai.

            Pengalaman dari terwujudnya mimpi-mimpi besar inilah yang menjadi pemicu dan passion saya untuk berbagi semangat. Di beberapa sekolah, baik SD, SMP, SMA yang pernah saya kunjungi, saya selalu menularkan semangat untuk bermimpi dan mengejarnya. Saya berikan dengan metode presentasi untuk menggali dan “mengompori” teman-teman agar mampu berimajinasi luas untuk bermimpi dan mewujudkannya. Seusai presentasi, saya selalu mengajak teman-teman untuk menuliskan mimpi-mimpi yang akan dicapai dalam beberapa tahun yang akan datang. Setelah itu, saya mengajak teman-teman tersebut untuk menutup mata selama 2 menit dan mencoba membayangkan seandainya mimpi-mimpi tersebut tercapai. Sungguh kebahagiaan akan datang melingkupi seandainya mimpi tersebut terpenuhi. Dan saya tutup dengan mengajak teman-teman untuk berikrar dan berteriak lantang mengucapkan mimpi-mimpinya agar kepercayaan diri untuk mewujudkan mimpi-mimpi tersebut datang dan mengakar kuat di hati dan pikiran mereka. Saya selalu merinding setiap kali mendengarkan ikrar dari teman-teman peserta.

            Ada sebuah pengalaman menarik ketika saya sedang berbagi semangat ini. Saya bermimpi agar di 2013 ini saya mendapatkan kesempatan untuk mempresentasikan karya tulis ilmiah saya di luar negeri. Dan sungguh, beberapa menit seusai saya berbagi semangat, mimpi tersebut terwujud dengan datangnya email dari panitia penyelenggara dari seberang samudera. Sungguh, langsung terucap hamdalah dan kalimat, “Maka nikmat Allah manakah yang kamu dustakan ?”

            Ternyata pepatah di awal tulisan ini memang benar adanya, ketika saya berbagi ilmu yang saya miliki, maka Allah pun menambahkan ilmu-ilmu lain dan kenikmatan yang begitu indah di luar dugaan kita. Percayalah ! J


            “Mungkin kita dilahirkan tidak sekedar untuk berprestasi, tetapi juga untuk menginspirasi… Berkilaulah ! ”



Yogyakarta, 29 Oktober 2013
-Alfredo Di Stefano-

Selasa, 13 Agustus 2013

Doaku pada-Mu menyambut nikmat-Mu…

Ya Allah Ya Tuhan Kami..
Izinkanlah kami menjadi pribadi sekaya Nabi Sulaiman,
Yang kekayaannya mencakup seluruh makhluk di dunia
Yang bahkan iblis dan angin pun tunduk padanya…

Ya Allah Ya Tuhan Kami..
Izinkanlah kami menjadi pribadi seelok Nabi Yusuf,
Yang keelokannya sanggup melenakan semua wanita
Yang bahkan tidak sadar mengiris tangan ketika menatap keelokannya..

Ya Allah Ya Tuhan Kami..
Izinkanlah kami menjadi pribadi sesabar Nabi Ayub,
Yang kesabarannya sungguh meluruhkan penyakitnya
Meskipun semua orang terdekat meninggalkannya, termasuk pula istrinya..

Ya Allah Ya Tuhan Kami..
Izinkanlah kami menjadi pribadi segigih Nabi Nuh,
Yang kegigihannya berdakwah hampir 100 dasawarsa
Meskipun anak kesayangannya pun tak masuk dalam umatnya..

Jikalau tidak Kau izinkan permohonan kami,
Maka jadikanlah kami makhluk yang tahu diri
Lihai berucap syukur atas nikmat-Mu setiap hari
Dan selalu tersenyum menyambut ujian memperbaiki diri..

Karena kami tahu..
Bahwa sejatinya nikmat dan cobaan dari-Mu,
Menjadikan kami pribadi yang terus baru
Lebih maju dari makhluk terdahulu..

Karena cintamu, Wahai Tuhanku yang Maha Tahu… 
:)

4th note, on August 13th 2013
Di Atas Awan Langit Indonesia, 13.22-13.40 WIB
Violinist of White Horse

Sabtu, 29 Juni 2013

Jilbab itu cantik ya... :)

1. sy nggak mau kerudungan! kerudungan itu kuno | "lha, itu orang2 yang pake baju buka-bukaan kayak zaman flinstones, lebih kuno lagi"

 2. tapi kan itu kan hal kecil, kenapa kerudungan harus dipermasalahin?! | "yang besar2 itu semua awalnya kecil yg diremehkan"

 3. yang penting kan hatinya baik, bukan lihat dari kerudungnya, fisiknya! | "trus ngapain salonan tiap minggu? make-upan? itu kan fisik?"

 4. kerudungan belum tentu baik | "betul, yang kerudungan aja belum tentu baik, apalagi yang...(isi sendiri)"

 5. sy kemarin liat ada yg kerudungan nyuri! | "so what? yg nggak kerudungan juga banyak yang nyuri, gak korelasi kali"

 6. artinya lebih baik kerudungin hati dulu, buat hati baik! | "yup, ciri hati yg baik adl kerudungin kepala dan tutup aurat"

 7. kalo kerudungan masih maksiat gimana? dosa kan? | "kalo nggak kerudungan dan maksiat dosanya malah 2"

 8. kerudungan itu buat aku nggak bebas! | "oh, berarti lipstick, sanggul, dan ke salon itu membebaskan ya?"

 9. aku nggak mau dibilang fanatik dan ekstrimis! | "nah, sekarang kau sudah fanatik pada sekuler dan ekstrim dalam membantah Allah"



10. kalo aku pake kerudung, nggak ada yang mau sama aku!? | "banyak yang kerudungan dan mereka nikah kok"

 11. kalo calon suamiku gak suka gimana? | "berarti dia tak layak, bila didepanmu dia tak taat Allah, siapa menjamin dibelakangmu dia jujur?"

 12. susah cari kerja kalo pake kerudung! | "lalu membantah perintah Allah demi kerja? emang yang kasi rizki siapa sih? bos atau Allah?"

 13. ngapa sih agama cuma diliat dari kerudung dan jilbab? | "sama aja kayak sekulerisme melihat wanita hanya dari paras dan lekuk tubuh"

 14. aku nggak mau diperbudak pakaian arab! | "ini simbol ketaatan pada Allah, justru orang arab dulu gak pake kerudung dan jilbab"

 15. kerudung jilbab cuma akal2an lelaki menindas wanita | "perasaan yg adain miss universe laki2 deh, yg larang jilbab di prancis jg laki2"

 16. aku nggak mau dikendalikan orang ttg apa yg harus aku pake! | "sayangnya sudah begitu, tv, majalah, sinetron, kendalikan fashionmu"

 17. kerudung kan bikin panas, pusing, ketombean | "jutaan orang pake kerudung, nggak ada keluhan begitu, mitos aja"

 18. apa nanti kata orang kalo aku pake jilbab?! | "katanya tadi jadi diri sendiri, nggak peduli kata orang laen..."
  
19. kerudung dan jilbab kan nggak gaul?! | "lha mbak ini mau gaul atau mau menaati Allah?"

 20. aku belum pengalaman pake jilbab! | "pake jilbab itu kayak nikah, pengalaman tidak diperlukan, keyakinan akan nyusul"

 21. aku belum siap pake kerudung | "kematian juga nggak akan tanya kamu siap atau belum..."

 22. mamaku bilang jangan terlalu fanatik! | "bilang ke mama dengan lembut, bahwa cintamu padanya dengan menaati Allah penciptanya"

 23. aku kan gak bebas kemana-mana, gak bisa nongkrong, clubbing, gosip, kan malu sama baju! | "bukankah itu perubahan baik?"

 24. itu kan nggak wajib dalam Islam!? | "kalo nggak wajib, ngapain Rasul perintahin semua wanita Muslim nutup aurat?"

 25. kasi aku waktu supaya aku yakin kerudungan dulu | "yakin itu akan diberikan Allah kalo kita sudah mau mendekat, yakin deh"

 (ust. Felix siauw)

Kisah mengharukan : Pramugari dan Kakek... :)

Saya adalah seorang pramugari biasa dari china Airline. Karena bergabung dengan perusahaan penerbangan hanya beberapa tahun dan tidak mempunyai pengalaman yang mengesankan, setiap harinya hanya melayani penumpang dan melakukan pekerjaan yang monoton.

Pada tanggal 17 juni yang lalu saya menjumpai suatu pengalaman yang membuat perubahan pandangan saya terhadap pekerjaan maupun hidup saya. Hari ini jadwal perjalanan kami adalah dari shanghai menuju peking, penumpang sangat penuh pada hari ini.

Diantara penumpang saya melihat seorang kakek dari desa, merangkul sebuah karung tua, dan terlihat jelas sekali gaya desanya. Pada saat itu saya yang berdiri dipintu pesawat menyambut penumpang. Kesan pertama dari pikiran saya ialah zaman sekarang sungguh sudah maju, seorang dari desa sudah mempunyai uang untuk naik pesawat.

Ketika pesawat sudah terbang, kami mulai menyajikan minum, ketika melewati baris 20, saya melihat kembali kakek tua tersebut, dia duduk dengan tegak dan kaku ditempat duduknya dengan memangku karung tua bagaikan patung.
Kami menanyakan mau minum apa, dengan terkejut dia melambaikan tangan menolak, kami hendak membantunya meletakkan karung tua di atas bagasi tempat duduk juga ditolak olehnya, lalu kami membiarkan duduk dengan tenang, menjelang pembagian makanan kami melihat dia duduk dengan tegang ditempat duduknya, kami menawarkan makanan juga ditolak olehnya.

Akhirnya kepala pramugari dengan akrab bertanya kepadanya apakah dia sakit, dengan suara kecil dia menjawab bahwa dia hendak ketoilet tetapi dia takut apakah dipesawat boleh bergerak sembarang, takut merusak barang didalam pesawat.

Kami menjelaskan kepadanya bahwa dia boleh bergerak sesuka hatinya dan menyuruh seorang pramugara mengantar dia ketoilet, pada saat menyajikan minum yang ke dua kali, kami melihat dia melirik kepenumpang sebelahnya dan menelan ludah, dengan tidak menanyakannya kami meletakkan segelas minuman teh dimeja dia. Ternyata gerakan kami mengejutkannya, dengan terkejut dia mengatakan tidak usah, tidak usah, kami mengatakan engkau sudah haus minumlah, pada saat ini dengan spontan dari sakunya dikeluarkan segenggam uang logam yang disodorkan kepada kami, kami menjelaskan kepadanya minumannya gratis, dia tidak percaya, katanya saat dia dalam perjalanan menuju bandara, merasa haus dan meminta air kepada penjual makanan dipinggir jalan dia tidak diladeni malah diusir.

Pada saat itu kami mengetahui demi menghemat biaya perjalanan dari desa dia berjalan kaki sampai mendekati bandara baru naik mobil, karena uang yang dibawa sangat sedikit, hanya dapat meminta minuman kepada penjual makanan dipinggir jalan itupun kebanyakan ditolak dan dianggap sebagai pengemis.

Saat kami membujuk dia terakhir dia percaya dan duduk dengan tenang meminum secangkir teh, kami menawarkan makanan tetapi ditolak olehnya. Dia menceritakan bahwa dia mempunyai dua orang putra yang sangat baik, putra sulung sudah bekerja dikota dan yang bungsu sedang kuliah ditingkat 3 di Peking. Anak sulung yang bekerja dikota menjemput kedua orangtuanya untuk tinggal bersama dikota tetapi kedua orang tua tersebut tidak biasa tinggal dikota akhirnya pindah kembali ke desa, sekali ini orangtua tersebut hendak menjenguk putra bungsunya di Peking. Anak sulungnya tidak tega orangtua tersebut naik mobil megitu jauh, sehingga membeli tiket pesawat dan menawarkan menemani bapaknya bersama – sama ke Peking, tetapi ditolak olehnya karena dianggap terlalu boros dan tiket pesawat sangat mahal dia bersikeras dapat pergi sendiri. Akhirnya dengan terpaksa disetujui dengan anaknya.

Dengan merangkul sekarung penuh ubi kering yang disukai oleh anak bungsunya, ketika melewati pemeriksaan keamanan dibandara, dia disuruh menitipkan karung tersebut ditempat bagasi tetapi dia bersikeras membawa sendiri, katanya jika ditaruh ditempat bagasi ubi tersebut akan hancur dan anaknya tidak suka makan ubi yang sudah hancur, akhirnya kami membujuknya meletakkan karung tersebut diatas bagasi tempat duduk, akhirnya dia bersedia dengan hati – hati dia meletakkan karung tersebut.

Saat dalam penerbangan kami terus menambah minuman untuknya, dia selalu membalas dengan ucapan terima kasih yang tulus, tetapi dia tetap tidak mau makan, meskipun kami mengetahui sesungguhnya dia sudah sangat lapar, saat pesawat hendak mendarat dengan suara kecil dia menanyakan saya apakah ada kantongan kecil ? dan meminta saya meletakkan makanannya dikantong tersebut. Dia mengatakan bahwa dia belum pernah melihat makanan yang begitu enak, dia ingin membawa makanan tersebut untuk anaknya, kami semua sangat kaget.

Menurut kami yang setiap hari melihat makanan yang begitu biasa dimata seorang desa menjadi begitu berharga. Dengan menahan lapar disisihkan makanan tersebut demi anaknya, dengan terharu kami mengumpulkan makanan yang masih tersisa yang belum kami bagikan kepada penumpang ditaruh didalam suatu kantongan yang akan kami berikan kepada kakek tersebut, tetapi diluar dugaan dia menolak pemberian kami, dia hanya menghendaki bagian dia yang belum dimakan tidak menghendaki yang bukan miliknya sendiri , perbuatan yang tulus tersebut benar – benar membuat saya terharu dan menjadi pelajaran berharga bagi saya.

Sebenarnya kami menganggap semua hal sudah berlalu, tetapi siapa menduga pada saat semua penumpang sudah turun dari pesawat, dia yang terakhir berada di pesawat. Kami membantunya keluar dari pintu pesawat, sebelum keluar dia melakukan sesuatu hal yang sangat tidak bisa saya lupakan seumur hidup saya, yaitu dia berlutut menyembah kami, mengucap terima kasih bertubi – tubi, dia mengatakan bahwa kami semua adalah orang yang paling baik yang dijumpai, kami didesa hanya makan sehari sekali dan tidak pernah meminum air yang begitu manis dan makanan yang begitu enak. Hari ini kalian tidak memandang hina terhadap saya dan meladeni saya dengan sangat baik, saya tidak tau bagaimana mengucap terima kasih kepada kalian.

Semoga tuhan membalas kebaikan kalian, dengan menyembah dan menangis dia mengucapkan perkataannya. Kami semua dengan terharu memapahnya dan menyuruh seorang anggota yang bekerja dilapangan membantunya keluar dari lapangan terbang.

Selama 5 tahun bekerja sebagai pramugari, beragam – beragam penumpang saya sudah jumpai, yang banyak tingkah, yang cerewet dan lain – lain, tetapi belum pernah menjumpai orang yang menyembah kami, kami hanya menjalankan tugas kami dengan rutin dan tidak ada keistimewaan yang kami berikan, hanya menyajikan minuman dan makanan, tetapi kakek tua yang berumur 70 tahun tersebut sampai menyembah kami mengucapkan terima kasih, sambil merangkul karung tua yang berisi ubi kering dan menahan lapar menyisihkan makanannya untuk anak tercinta, dan tidak bersedia menerima makanan yang bukan bagiannya, perbuatan tersebut membuat saya sangat terharu dan menjadi pengalaman yang sangat berharga buat saya.



Janganlah kalian memandang orang dari penampilan luar, tetapi harus tetap menghargai setiap orang dan mensyukuri apa yang kita dapat..

Copas dari sebuah grup, tapi lupa :'(