tag:blogger.com,1999:blog-63907001246685459842024-02-08T09:57:41.109-08:00alfredo di stefanoalfredo di stefanohttp://www.blogger.com/profile/17984209620338183444noreply@blogger.comBlogger97125tag:blogger.com,1999:blog-6390700124668545984.post-30163976508066338852014-05-19T05:52:00.001-07:002014-05-19T05:52:21.981-07:00Teruntukmu adik-adikku yang lulus UN.. :)<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Besok pagi 20 Mei 2014, bertepatan dengan peringatan Hari Kebangkitan
Nasional yang ke-106, adik-adikku SMA di seluruh penjuru Indonesia akan
menerima pengumuman kelulusan UN yang sejatinya akan dilaksanakan serentak di
sekolah masing-masing. Harap-harap cemas, perasaan deg-degan tak ketulungan,
biasa aja, atau malah acuh tak acuh, adalah beragam perasaan yang mungkin malam
ini adik-adik rasakan. </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Tenang saja, perasaan itu wajar, justeru itulah
merupakan penanda bahwa teman-teman bekerja jujur ketika UN berlangsung.
Bandingkan perasaan yang lebih tidak karuan yang dirasakan oleh teman-teman
kalian yang mengerjakan UN menggunakan kunci yang pastinya salah karena entah
dibeli dari pedagang loak di pinggir kali, atau mungkin teman kalian yang
mencontek teman sampingnya, padahal sudah jelas kode soal mereka berbeda jauh
adanya, ckckck..<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: 18.0pt; line-height: 115%;"> “UN hanyalah
bagian kecil dari proses belajar ! Tak perlu dikhawatirkan teman…”<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: 18.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Seperti quote
diatas, memang benar adanya. UN hanyalah bagian kecil dari proses belajar
teman-teman.. UN hanyalah sebuah ujian yang dibuat oleh pemerintah untuk
dijadikan sebagai patokan pemerataan pendidikan di Indonesia. Memang, sistem UN
ini hingga hari ini masih menimbulkan kontroversi dan masih juga bukan solusi
yang terbaik sebagai sistem pendidikan di Negara yang begitu besar, begitu
berkembang ini. Namun, kali ini kita tidak akan membahas tentang polemik UN itu
sendiri. Sudah banyak yang membahasnya. Hari ini kita akan membahas hakikat
belajar dan kelulusan.. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
UN tidaklah
semengerikan ujian yang memutuskan hidup dan mati kamu teman, sukses atau
gagalnya kamu di masa depan, atau ganteng/cantik dan tidaknya kamu. Sungguh
bukan. Bagi setiap insan, UN adalah bagian kecil dari proses belajar yang bagi
teman-teman sekarang prosesnya disebut sekolah. Seperti kata orang bijak,
proses belajar tidak hanya dikecap dari sekolah saja, bisa dari lingkungan
rumah, masyarakat, Negara, atau bahkan dari teman-teman terdekat. Dan pada
hakikatnya, justeru belajar di kehidupan nyata adalah proses belajar yang
sesungguhnya. Banyak orang di luar sana yang nilai UN nya biasa-biasa saja juga
akhirnya menjadi pimpinan perusahaan. Ada juga, yang nilai UN nya baik, tidak
lantas menjadi orang terbaik di negeri ini. Tidak ada korelasinya antara UN
dengan kesuksesan di masa datang. Jadi, tidak perlu kau risaukan hasil UN besok,
asalkan kau kerjakan dengan jujur kawan …<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
UN adalah gerbang
ke pintu kelulusan. Dan kelulusan adalah akhir dari sebuah permulaan. Ya, akhir
dari sebuah permulaan belajar berseragam. Selanjutnya, teman-teman akan bertemu
dengan dunia perkuliahan, dunia yang semua kepentingan, semua pemikiran, semua
keinginan bercampur aduk menjadi satu rasa yang perlu sekali disaring dengan
cekatan. Ya, mereka bilang “This is the end of the beginning..”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Oleh karenanya,
jangan terlalu bereuforia dalam merayakan hasil pengumuman UN besok pagi teman.
Kalian memang berhak merayakan keberhasilan dan kelulusan yang sudah kalian
perjuangkan. Tapi tolong, dengarkan titipan pesan dari kakak-kakakmu ini teman,
sebuah pesan yang sungguh tulus berasal dari dalam nurani kedamaian..<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><b>1.<span style="font-size: 7pt;">
</span><!--[endif]-->Rayakan kelulusan kalian dengan sewajarnya.
Jangan berlebihan !</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<b><br /></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
Kau tahu teman, ada 7811 teman-teman kalian di luar sana
yang tidak dapat tersenyum bahagia dikarenakan hasil UN mereka tidak
secemerlang hasil UN kalian, mereka dinyatakan tidak lulus. Tegakah kamu berbahagia
di atas penderitaan teman-teman kalian ?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><b>2.<span style="font-size: 7pt;">
</span><!--[endif]-->JANGAN CORAT-CORET BAJU SMA KALIAN !!!</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<b><br /></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
Baju kalian masih dapat digunakan oleh saudara-saudara kita
yang bahkan untuk membeli seragam pun tak mampu. Sumbangkanlah baju-baju kalian
kepada saudara, tetangga yang membutuhkan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
Jangan beralasan baju tersebut sebagai kenang-kenangan
indah SMA !<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
Kenangan indah SMA itu ada di hati, bukan di baju. Paham ?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><b>3.<span style="font-size: 7pt;">
</span><!--[endif]-->JANGAN KONVOI NORAK ALA KAMPANYE ALAY PARTAI
POLITIK DI JALANAN !</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<b><br /></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
Hei hei heiiiii… Kalian ini anak remaja generasi muda
harapan bangsa teman. Sudah jelas kecerdasan kalian diharapkan untuk masa depan
Negara. Jangan bertindak norak dan konyol dengan cara konvoi motor
digeber-geber ga jelas di jalanan. GA ADA GUNANYA ! Terus kenapa kalau udah
konvoi gitu ? Bangga ? Sungguh, masyarakat ga butuh gebar-geber motor kalian !
Dengan konvoi, justeru mereka terganggu kenyamanan dan merasakan kebisingan.
Apalagi nanti di jalan ketemu rombongan SMA lain, terus ejek-ejekan dan
berakhir tawuran. Ckckck, mau kayak gitu? HINA BANGET COY ! Cupuuu… Paham ?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><b>4.<span style="font-size: 7pt;">
</span><!--[endif]-->Ingat sebelum UN ! Betapa dekatnya kalian kepada
Tuhan.. Masa’ iya orang yang deket sama
Tuhan tiba-tiba berubah haluan ?</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<b><br /></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
Masih ingat kan sebelum UN betapa rajinnya kalian belajar ?
Betapa seriusnya kalian mengerjakan soal latihan, dan BETAPA SERINGNYA KALIAN BERDOA
memohon kepada Tuhan agar diberikan kelulusan ? Iya kan ? Yang muslim, yang
biasanya solat 5 waktu bolong menjadi rajin. Yang biasanya jam istirahat
mencocol jajanan kantin, tiba-tiba jadi rajin solat dhuha. Yang biasanya
ngebela-belain nonton bola, berganti kebiasaan jadi solat malam biar dekat sama
Allah. Masa’ iya kebiasaan sebagus itu setelah UN jadi hilang ? Sayang dong
kawan..<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><b>5.<span style="font-size: 7pt;">
</span><!--[endif]-->Bersyukurlah atas kelulusan dengan cara yang anggun
dan menawan</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<b><br /></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
Apa saja cara kalian untuk merayakan kelulusan, pun sebenarnya
banyak yang bisa dilakukan. Bisa dengan berbagi sembako untuk orang kurang
mampu, menghibur dan menyumbang di panti asuhan, berbagi nasi bungkus kepada
tukang becak, tukang sampah dan lainnya. Cara itu lebih anggun dan menawan
bukan ?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><b>6.<span style="font-size: 7pt;">
</span><!--[endif]-->Berterimakasihlah kepada orangtua, adik-kakak,
guru, tentor les, dan teman-teman kalian..</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<b><br /></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .25in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
Banyak banget kan yang sudah dilakukan orang-orang di atas
? Nah, jangan lupa berterimakasih sebesar-besarnya kepada mereka yang sudah
membantu kamu sejauh ini. Ingat, mungkin tanpa mereka kamu tidak akan sesukses
sekarang dalam memperoleh kelulusan. Sungguh, orang-orang di atas sangat layak
untuk kamu masukkan dalam list doa-doa kamu tiap hari kawan..<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Nah, inilah pesan
dari kakak-kakakmu wahai adik-adikku di seluruh penjuru Indonesia kawan. Semoga
tidak hanya kau lewatkan begitu saja, semoga kau baca, kau bagikan, dan kau
lakukan bersama teman-teman. Sungguh, jalan kalian masih panjang. Jangan nodai
dengan hal-hal sia-sia yang sesungguhnya sangat tidak perlu kalian lakukan..<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<b> Selamat datang di
dunia baru kawan… </b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br />
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0in; text-align: right;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><i>5<sup>th</sup> note, on May 19<sup>th</sup> 2014<o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0in; text-align: right;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><i><span style="color: #333333; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Meja belajar kehidupan</span>, 18.38-19.28
WIB<o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; line-height: 115%;"><i>Bersama ritme metronom entah punya siapa kawan</i></span></div>
</div>
alfredo di stefanohttp://www.blogger.com/profile/17984209620338183444noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6390700124668545984.post-29237904635573730432013-12-31T04:06:00.003-08:002013-12-31T04:06:36.698-08:00Lebih baik cerah, atau malah hujan deraskah ?<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Tiga puluh satu desember pertanda akhir bulan ini<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Selalu dinanti para penjual terompet dan kembang api<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Gara-gara Julius Caesar, dari dulu hingga menjadi tradisi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Tapi justru muncul pertanyaan begini<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Cerah atau hujankah yang lebih baik terjadi nanti..<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Saat cerah, semua berkumpul di tempat yang jauh dari sepi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Melihat pertunjukan hura-hura yang dibungkus pentas seni<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Larut dalam kegembiraan semu, tiup suara toet-toet mengusir sunyi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Ini baru potret dari satu sisi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Coba tengok gaya anak muda yang satu ini<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Berkumpul dengan pacar, berpasang-pasang menuju tempat privasi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Bisa di puncak gunung, atau malah bibir pantai yang tersembunyi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Bersama teriakkan janji gombal jijik mencintai<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Bercumbu, memeluk, katanya untuk bukti cinta sejati<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Esok hari kondisi ditemukan sungguh sangat tak berarti<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Botol minuman keras, belasan puntung rokok, bahkan “helm pengaman”
berada di sisi kiri<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Baru sadar bahwa tadi malam melakukan hal hina, layaknya sepasang babi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Menyesal, karena menjadi pihak yang tersakiti<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Menanggung malu, seumur hidup hingga mati<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Lalu, cerah atau hujankah yang lebih baik terjadi nanti..<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Saat hujan, justru menyenangkan kumpul bersama mami papi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Atau sama teman-teman permainan membahas kejadian lucu karena teman
dibully<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Tak perlu membuang duit beli terompet, yang hanya ditiup satu hari<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Tak perlu membakar duit, hanya sekedar untuk melihat percikan kembang
api<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Kalau mau, datanglah saja ke tukang sate untuk melihat bara api
membakar penuh wangi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Justru, gunakan malam ini untuk instropeksi diri<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Apakah yang sudah dilakukan selama 1 tahun yang terlalui<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Adakah baik, atau hanya sia-sia lenyap hilang terhembus angin tanpa
arti<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Lalu, pikirkan untuk kejadian 1 tahun nanti<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Sudahkah ada rencana dan mimpi-mimpi untuk menginspirasi ?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Semoga kamu mengerti, dan langsung bergerak lagi..<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Lalu, cerah atau hujankah yang lebih baik terjadi nanti..<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
:)</div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: right;">
<br /></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: right;">
<br /></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: right;">
<br /></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: right;">
20<sup>th</sup> note, on December 31<sup>st</sup> 2013<o:p></o:p></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: right;">
<span style="color: #333333; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Meja belajar lagi dan lagi</span>,
18.34-19.00 WIB<o:p></o:p></div>
<br />
<div align="right" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: right;">
Mendengar rintikan hujan, diiringi bisingnya terompet dan
kembang api<o:p></o:p></div>
alfredo di stefanohttp://www.blogger.com/profile/17984209620338183444noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6390700124668545984.post-71539752725855928342013-11-24T16:01:00.004-08:002013-11-24T16:01:33.669-08:00Moga Guru disayang Allah.. :)<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;">
<span style="text-align: justify;">Marahmu adalah bentuk kasih sayang indahmu</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Di saat aku tak belajar, mengabaikan segala tugas rumahmu, meremehkan
latihan soalmu<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Seharusnya aku segera tahu<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Bahwa hal itu kau lakukan untuk terus mendisiplinkan perilaku<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Senyummu adalah bentuk perhatian indahmu<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Di saat aku tak bersemangat, tergugu karena perasaan galau, karena masalah
seujung kuku<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Seharusnya aku cepat tahu<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Bahwa hal itu kau lakukan untuk terus menghebatkan dan menghilangkan
ragu dalam kalbu<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Pertanyaan apa kabarmu adalah caramu untuk terus memantau<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Malah aku hanya menjawab pendek “baik” “buruk” tanpa sedikitpun rasa
simpatiku padamu<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Seharusnya aku segera tahu<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Bahwa hal itu kau lakukan untuk memastikan bahwa aku tak sedikitpun
kehilangan rasa bahagiaku<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Seharusnya aku sadar dari dulu,<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Bahwa marahmu, senyummu, pertanyaan-pertanyaanmu itu memang tulus dari
dalam hatimu<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Seharusnya aku sadar dari dulu,<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Bahwa kamu selalu menyiapkan yang terbaik untukku, demi cerahnya masa
depanku<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Seharusnya aku sadar dari dulu,<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Bahwa kamu tak sekedar menjadi pahlawan tanpa tanda jasa bagiku, tapi
kamu adalah pahlawan yang jasanya tak terkira untukku<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Seharusnya aku sadar dari dulu,<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Bahwa kamu adalah orangtua keduaku yang begitu tulus menyayangiku,
agar kelak aku mampu berguna untuk negeriku, untuk agamaku<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Maka, kini sebelum semua berlalu..<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Izinkan aku berdoa tulus kepada Tuhanku untuk mendoakan kamu<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Meski doaku tak sehebat doa indah darimu, meski doaku tak sebanyak doa
tulusmu<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Semoga kamu wahai guru hebatku<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Diberikan catatan amal kebaikan yang begitu tebal, setebal lapisan
langit digabung satu sampai tujuh<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Diberikan rumah terbaik di surga, dengan sungai mengalir indah seperti
kolam susu<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Diberikan kesehatan yang barokah, yang membiarkanmu untuk terus
berbagi ilmu<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Diberikan rejeki yang melimpah, sederas air terjun yang jatuh
menunjami batu<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Moga guru disayang Allah..<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Selamat Hari Guru, orang tua hebat keduaku… <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
:)</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: right;">
19<sup>th</sup> note, on November 25<sup>th</sup> 2013<o:p></o:p></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: right;">
<span style="color: #333333; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Meja belajar menuntut ilmu</span>,
06.06-06.35 WIB<o:p></o:p></div>
<br />
<div align="right" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: right;">
Mengingat jasa indah para pahlawan yang jasanya tak terkira
untukku<o:p></o:p></div>
alfredo di stefanohttp://www.blogger.com/profile/17984209620338183444noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6390700124668545984.post-81451419247731641082013-10-28T21:30:00.001-07:002013-10-28T21:39:38.959-07:00Tidak sekedar bermimpi, tetapi juga menginspirasi..<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> <i>“Ada 2 hal di dunia ini yang ketika dibagi
atau diberikan kepada orang lain, maka dia tidak akan berkurang, justeru akan
bertambah berkali lipat, 2 hal tersebut adalah Harta dan Ilmu..”<o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><i><br /></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> Pepatah
inilah yang melecut dan memicu saya untuk membuktikan hal tersebut. Secara
logika ketika kita memiliki sesuatu dan kita membaginya atau memberikannya
orang lain, maka seharusnya dia berkurang. Tetapi hal ini tidak berlaku untuk
harta dan ilmu. Nah, saya pun tertantang untuk membuktikannya. Namun karena
saya masih mahasiswa yang notabene harta terbesarnya adalah masih berupa
idealisme, maka saya pun akan berbagi dengan ilmu yang saya miliki.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> Ilmu yang
dapat saya bagikan adalah ilmu berbagi semangat untuk mengejar mimpi. Saya dan
teman-teman membentuk komunitas non-profit yang kami sebut dengan nama Tim
Teratai. Bersama Tim Teratai, kami memiliki satu visi yaitu “membaikkan
Indonesia dengan prestasi dan dengan moral berbudi dan peduli”. Ini adalah
gerakan yang membutuhkan “nafas panjang”.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> Terinspirasi
oleh Danang A. Prabowo “Sang Pembuat Jejak”, saya pun menuliskan mimpi-mimpi
saya dalam kertas dan menempalkannya di dinding kamar saya. Saya percaya dengan
menuliskan mimpi-mimpi tersebut, berusaha keras mengejarnya, berbuat baik untuk
orang lain, dan terus berdoa kepada Allah, maka mimpi-mimpi tersebut akan dapat
tercapai. Hingga hari ini, satu persatu mimpi-mimpi tersebut dapat terwujud
lebih cepat dan jauh lebih indah dibanding yang saya bayangkan. Hingga hari
ini, dari 50 mimpi saya di 2013, sudah 37 mimpi telah terwujud. Dan kini
tinggal berharap dan berusaha agar 13 mimpi segera menyusul untuk diizinkan oleh
Allah SWT agar dapat tercapai.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> Pengalaman
dari terwujudnya mimpi-mimpi besar inilah yang menjadi pemicu dan <i>passion</i> saya untuk berbagi semangat. Di
beberapa sekolah, baik SD, SMP, SMA yang pernah saya kunjungi, saya selalu
menularkan semangat untuk bermimpi dan mengejarnya. Saya berikan dengan metode
presentasi untuk menggali dan “mengompori” teman-teman agar mampu berimajinasi
luas untuk bermimpi dan mewujudkannya. Seusai presentasi, saya selalu mengajak
teman-teman untuk menuliskan mimpi-mimpi yang akan dicapai dalam beberapa tahun
yang akan datang. Setelah itu, saya mengajak teman-teman tersebut untuk menutup
mata selama 2 menit dan mencoba membayangkan seandainya mimpi-mimpi tersebut
tercapai. Sungguh kebahagiaan akan datang melingkupi seandainya mimpi tersebut
terpenuhi. Dan saya tutup dengan mengajak teman-teman untuk berikrar dan
berteriak lantang mengucapkan mimpi-mimpinya agar kepercayaan diri untuk
mewujudkan mimpi-mimpi tersebut datang dan mengakar kuat di hati dan pikiran
mereka. Saya selalu merinding setiap kali mendengarkan ikrar dari teman-teman
peserta.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> Ada sebuah
pengalaman menarik ketika saya sedang berbagi semangat ini. Saya bermimpi agar
di 2013 ini saya mendapatkan kesempatan untuk mempresentasikan karya tulis
ilmiah saya di luar negeri. Dan sungguh, beberapa menit seusai saya berbagi
semangat, mimpi tersebut terwujud dengan datangnya email dari panitia penyelenggara
dari seberang samudera. Sungguh, langsung terucap hamdalah
dan kalimat, “Maka nikmat Allah manakah yang kamu dustakan ?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> Ternyata
pepatah di awal tulisan ini memang benar adanya, ketika saya berbagi ilmu yang saya miliki,
maka Allah pun menambahkan ilmu-ilmu lain dan kenikmatan yang begitu indah di
luar dugaan kita. Percayalah ! </span><span style="font-family: Wingdings; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-symbol-font-family: Wingdings;">J</span><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Wingdings; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-symbol-font-family: Wingdings;"><br /></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> <i>“Mungkin kita dilahirkan tidak sekedar untuk
berprestasi, tetapi juga untuk menginspirasi… Berkilaulah ! ”</i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><i><br /></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><i><br /></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><i><br /></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18px;">Yogyakarta, 29 Oktober 2013</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18px;">-Alfredo Di Stefano-</span></div>
alfredo di stefanohttp://www.blogger.com/profile/17984209620338183444noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6390700124668545984.post-39594889805275668522013-08-13T23:28:00.001-07:002013-08-13T23:30:02.033-07:00Doaku pada-Mu menyambut nikmat-Mu…<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
Ya Allah Ya Tuhan Kami..</div>
<div style="text-align: justify;">
Izinkanlah kami menjadi pribadi sekaya Nabi Sulaiman,</div>
<div style="text-align: justify;">
Yang kekayaannya mencakup seluruh makhluk di dunia</div>
<div style="text-align: justify;">
Yang bahkan iblis dan angin pun tunduk padanya…</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ya Allah Ya Tuhan Kami..</div>
<div style="text-align: justify;">
Izinkanlah kami menjadi pribadi seelok Nabi Yusuf,</div>
<div style="text-align: justify;">
Yang keelokannya sanggup melenakan semua wanita</div>
<div style="text-align: justify;">
Yang bahkan tidak sadar mengiris tangan ketika menatap keelokannya..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ya Allah Ya Tuhan Kami..</div>
<div style="text-align: justify;">
Izinkanlah kami menjadi pribadi sesabar Nabi Ayub,</div>
<div style="text-align: justify;">
Yang kesabarannya sungguh meluruhkan penyakitnya</div>
<div style="text-align: justify;">
Meskipun semua orang terdekat meninggalkannya, termasuk pula istrinya..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ya Allah Ya Tuhan Kami..</div>
<div style="text-align: justify;">
Izinkanlah kami menjadi pribadi segigih Nabi Nuh,</div>
<div style="text-align: justify;">
Yang kegigihannya berdakwah hampir 100 dasawarsa</div>
<div style="text-align: justify;">
Meskipun anak kesayangannya pun tak masuk dalam umatnya..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jikalau tidak Kau izinkan permohonan kami,</div>
<div style="text-align: justify;">
Maka jadikanlah kami makhluk yang tahu diri</div>
<div style="text-align: justify;">
Lihai berucap syukur atas nikmat-Mu setiap hari</div>
<div style="text-align: justify;">
Dan selalu tersenyum menyambut ujian memperbaiki diri..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Karena kami tahu..</div>
<div style="text-align: justify;">
Bahwa sejatinya nikmat dan cobaan dari-Mu,</div>
<div style="text-align: justify;">
Menjadikan kami pribadi yang terus baru</div>
<div style="text-align: justify;">
Lebih maju dari makhluk terdahulu..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Karena cintamu, Wahai Tuhanku yang Maha Tahu… </div>
<div style="text-align: justify;">
:)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
4th note, on August 13th 2013</div>
<div style="text-align: right;">
Di Atas Awan Langit Indonesia, 13.22-13.40 WIB</div>
<div style="text-align: right;">
Violinist of White Horse</div>
</div>
alfredo di stefanohttp://www.blogger.com/profile/17984209620338183444noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6390700124668545984.post-59030701643748133282013-06-29T23:25:00.001-07:002013-06-29T23:25:24.243-07:00Jilbab itu cantik ya... :)<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">1. sy
nggak mau kerudungan! kerudungan itu kuno | "lha, itu orang2 yang pake
baju buka-bukaan kayak zaman flinstones, lebih kuno lagi"</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">2. tapi
kan itu kan hal kecil, kenapa kerudungan harus dipermasalahin?! | "yang
besar2 itu semua awalnya kecil yg diremehkan"</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">3. yang
penting kan hatinya baik, bukan lihat dari kerudungnya, fisiknya! | "trus
ngapain salonan tiap minggu? make-upan? itu kan fisik?"</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">4.
kerudungan belum tentu baik | "betul, yang kerudungan aja belum tentu
baik, apalagi yang...(isi sendiri)"</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">5. sy
kemarin liat ada yg kerudungan nyuri! | "so what? yg nggak kerudungan juga
banyak yang nyuri, gak korelasi kali"</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">6. artinya
lebih baik kerudungin hati dulu, buat hati baik! | "yup, ciri hati yg baik
adl kerudungin kepala dan tutup aurat"</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">7. kalo
kerudungan masih maksiat gimana? dosa kan? | "kalo nggak kerudungan dan
maksiat dosanya malah 2"</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">8.
kerudungan itu buat aku nggak bebas! | "oh, berarti lipstick, sanggul, dan
ke salon itu membebaskan ya?"</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">9. aku
nggak mau dibilang fanatik dan ekstrimis! | "nah, sekarang kau sudah
fanatik pada sekuler dan ekstrim dalam membantah Allah"</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">10. kalo
aku pake kerudung, nggak ada yang mau sama aku!? | "banyak yang kerudungan
dan mereka nikah kok"<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">11. kalo calon
suamiku gak suka gimana? | "berarti dia tak layak, bila didepanmu dia tak
taat Allah, siapa menjamin dibelakangmu dia jujur?"</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">12. susah
cari kerja kalo pake kerudung! | "lalu membantah perintah Allah demi
kerja? emang yang kasi rizki siapa sih? bos atau Allah?"</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">13. ngapa
sih agama cuma diliat dari kerudung dan jilbab? | "sama aja kayak
sekulerisme melihat wanita hanya dari paras dan lekuk tubuh"</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">14. aku
nggak mau diperbudak pakaian arab! | "ini simbol ketaatan pada Allah,
justru orang arab dulu gak pake kerudung dan jilbab"</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">15.
kerudung jilbab cuma akal2an lelaki menindas wanita | "perasaan yg adain
miss universe laki2 deh, yg larang jilbab di prancis jg laki2"</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">16. aku
nggak mau dikendalikan orang ttg apa yg harus aku pake! | "sayangnya sudah
begitu, tv, majalah, sinetron, kendalikan fashionmu"</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">17.
kerudung kan bikin panas, pusing, ketombean | "jutaan orang pake kerudung,
nggak ada keluhan begitu, mitos aja"</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">18. apa
nanti kata orang kalo aku pake jilbab?! | "katanya tadi jadi diri sendiri,
nggak peduli kata orang laen..."</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">19.
kerudung dan jilbab kan nggak gaul?! | "lha mbak ini mau gaul atau mau
menaati Allah?"<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">20. aku
belum pengalaman pake jilbab! | "pake jilbab itu kayak nikah, pengalaman
tidak diperlukan, keyakinan akan nyusul"</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">21. aku
belum siap pake kerudung | "kematian juga nggak akan tanya kamu siap atau
belum..."</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">22. mamaku
bilang jangan terlalu fanatik! | "bilang ke mama dengan lembut, bahwa
cintamu padanya dengan menaati Allah penciptanya"</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">23. aku
kan gak bebas kemana-mana, gak bisa nongkrong, clubbing, gosip, kan malu sama
baju! | "bukankah itu perubahan baik?"</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">24. itu
kan nggak wajib dalam Islam!? | "kalo nggak wajib, ngapain Rasul
perintahin semua wanita Muslim nutup aurat?"</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">25. kasi
aku waktu supaya aku yakin kerudungan dulu | "yakin itu akan diberikan
Allah kalo kita sudah mau mendekat, yakin deh"</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">(ust.
Felix siauw)</span></div>
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
alfredo di stefanohttp://www.blogger.com/profile/17984209620338183444noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6390700124668545984.post-80052545911086422312013-06-29T23:21:00.000-07:002013-06-29T23:21:02.194-07:00Kisah mengharukan : Pramugari dan Kakek... :)Saya adalah seorang pramugari biasa dari china Airline. Karena bergabung dengan perusahaan penerbangan hanya beberapa tahun dan tidak mempunyai pengalaman yang mengesankan, setiap harinya hanya melayani penumpang dan melakukan pekerjaan yang monoton.<br />
<br />
Pada tanggal 17 juni yang lalu saya menjumpai suatu pengalaman yang membuat perubahan pandangan saya terhadap pekerjaan maupun hidup saya. Hari ini jadwal perjalanan kami adalah dari shanghai menuju peking, penumpang sangat penuh pada hari ini.<br />
<br />
Diantara penumpang saya melihat seorang kakek dari desa, merangkul sebuah karung tua, dan terlihat jelas sekali gaya desanya. Pada saat itu saya yang berdiri dipintu pesawat menyambut penumpang. Kesan pertama dari pikiran saya ialah zaman sekarang sungguh sudah maju, seorang dari desa sudah mempunyai uang untuk naik pesawat.<br />
<br />
Ketika pesawat sudah terbang, kami mulai menyajikan minum, ketika melewati baris 20, saya melihat kembali kakek tua tersebut, dia duduk dengan tegak dan kaku ditempat duduknya dengan memangku karung tua bagaikan patung.<br />
Kami menanyakan mau minum apa, dengan terkejut dia melambaikan tangan menolak, kami hendak membantunya meletakkan karung tua di atas bagasi tempat duduk juga ditolak olehnya, lalu kami membiarkan duduk dengan tenang, menjelang pembagian makanan kami melihat dia duduk dengan tegang ditempat duduknya, kami menawarkan makanan juga ditolak olehnya.<br />
<br />
Akhirnya kepala pramugari dengan akrab bertanya kepadanya apakah dia sakit, dengan suara kecil dia menjawab bahwa dia hendak ketoilet tetapi dia takut apakah dipesawat boleh bergerak sembarang, takut merusak barang didalam pesawat.<br />
<br />
Kami menjelaskan kepadanya bahwa dia boleh bergerak sesuka hatinya dan menyuruh seorang pramugara mengantar dia ketoilet, pada saat menyajikan minum yang ke dua kali, kami melihat dia melirik kepenumpang sebelahnya dan menelan ludah, dengan tidak menanyakannya kami meletakkan segelas minuman teh dimeja dia. Ternyata gerakan kami mengejutkannya, dengan terkejut dia mengatakan tidak usah, tidak usah, kami mengatakan engkau sudah haus minumlah, pada saat ini dengan spontan dari sakunya dikeluarkan segenggam uang logam yang disodorkan kepada kami, kami menjelaskan kepadanya minumannya gratis, dia tidak percaya, katanya saat dia dalam perjalanan menuju bandara, merasa haus dan meminta air kepada penjual makanan dipinggir jalan dia tidak diladeni malah diusir.<br />
<br />
Pada saat itu kami mengetahui demi menghemat biaya perjalanan dari desa dia berjalan kaki sampai mendekati bandara baru naik mobil, karena uang yang dibawa sangat sedikit, hanya dapat meminta minuman kepada penjual makanan dipinggir jalan itupun kebanyakan ditolak dan dianggap sebagai pengemis.<br />
<br />
Saat kami membujuk dia terakhir dia percaya dan duduk dengan tenang meminum secangkir teh, kami menawarkan makanan tetapi ditolak olehnya. Dia menceritakan bahwa dia mempunyai dua orang putra yang sangat baik, putra sulung sudah bekerja dikota dan yang bungsu sedang kuliah ditingkat 3 di Peking. Anak sulung yang bekerja dikota menjemput kedua orangtuanya untuk tinggal bersama dikota tetapi kedua orang tua tersebut tidak biasa tinggal dikota akhirnya pindah kembali ke desa, sekali ini orangtua tersebut hendak menjenguk putra bungsunya di Peking. Anak sulungnya tidak tega orangtua tersebut naik mobil megitu jauh, sehingga membeli tiket pesawat dan menawarkan menemani bapaknya bersama – sama ke Peking, tetapi ditolak olehnya karena dianggap terlalu boros dan tiket pesawat sangat mahal dia bersikeras dapat pergi sendiri. Akhirnya dengan terpaksa disetujui dengan anaknya.<br />
<br />
Dengan merangkul sekarung penuh ubi kering yang disukai oleh anak bungsunya, ketika melewati pemeriksaan keamanan dibandara, dia disuruh menitipkan karung tersebut ditempat bagasi tetapi dia bersikeras membawa sendiri, katanya jika ditaruh ditempat bagasi ubi tersebut akan hancur dan anaknya tidak suka makan ubi yang sudah hancur, akhirnya kami membujuknya meletakkan karung tersebut diatas bagasi tempat duduk, akhirnya dia bersedia dengan hati – hati dia meletakkan karung tersebut.<br />
<br />
Saat dalam penerbangan kami terus menambah minuman untuknya, dia selalu membalas dengan ucapan terima kasih yang tulus, tetapi dia tetap tidak mau makan, meskipun kami mengetahui sesungguhnya dia sudah sangat lapar, saat pesawat hendak mendarat dengan suara kecil dia menanyakan saya apakah ada kantongan kecil ? dan meminta saya meletakkan makanannya dikantong tersebut. Dia mengatakan bahwa dia belum pernah melihat makanan yang begitu enak, dia ingin membawa makanan tersebut untuk anaknya, kami semua sangat kaget.<br />
<br />
Menurut kami yang setiap hari melihat makanan yang begitu biasa dimata seorang desa menjadi begitu berharga. Dengan menahan lapar disisihkan makanan tersebut demi anaknya, dengan terharu kami mengumpulkan makanan yang masih tersisa yang belum kami bagikan kepada penumpang ditaruh didalam suatu kantongan yang akan kami berikan kepada kakek tersebut, tetapi diluar dugaan dia menolak pemberian kami, dia hanya menghendaki bagian dia yang belum dimakan tidak menghendaki yang bukan miliknya sendiri , perbuatan yang tulus tersebut benar – benar membuat saya terharu dan menjadi pelajaran berharga bagi saya.<br />
<br />
Sebenarnya kami menganggap semua hal sudah berlalu, tetapi siapa menduga pada saat semua penumpang sudah turun dari pesawat, dia yang terakhir berada di pesawat. Kami membantunya keluar dari pintu pesawat, sebelum keluar dia melakukan sesuatu hal yang sangat tidak bisa saya lupakan seumur hidup saya, yaitu dia berlutut menyembah kami, mengucap terima kasih bertubi – tubi, dia mengatakan bahwa kami semua adalah orang yang paling baik yang dijumpai, kami didesa hanya makan sehari sekali dan tidak pernah meminum air yang begitu manis dan makanan yang begitu enak. Hari ini kalian tidak memandang hina terhadap saya dan meladeni saya dengan sangat baik, saya tidak tau bagaimana mengucap terima kasih kepada kalian.<br />
<br />
Semoga tuhan membalas kebaikan kalian, dengan menyembah dan menangis dia mengucapkan perkataannya. Kami semua dengan terharu memapahnya dan menyuruh seorang anggota yang bekerja dilapangan membantunya keluar dari lapangan terbang.<br />
<br />
Selama 5 tahun bekerja sebagai pramugari, beragam – beragam penumpang saya sudah jumpai, yang banyak tingkah, yang cerewet dan lain – lain, tetapi belum pernah menjumpai orang yang menyembah kami, kami hanya menjalankan tugas kami dengan rutin dan tidak ada keistimewaan yang kami berikan, hanya menyajikan minuman dan makanan, tetapi kakek tua yang berumur 70 tahun tersebut sampai menyembah kami mengucapkan terima kasih, sambil merangkul karung tua yang berisi ubi kering dan menahan lapar menyisihkan makanannya untuk anak tercinta, dan tidak bersedia menerima makanan yang bukan bagiannya, perbuatan tersebut membuat saya sangat terharu dan menjadi pengalaman yang sangat berharga buat saya.<br />
<br />
<br />
<br />
<u><b>Janganlah kalian memandang orang dari penampilan luar, tetapi harus tetap menghargai setiap orang dan mensyukuri apa yang kita dapat..</b></u><br />
<br />
Copas dari sebuah grup, tapi lupa :'(alfredo di stefanohttp://www.blogger.com/profile/17984209620338183444noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6390700124668545984.post-50571087457863883412013-06-29T23:15:00.000-07:002013-06-29T23:15:03.180-07:00AKHIR HAYAT PENGGEMAR MUSIK DAN PENCINTA AL QUR'AN (Kisah Nyata)<div class="MsoNormal">
Tatkala
masih di bangku sekolah, aku hidup bersama kedua orangtuaku dalam lingkungan
yang baik. Aku selalu mendengar do’a ibuku saat pulang dari keluyuran dan
begadang malam. Demikian pula ayahku, ia selalu dalam shalatnya yang panjang.
Aku heran, mengapa ayah shalat begitu lama, apalagi jika saat musim dingin yang
menyengat tulang.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Aku
sungguh heran. Bahkan hingga aku berkata kepada diri sendiri: “Alangkah
sabarnya mereka…setiap hari begitu…benar-benar mengherankan!”Aku belum tahu
bahwa di situlah kebahagiaan orang mukmin, dan itulah shalat orang-orang
pilihan…Mereka bangkit dari tempat tidumya untuk bermunajat kepada
Allah.Setelah menjalani pendidikan militer, aku tumbuh sebagai pemuda yang
matang. Tetapi diriku semakin jauh dari Allah. Padahal berbagai nasihat selalu
kuterima dan kudengar dari waktu ke waktu.Setelah tamat dari pendidikan, aku
ditugaskan ke kota yang jauh dari kotaku. Perkenalanku dengan teman-teman
sekerja membuatku agak ringan menanggung beban sebagai orang terasing.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Di sana,
aku tak mendengar lagi suara bacaan Al-Qur’an. Tak ada lagi suara ibu yang
membangunkan dan menyuruhku shalat. Aku benar-benar hidup sendirian, jauh dari
lingkungan keluarga yang dulu kami nikmati.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Aku
ditugaskan mengatur lalu lintas di sebuah jalan tol. Di samping menjaga
keamanan jalan, tugasku membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Pekejaan
baruku sungguh menyenangkan. Aku lakukan tugas-tugasku dengan semangat dan
dedikasi tinggi.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tetapi,
hidupku bagai selalu diombang-ambingkan ombak.Aku bingung dan sering melamun
sendirian…banyak waktu luang…pengetahuanku terbatas.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Aku mulai
jenuh…tak ada yang menuntunku di bidang agama. Aku sebatang kara. Hampir tiap
hari yang kusaksikan hanya kecelakaan dan orang-orang yang mengadu kecopetan
atau bentuk-bentult penganiayaan lain. Aku bosan dengan rutinitas. Sampai suatu
hari terjadilah suatu peristiwa yang hingga kini tak pernah kulupakan.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Ketika
itu, kami dengan seorang kawan sedang bertugas di sebuah pos jalan. Kami asyik
ngobrol…tiba-tiba kami dikagetkan oleh suara benturan yang amat keras. Kami
mengalihkan pandangan. Ternyata, sebuah mobil bertabrakan dengan mobil lain
yang meluncur dari arah berlawanan. Kami segera berlari menuju tempat kejadian
untuk menolong korban.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kejadian
yang sungguh tragis. Kami lihat dua awak salah satu mobil daIam kondisi sangat
kritis. Keduanya segera kami keluarkan dari mobil lalu kami bujurkan di tanah.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kami
cepat-cepat menuju mobil satunya. Ternyata pengemudinya telah tewas dengan amat
mengerikan. Kami kembali lagi kepada dua orang yang berada dalam kondisi koma.
Temanku menuntun mereka mengucapkan kalimat syahadat.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ucapkanlah
“Laailaaha Illallaah…Laailaaha Illallaah…” perintah temanku.Tetapi sungguh
mengherankan, dari mulutnya malah meluncur lagu-lagu. Keadaan itu membuatku
merinding.Temanku tampaknya sudah biasa menghadapi orang-orang yang
sekarat…Kembali ia menuntun korban itu membaca syahadat.Aku diam membisu. Aku
tak berkutik dengan pandangan nanar. Seumur hidupku, aku belum pernah
menyaksikan orang yang sedang sekarat, apalagi dengan kondisi seperti ini.
Temanku terus menuntun keduanya mengulang-ulang bacaan syahadat. Tetapi…
keduanya tetap terus saja melantunkan lagu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Tak ada
gunanya…Suara lagunya semakin melemah…lemah dan lemah sekali. Orang pertama
diam, tak bersuara lagi, disusul orang kedua. Tak ada gerak… keduanya telah
meninggal dunia.Kami segera membawa mereka ke dalam mobil.Temanku menunduk, ia
tak berbicara sepatah pun. Selama pejalanan hanya ada kebisuan, hening.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kesunyian
pecah ketika temanku memulai bicara. Ia berbicara tentang hakikat kematian dan
su’ul khatimah (kesudahan yang buruk). Ia berkata: “Manusia akan mengakhiri hidupnya
dengan baik atau buruk. Kesudahan hidup itu biasanya pertanda dari apa yang
dilakukan olehnya selama di dunia”. Ia bercerita panjang lebar padaku tentang
berbagai kisah yang diriwayatkan dalam buku-buku Islam. Ia juga berbicara
bagaimana seseorang akan mengakhiri hidupnya sesuai dengan masa lalunya secara
lahir batin.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Perjalanan
ke rumah sakit terasa singkat oleh pembicaraan kami tentang kematian.
Pembicaraan itu makin sempurna gambarannya tatkala ingat bahwa kami sedang
membawa mayat.Tiba-tiba aku menjadi takut mati. Peristiwa ini benar-benar
memberi pelajaran berharga bagiku. Hari itu, aku shalat kusyu’ sekali.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tetapi
perlahan-lahan aku mulai melupakan peristiwa itu.Aku kembali pada kebiasaanku
semula…Aku seperti tak pemah menyaksikan apa yang menimpa dua orang yang tak
kukenal beberapa waktu lalu. Tetapi sejak saat itu, aku memang benar-benar
menjadi benci kepada yang namanya lagu-lagu. Aku tak mau tenggelam menikmatinya
seperti sedia kala. Mungkin itu ada kaitannya dengan lagu yang pemah kudengar
dari dua orang yang sedang sekarat dahulu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kejadian
Yang Menakjubkan… Selang enam bulan dari peristiwa mengerikan itu…sebuah
kejadian menakjubkan kembali terjadi di depan mataku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Seseorang
mengendarai mobilnya dengan pelan, tetapi tiba-tiba mobilnya mogok di sebuah
terowongan menuju kota.Ia turun dari mobilnya untuk mengganti ban yang kempes.
Ketika ia berdiri di belakang mobil untuk menurunkan ban serep, tiba-tiba
sebuah mobil dengan kecepatan tinggi menabraknya dari arah belakang. Lelaki itu
pun langsung tersungkur seketika.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Aku dengan
seorang kawan, -bukan yang menemaniku pada peristiwa yang pertama- cepat-cepat
menuju tempat kejadian. Dia kami bawa dengan mobil dan segera pula kami
menghubungi rumah sakit agar langsung mendapat penanganan.Dia masih muda, dari
tampangnya, ia kelihatan seorang yang ta’at menjalankan perintah agama.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Ketika
mengangkatnya ke mobil, kami berdua cukup panik, sehingga tak sempat
memperhatikan kalau ia menggumamkan sesuatu. Ketika kami membujurkannya di
dalam mobil, kami baru bisa membedakan suara yang keluar dari mulutnya.Ia
melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an…dengan suara amat lemah.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
“Subhanallah!
” dalam kondisi kritis seperti , ia masih sempat melantunkan ayat-ayat suci
Al-Quran? Darah mengguyur seluruh pakaiannya; tulang-tulangnya patah, bahkan ia
hampir mati.Dalam kondisi seperti itu, ia terus melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an
dengan suaranya yang merdu. Selama hidup aku tak pernah mendengar suara bacaan
Al Quran seindah itu. Dalam batin aku bergumam sendirian: “Aku akan menuntun
membaca syahadat sebagaimana yang dilakukan oleh temanku terdahulu… apalagi aku
Sudah punya pengalaman,” aku meyakinkan diriku sendiri.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Aku dan
kawanku seperti kena hipnotis mendengarkan suara bacaan Al-Qur’an yang merdu
itu. Sekonyong-konyong tubuhku merinding menjalar dan menyelusup ke setiap
rongga.Tiba-tiba suara itu berhenti. Aku menoleh ke belakang. Kusaksikan dia
mengacungkan jari telunjuknya lalu bersyahadat. Kepalanya terkulai, aku
melompat ke belakang. Kupegang tangannya, detak jantungnya nafasnya, tidak ada
yang terasa. Dia telah meninggal dunia.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Aku lalu
memandanginya lekat-lekat, air mataku menetes, kusembunyikan tangisku, takut
diketahui kawanku. Kukabarkan kepada kawanku kalau pemuda itu telah wafat.
Kawanku tak kuasa menahan tangisnya. Demikian pula halnya dengan diriku. Aku
terus menangis, air mataku deras mengalir. Suasana dalam mobil betul-betul
sangat mengharukan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sampai di
rumah sakit…Kepada orang-orang di sana kami mengabarkan perihal kematian pemuda
itu dan peristiwa menjelang kematiannya yang menakjubkan. Banyak orang yang
terpengaruh dengan kisah kami, sehingga tak sedikit yang meneteskan air mata.
Salah seorang dari mereka, demi mendengar kisahnya, segera menghampiri jenazah
dan mencium keningnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Semua
orang yang hadir memutuskan untuk tidak beranjak sebelum mengetahui secara pasti
kapan jenazah akan dishalatkan. Mereka ingin memberi penghormatan terakhir
kepada jenazah, semua ingin ikut menyalatinya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Salah
seorang petugas tumah sakit menghubungi rumah almarhum. Kami ikut mengantarkan
jenazah hingga ke rumah keluarganya. Salah seorang saudaranya mengisahkan
ketika kecelakaan, sebetulnya almarhum hendak menjenguk neneknya di desa.<i><b>
Pekerjaan itu rutin ia lakukan setiap hari Senin. Di sana, almarhum juga
menyantuni para janda, anak yatim dan orang-orang miskin. Ketika tejadi kecelakaan,
mobilnya penuh dengan beras, gula, buah-buahan dan barang-barang kebutuhan
pokok lainnya. Ia juga tak lupa membawa buku-buku agama dan kaset-kaset
pengajian. Semua itu untuk dibagi-bagikan kepada orang-orang yang ia santuni.
Bahkan ia juga membawa permen untuk dibagi-bagikan kepada anak-anak kecil.</b></i></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bila ada
yang mengeluhkan-padanya tentang kejenuhan dalam pejalanan, ia menjawab dengan
halus. “Justru saya memanfaatkan waktu perjalananku dengan menghafal dan
mengulang-ulang bacaan Al-Qur’an, juga dengan mendengarkan kaset-kaset
pengajian, aku mengharap ridha Allah pada setiap langkah kaki yang aku
ayunkan,” kata almarhum.Aku ikut menyalati jenazah dan mengantarnya sampai ke
kuburan.Dalam liang lahat yang sempit, almarhum dikebumikan. Wajahnya dihadapkan
ke kiblat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><b><i>“Dengan
nama Allah dan atas ngama Rasulullah”.Pelan-pelan, kami menimbuninya dengan
tanah…Mintalah kepada Allah keteguhan hati saudaramu, sesungguhnya dia akan
ditanya…Almarhum menghadapi hari pertamanya dari hari-hari akhirat…<o:p></o:p></i></b></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dan aku…
sungguh seakan-akan sedang menghadapi hari pertamaku di dunia. Aku benar-benar
bertaubat dari kebiasaan burukku. Mudah-mudahan Allah mengampuni dosa-dosaku di
masa lalu dan meneguhkanku untuk tetap mentaatinya, memberiku kesudahan hidup
yang baik (khusnul khatimah) serta menjadikan kuburanku dan kuburan kaum
muslimin sebagai taman-taman Surga. Amin…(Azzamul Qaadim, hal 36-42)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sumber :
[“Saudariku Apa yang Menghalangimu Untuk Berhijab”; judul asli Kesudahan yang
Berlawanan; Asy Syaikh Abdul Hamid Al-Bilaly; Penerbit : Akafa Press Hal. 48]</span><o:p></o:p></div>
<br />alfredo di stefanohttp://www.blogger.com/profile/17984209620338183444noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6390700124668545984.post-42515641463934888972013-04-26T21:51:00.001-07:002013-04-26T21:55:17.610-07:00 Patutkah Seorang Muslim Berkata "RIP"?<span style="color: white;"><br /></span>
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><span style="color: white; line-height: 19.5px;">Istilah RIP (Requiescat in pace) bagian dari aqidah Katholik, biasa terdapat pada epitaf dan disenandungkan saat Misa Requiem. Keyakinan ini juga terdapat pada agama Yahudi. Epitaf RIP ditemukan pada nisan Bet Shearim, Yahudi, meninggal 1 Abad Sebelum Masehi.</span></span><br />
<span style="color: white;"><span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><span style="line-height: 19.5px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><span style="line-height: 19.5px;">Variasi lain Requiescat in pace atau Rest in Peace dalam bahasa Inggris adalah penambahan kata "may (semoga)". Ini terkait keyakinan dosa ditebus. Ungkapan RIP dalam bentuk ringkas maupun panjang digunakan pada upacara pemakaman tradisional Yahudi. Pijakannya adalah Talmud kuno. RIP dalam bahasa Inggris, yakni rest in peace, tidak ditemukan pada kuburan sebelum abad VIII Masehi. Meluas penggunaannya setelah abad XVIII.</span></span></span><br />
<span style="color: white;"><span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><span style="line-height: 19.5px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><span style="line-height: 19.5px;">Ungkapan RIP pada agama Katholik terdapat dalam Misa Requiem (Missa pro Defunctis) yang merupakan bagian dari ritus Tridente. Paus (Emeritus) Benediktus XVI menyatakan Ritus Tridente (Tridentin) merupakan bentuk misa yang luar biasa. Ia keluarkan surat edaran tahun 2007. Ini merupakan surat pribadi(motu proprio) kepada seluruh gereja untuk menggunakan Misa Tridentin. Surat ini bermakna penegasan bahwa ungkapan RIP merupakan bagian tak terpisahkan.</span></span></span><br />
<span style="color: white;"><span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><span style="line-height: 19.5px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><span style="line-height: 19.5px;">Motu proprio (surat pribadi dengan tanda-tangan pribadi) Paus Benediktus XVI (sekarang emeritus) menegaskan kedudukan misa yang melembaga sejak 1570 tersebut. RIP merupakan bagian penting sebagai semacam "pembersihan dosa secara keseluruhan". Dalam hal ini kedudukan RIP saat misa serupa dengan ungkapan "Allahummaghfirlahu...". Jadi, ini merupakan bagian dari prosesi ibadah. Tentu saja tak sama persis. Dalam Islam, seorang syaikh tak memiliki otoritas penghapusan dosa dan penentuan nasib seseorang jadi ahli surga.</span></span></span><br />
<span style="color: white;"><span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><span style="line-height: 19.5px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><span style="line-height: 19.5px;">Orang yang sudah diupacarai dengan misa dimana pernyataan RIP ada di dalamnya, dianggap sudah "bersih" dari dosa. Sudah ditebus. Jadi, ungkapan RIP memang tidak dapat dibenturkan dengan kalimat istirja' (إِنَّا لِلهِ وَإِنَّا إِلَيْهَ رَاجِعُونَ) karena memang sangat berbeda kedudukannya. Ungkapan yang berdekatan, tapi amat berbeda konsep dasarnya dengan istirja' adalah "telah berpulang ke rumah bapa...". Cermati ini agar tak gegabah menyama-nyamakan!</span></span></span><br />
<span style="color: white;"><span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><span style="line-height: 19.5px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><span style="line-height: 19.5px;">Orang yang tak mengimani RIP sekaligus tak percaya kepada otoritas gereja maupun pastor, tidak gunakan istilah RIP. Cukup passed away (telah berpulang) atau serupa itu. Ini menunjukkan bahwa RIP adalah masa keimanan pada agama mereka.</span></span></span><br />
<span style="color: white;"><span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><span style="line-height: 19.5px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><span style="line-height: 19.5px;">Apakah RIP merupakan ucapan belasungkawa semata? Tidak. Belasungkawa biasa gunakan ungkapan "in my deepest condolence (pada duka cita yang amat dalam)..." atau serupa itu. Apakah RIP merupakan produk budaya semata? Tidak. Menilik sejarah yang lebih rinci, ini merupakan konsekuensi iman & bagian dari peribadatan.</span></span></span><br />
<span style="color: white;"><span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><span style="line-height: 19.5px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><span style="line-height: 19.5px;">Lalu apa sebutan untuk orang yang sudah mati pada umumnya? Secara budaya, biasa disebut late (mendiang) begitu saja. Mohon maaf sekiranya saya tidak santun dalam bertutur. Nasehatilah saya. Semoga catatan sederhana tentang RIP ini bermanfaat dan barakah.</span></span></span><br />
<span style="color: white;"><span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><span style="line-height: 19.5px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><span style="line-height: 19.5px;">Oleh: Mohammad Fauzil Adhim</span></span></span><br />
<span style="color: white;"><span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><span style="line-height: 19.5px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><span style="line-height: 19.5px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><span style="line-height: 19.5px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><span style="line-height: 19.5px;"><i>Perhatikan ini ya teman-teman, karena saat ini adalah masa-masa dimana akidah dan pemahaman kita yang cenderung setengah-setengah menjadi target serangan akan keislaman kita, banyak yang beralasan "gitu aja diributin" , "ah masalah kecil nih" , "yaelah islam ribet amat", dll. Nah point inilah yang saat ini sedang dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh para setan dan sekutunya...</i></span></span></span><br />
<span style="color: white;"><span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><span style="line-height: 19.5px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><span style="line-height: 19.5px;"><b>Perkuat pemahaman teman, dengan mempelajari Alquran dan hadistnya... </b></span></span></span><br />
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><span style="color: white; line-height: 19.5px;"><b>Jangan sekedar menjadi Ahli Sunnah wa GOOGLEiyah...</b></span></span><br />
<span style="color: white;"><span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><span style="line-height: 19.5px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><span style="line-height: 19.5px;"><i><b>Kalau saya sih, daripada make istilah2 yang diragukan mending ga usah pakai istilah, RIBET AMAT...</b></i></span></span></span><br />
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><span style="color: white; line-height: 19.5px;"><i><b>Pakai saja nama si mending dengan kata-kata mulia, semacam "semoga damai di sana". SELESAI</b></i></span></span><br />
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><span style="color: white; line-height: 19.5px;"><i><b>hehehe</b></i></span></span>alfredo di stefanohttp://www.blogger.com/profile/17984209620338183444noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6390700124668545984.post-91007889706594545112013-04-25T20:36:00.002-07:002013-04-25T20:40:40.396-07:00Doaku padaMu ketika aku jatuh cinta... :)<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16px;">Ya Allah, jika aku jatuh cinta,</span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16px;">cintakanlah aku pada seseorang yang melabuhkan cintanya pada-Mu,</span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16px;">agar bertambah kekuatan ku untuk mencintai-Mu.</span></span></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; line-height: 16px;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; line-height: 16px;">Ya Muhaimin, jika aku jatuh cinta,</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16px;">jagalah cintaku padanya agar tidak melebihi cintaku pada-Mu.</span></span></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; line-height: 16px;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; line-height: 16px;">Ya Allah, jika aku jatuh hati,</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16px;">izinkanlah aku menyentuh hati seseorang yang hatinya tertaut pada-Mu,</span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16px;">agar tidak terjatuh aku dalam jurang cinta yang batil.</span></span></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; line-height: 16px;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; line-height: 16px;">Ya Rabbana, jika aku jatuh hati,</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16px;">jagalah hatiku padanya agar tidak berpaling dari hati-Mu.</span></span></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; line-height: 16px;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; line-height: 16px;">Ya Rabbul Izzati, jika aku rindu,</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16px;">rindukanlah aku pada seseorang yang merindui syahid di jalan-Mu</span></span></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; line-height: 16px;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; line-height: 16px;">Ya Allah, jika aku rindu,</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16px;">jagalah rinduku padanya agar tidak lalai aku merindukan syurga-Mu.</span></span></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; line-height: 16px;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; line-height: 16px;">Ya Allah, jika aku menikmati cinta kekasih-Mu,</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16px;">janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan indahnya bermunajat di sepertiga malam terakhirmu.</span></span></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; line-height: 16px;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; line-height: 16px;">Ya Allah, jika aku jatuh hati pada kekasih-Mu,</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16px;">jangan biarkan aku tertatih dan terjatuh dalam perjalanan panjang menyeru manusia kepada-Mu.</span></span></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; line-height: 16px;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; line-height: 16px;">Ya Allah, jika Kau halalkan aku merindui kekasih-Mu,</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16px;">jangan biarkan aku melampaui batas sehingga melupakan aku pada cinta hakiki dan rindu abadi hanya kepada-Mu.</span></span></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; line-height: 16px;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; line-height: 16px;">Ya Allah,</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16px;">Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta pada-Mu,</span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16px;">telah berjumpa pada taat pada-Mu, telah bersatu dalam dakwah pada-Mu, </span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16px;">telah berpadu dalam membela syariat-Mu.</span></span></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; line-height: 16px;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; line-height: 16px;">Kukuhkanlah ya Allah ikatannya, Kekalkanlah cintanya,</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16px;">Tunjukilah jalan-jalannya, Penuhilah hati-hati ini dengan nur-Mu yang tiada pernah pudar,</span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16px;">Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal di jalan-Mu...</span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16px;">amiiin Ya Robbal A'lamin...</span></span></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; line-height: 16px;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; line-height: 16px;">Sumber : Tazkirah Online</span></div>
alfredo di stefanohttp://www.blogger.com/profile/17984209620338183444noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6390700124668545984.post-20894301705815133502013-04-03T21:47:00.002-07:002013-04-03T21:48:04.732-07:00Kisah Tukang Sampah :)<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; text-align: center; text-indent: -.5in;">
Kisah Tukang Sampah<o:p></o:p></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; text-align: center; text-indent: -.5in;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; text-align: center; text-indent: -.5in;">
<o:p><br /></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 4.5pt; text-align: justify; text-indent: 31.5pt;">
Hari ini adalah hari Ahad, 16 Desember 2012. Hari yang sempurna untuk
menjadi hari pertama SEMANGAT MENULIS saya KEMBALI teman-teman. Memang, sudah
lama saya tidak menulis. Mungkin, dikarenakan banyak hal yang membuat saya
menjadi (sok-sokan) sibuk dan menjalani berulang-ulang rutinitas yang memaksa
berpikir keras. Bukan lagi sering, apalagi kadang, saya SELALU tidak memberikan
waktu khusus untuk menulis. Akibatnya memang pembendaharaan kata dan alur ide tulisan
saya pun terkungkum percuma di dalam pikiran. Begitu ceritanya, sudahlah tak
perlu dibahas terlalu panjang, hehehe…<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 4.5pt; text-align: justify; text-indent: 31.5pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 4.5pt; text-align: justify; text-indent: 31.5pt;">
Nah, sekian saja untuk intronya, karena nanti malah isi tulisannya tak
sebanyak intronya. Baiklah, untuk memulai tulisan ini memang alangkah baiknya
dimulai dengan pertanyaan terlebih dahulu ya, berikut pertanyaannya :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 4.5pt; text-align: justify; text-indent: 31.5pt;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 22.5pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]-->1.<span style="font-size: 7pt;">
</span><!--[endif]-->Adakah rekan, tetangga, atau keluarga kamu
seorang tukang sumpah ? Tukang yang setiap hari memunguti sampah warga, untuk
selanjutnya dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 22.5pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]-->2.<span style="font-size: 7pt;">
</span><!--[endif]-->Atau jangan-jangan justru kamu kawan yang
menjadi tukang sampah ? Namun, kamu malu mengakui hal tersebut kawan…<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 22.5pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]-->3.<span style="font-size: 7pt;">
</span><!--[endif]-->Bagaimana pendapatmu tentang tukang sampah kawan
? Jijik? Kotor? Tak bergengsi? Pekerjaan Hina? Tak memiliki kedudukan atau
kemuliaan?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 22.5pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 4.5pt; text-align: justify; text-indent: 31.5pt;">
Dewasa ini, banyak orang yang berteriak lantang setuju dengan
pertanyaan ke (3), mereka mengangggap bahwa para tukang sampah hanyalah sesuatu
kecil yang tak berguna, pekerjaan yang erat kaitannya dengan bau busuk atau
bahkan menganggap bahwa pekerjaan seorang tukang sampah hanyalah pekerjaan buat
mereka orang-orang yang tak berguna. Begitukah kawan ? Setujukah kamu kawan ?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 4.5pt; text-align: justify; text-indent: 31.5pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Menurut
mereka, tukang sampah hanyalah orang yang rela bangun pagi-pagi untuk menjemput
truk atau gerobak sampah. Kemudian bergegas menuju pemukiman warga, dengan
setia dan semangat mulia menjemput ratusan bahkan ribuan kilogram sampah tiap
harinya. Menurut mereka, tukang sampah itu identic dengan bau tak sedap, dekat
dengan sampah plastic, bekas jus yang sudah basi, bahkan ada pula yang tega
membuang sampah berupa bangkai tikus di sampah hariannya. Bahkan lagi menurut
mereka, tukang sampah hanyalah pekerjaan hina yang mau digeluti oleh
orang-orang tak berpendidikan, yang mau-maunya menyapu jalanan tiap pagi,
berkeliling kota dari pagi hingga sore untuk memburu sampah. Begitulah kata
mereka, sama dengan katamu kah kawan ? <span style="font-family: Wingdings; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-symbol-font-family: Wingdings;">L</span><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Wingdings; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-symbol-font-family: Wingdings;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Wingdings; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-symbol-font-family: Wingdings;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
|<i> “Benarkah seburuk itu pikiranmu kawan ? Pernahkah kamu membayangkan
seandainya seluruh tukang sampah di seluruh Jogja mogok kerja selama 1 hari
bahkan 1 minggu akibat ulahmu yang tak mempedulikan maupun menghargai mereka ?”
Pernahkah kamu membayangkan kerusuhan yang akan terjadi ?</i>|<i><o:p></o:p></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Bisa
dibayangkan seandainya seluruh tukang sampah di Jogja mogok kerja 1 hari, maka
akan sangat dipastikan akan terjadi penumpukan sampah di seluruh kota Jogja
kawan. Ambil contoh kasus, jika seandainya tiap 1 rumah menghasilkan 2-3 kg
sampah tiap harinya. Lalu, tiap kelurahan mengeluarkan sampah sebanyak 1-2 truk
sampah tiap harinya. Lantas tiap kecamatan di Jogja anggap saja menghasilkan
5-7 truk sampah setiap harinya. Perlu diketahui, Kota Jogja memiliki 14
kecamatan. Jadi kalau dikalkulasikan adalah 14 kecamatan x 5-7 truk sampah =
70-98 truk sampah yang akan terakumulasi dalam 1 hari. Dan tahukah kamu kawan,
jumlah 70-98 truk (setara 1-2 lapangan sepakbola) sampah itulah yang akan
memenuhi kota Jogja seandainya tukang sampah mogok kerja selama 1 hari, HANYA 1
HARI. BAGAIMANA KALAU MEREKA MOGOK KERJA SELAMA 3 HARI, 1 MINGGU, ATAU BAHKAN 1
BULAN ? BISA MEMBAYANGKAN KAH KAMU KAWAN ?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i>| “ Perlu diketahui, Kota Jogja memiliki 14 kecamatan. Jadi kalau
dikalkulasikan adalah 14 kecamatan x 5-7 truk sampah = 70-98 truk sampah yang
akan terakumulasi dalam 1 hari. Dan tahukah kamu kawan, jumlah 70-98 truk
(setara 1-2 lapangan sepakbola) sampah itulah yang akan memenuhi kota Jogja
seandainya tukang sampah mogok kerja selama 1 hari, HANYA 1 HARI. “ |<o:p></o:p></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><u>Masihkah kamu menganggap peran seorang
tukang sampah itu kecil kawan ? Masih merasa habatkah dirimu kawan ?<o:p></o:p></u></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><u><br /></u></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><u><br /></u></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Setiap
pribadi manusia memiliki peranannya masing-masing kawan. Semuanya terikat dalam
sebuah harmoni yang disebut kehidupan. Tak ada yang salah dengan tukang sapu
jembatan, tak ada yang salah menjadi presiden, tak ada yang salah menjadi
nahkoda kelautan, tak ada yang salah dengan pedagang asongan, tak ada yang
salah dengan pedagang buah musiman, tak ada yang salah kawan… Setiap manusia
memiliki kehidupannya dan pilihannya masing-masing. Semua akan berjalan
bersinergi memberikan nafas semangat yang menyenangkan, yang saling melengkapi
antara satu hati dengan hati yang lain…<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Marilah
kawan, mari kita menghargai semua aspek kehidupan… Bahkan Om Taufik Ismail juga
membuat puisi yang mantap seperti ini…<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><i><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Kerendahan Hati<o:p></o:p></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Kalau engkau tak mampu menjadi
beringin, Yang tegak di puncak bukit<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Jadilah belukar, tetapi belukar
yang baik, Yang tumbuh di tepi danau<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Kalau kamu tak sanggup menjadi
belukar, Jadilah saja rumput, tetapi rumput yang Memperkuat tanggul pinggiran
jalan<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Kalau engkau tak mampu menjadi
jalan raya, Jadilah saja jalan kecil, Tetapi jalan setapak yang<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Membawa orang ke mata air<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Tidaklah semua menjadi kapten,
Tentu harus ada awak kapalnya….<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><u><i><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi Rendahnya nilai
dirimu…<o:p></o:p></span></i></u></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Jadilah saja dirimu….
Sebaik-baiknya dari dirimu sendiri<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">-Taufik Ismail-</span></i><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<o:p><br /></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<o:p><br /></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<o:p><br /></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Karena setiap pribadi memiliki
baik kurangnya masing-masing, tugas kita hanyalah membaikkannya, menggosoknya
dan terus BERKILAULAH… <span style="font-family: Wingdings; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-symbol-font-family: Wingdings;">J</span><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Edited on 26 December 2012<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
At HMTG FT UGM, 3.53 pm<o:p></o:p></div>
alfredo di stefanohttp://www.blogger.com/profile/17984209620338183444noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6390700124668545984.post-19957189246978999932013-03-28T11:26:00.002-07:002013-04-26T21:57:52.247-07:00PANCASILA itu P.A.N.C.A.S.I.L.A. Dulu, setiap kali kita mengikuti upacara bendera selama Sekolah Dasar (SD), tentu kita akan sangat hafal di luar kepala apa saja isi dari Pancasila. Hafal dengan sangat lantang, bahkan menyebutkan dengan mata tertutup sambil tiduran pun ketika SD kita akan sangat mudah melakukannya. Hal tersebut akan berbeda dengan kondisi sekarang, kalau kita minta ke remaja ataupun orang dewasa untuk menyebutkan pancasila, saya tidak berani menjamin dari 100 orang yang disurvei, semuanya akan mampu menyebutkan sila-sila Pancasila dengan baik dan benar. Bahkan ketika kemarin ada seleksi untuk Hakim Agung, ada salah seorang calon hakim yang dengan mantapnya terbalik mengucapkan sila ke-4 dan ke-5. Bayangkan teman-teman, seorang calon Hakim Agung melakukan kesalahan yang begitu fatal. Seorang yang berkompetensi untuk menjadi salah satu orang terhormat pun melakukan kesalahan, bagaimana dengan masyarakat Indonesia?
“
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><b> Lantas, mengapa bisa terjadi demikian ? Adakah yang salah dengan Pancasila sekarang ?” </b></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pancasila merupakan dasar Negara yang sungguh sangat mulia, yang dahulu diagung-agungkan oleh para founding father Republik Indonesia ini dibentuk awalnya pada tanggal 1 Juni 1945. Pancasila dibentuk karena merupakan dasar pemikiran utama dalam membangun sebuah Negara baru. Tentu butuh banyak hal yang membuat pancasila tersebut dapat menjadi rangkaian dasar Negara yang benar-benar sanggup menjadi landasan semangat dan bernegara bagi rakyat Indonesia yang tentu saat itu membutuhkan pemantik perjuangan. Belasan ahli kenegaraan dan para perwakilan pun dikumpulkan untuk membahas dasar Negara Indonesia. Dasar Negara tersebut tidak hanya menjadi solusi bagi permasalahan bangsa pada saat itu. Tetapi juga untuk saat ini dan masa-masa yang akan datang. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><b>“ Lantas, yang menjadi pertanyaan adalah mengapa Pancasila tak mampu meredam carut-marutnya kondisi Indonesia saat ini ? Apakah ini salah Pancasila ?” </b></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di zaman yang sudah begitu pesat ini, permasalahan bagaimana, mengapa, dan kenapa Pancasila tak sanggup menjadi bagian dari kehidupan kita tak lain adalah karena kita sendiri sudah tak begitu yakin dengan nilai-nilai yang ada dalam tubuh Pancasila. Semangat perjuangan yang dahulu begitu menggelora di dalam tubuh Pancasila tersebut, seakan menguap tak bersisa, tak mampu menjalar ke dalam tubuh kita semua sebagai generasi muda. Generasi muda sekarang hanya sibuk berpikir bagaimana berpikir praktis, berharap taktis pada semua hal, tanpa mau memperjuangkan kewajiba-kewajiban dirinya. Hanya mampu menuntut, tak sanggup memberi. Pola hidup yang semakin memudahkan atau bisa dibilang memanjakan generasi sekarang disinyalir menjadi salah satu penyebab pudarnya nilai-nilai Pancasila di dalam diri generasi muda sekarang. Lantas, apakah kita hanya bisa diam diri ? Bertahan pada situasi yang sebenarnya sedang menyeret kita semua dalam jurang kehancuran, teman ? Yakin mampu bertahan, teman ? </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Memang Pancasila memiliki makna, yaitu panca adalah lima, dan sila yang bisa berarti pasal atau bagian. 5 sila inilah yang menjadi tonggak atau dasar Negara Indonesia yang begitu mempesona karena sanggup mewakili banyak kepentingan dan tujuan yang sangat diharapkan oleh para pejuang, para pahlawan kita dahulu. Dari sila pertama kita begitu diajarkan bagaimana kita memahami bahwa Tuhan itu ada dan esa alias tunggal. Kemudian dari sila kedua kita juga belajar bahwa sesame manusia itu memiliki hal-hal yang harus disetarakan alias adil dan memiliki kaidah adab yang mulia. Lalu pada sila ketiga, kita memahami bahwa belasan ribu pulau yang ada di Indonesia, ratusan kebudayaan yang berkembang hebat di bumi pertiwi ini haruslah terus bersatu agar Indonesia benar-benar utuh menjadi satu kesatuan. Lantas, pada sila keempat, kita semua juga belajar pada pentingnya berdemokrasi dan bermusyawarah mufakat dalam menyelesaikan masalah. Terakhir, kita semua belajar tentang makna keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Tidak ada beda antara satu sama lain, semua memiliki hak dan kewajiban yang sama. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi, sungguh pada dasarnya banyak hal yang bisa kita lakukan untuk dijadikan solusi menawan untuk permasalahan yang begitu berkesan ini kawan, begitu banyak teman. Namun, jika ditarik satu benang merah, tentu adalah bagaimana kita mau memahami Pancasila tersebut secara utuh, tidak secara sepotong-potong. Tidak hanya sekedar menghafal, berteriak lantang, tetapi juga bagaimana kita bisa memahami Pancasila adalah benar-benar menjadi dasar Negara kita yang memiliki nilai-nilai yang harus kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari kita. Memahami dan terus meyakini bahwa Pancasila merupakan spirit bagi kita semua untuk menuju Indonesia yang lebih baik. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Saya anak Indonesia, dan saya meyakini bahwa Pancasila akan menjadi dasar semangat kita untuk segera menjadikan Indonesia Negara yang lebih baik. Lebih baik bahkan dari Negara yang terbaik di seluruh dunia… </b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i> Karena PANCASILA itu P.A.N.C.A.S.I.L.A. Di dalamnya terdapat semangat Patriot, Agamis, Nasionalis, Cekatan, Aktif, Sinergis, Intelektual, Loyal, dan Atraktif.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
alfredo di stefanohttp://www.blogger.com/profile/17984209620338183444noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6390700124668545984.post-83495802406910009302012-06-12T10:22:00.003-07:002012-06-12T10:22:34.665-07:00penulisan kata "amin" yang benar nihAssalaamu'alaykum wr.wb.
Sedikit sharing mengenai kesalahan penulisan "Amin" yang sering terjadi, baik itu di Undangan pernikahan , pengucapan waktu kita berdoa, maupun kita mendoakan teman kita dan kita menuliskan kata "Amin" lewat hp, atau bahkan di iklan / acara di televisi.
Dalam Bahasa Arab, ada lima perbedaan kata “AMIN” yaitu :
1. ”AMIN” (alif dan mim sama-samapendek), artinya AMAN, TENTRAM
2. “AAMIN” (alif panjang & mim pendek), artinya MEMINTA PERLINDUNGAN KEAMANAN
3.”AMIIN” (alif pendek & mim panjang), artinya JUJUR TERPERCAYA
4. "AAMMIIN" (alif panjang, mim brtasydid dan panjang) -> artinya ORANG YANG MELAKUKAN PERJALANAN
--> YANG BENAR :
5.“AAMIIN” (alif & mim sama-sama panjang),artinya YA TUHAN, KABULKANLAN DOA KAMI
Terus Bagaimana dengan pengucapan/ Penulisan “ Amien“ ???
Memang betul, kata "Amien" sangat marak di Masyarakat. Kalo bisa, sebisa mungkin untuk kata yang satu ini (Amien) dihindari, karena ucapan “Amien” yang lazim dilafadzkan oleh penyembah berhala (Paganisme) setelah berdo’a. Ini sesungguhnya berasal dari nama seorang Dewa Matahari Mesir Kuno: Amin-Ra (atau orang Barat menyebutnya Amun-Ra)
Dalam bahasa arab, berbeda 1 harakat aja bisa berbeda2 artinya, itu mengapa Allah menurunkan Al-Qur'an pada bahasa Arab,yang begitu indah dalam tata bahasanya dan mudah dipahami dan dipelajari, bahkan Allah sendiri yang menjamin bahwa Bahasa Arab itu mudah di pelajari, mengapa kita tidak mempelajarinya?
"Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Qur'an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?" (Al-Qamar :32)
Semoga kita lebih paham dalam menulis/mengucap terutama dari sisi penulisannya.
Wallaahu a'lam bisshawab
copas dari note sri annas
:)alfredo di stefanohttp://www.blogger.com/profile/17984209620338183444noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6390700124668545984.post-12397926076539284212012-03-30T01:14:00.003-07:002012-03-30T01:14:59.306-07:00from Mario Teguh - kehilangan :)Engkau yang merasa entah mengapa, kehilangan tenaga dan keinginan untuk melakukan sesuatu yang penting bagi hidupmu, dengarlah ini …<br /><br /> <br /><br />Kehidupan ini berlanjut.<br /><br /> <br />Apakah engkau mengeluhkannya, memprotesnya, atau mensyukurinya, … kehidupan ini berlanjut.<br /><br /> <br />Tapi engkau tak sendiri.<br /><br /> <br />Ketahuilah bahwa di balik cadar keanggunan, atau tameng kegagahan, dan di balik semua keceriaan dan tawa lantang yang menggema dalam pergaulan yang popular itu, … sesungguhnya banyak tergelatak hati yang galau, yang tak bertenaga, yang letih dengan kepura-puraan, yang ingin berteriak seliar-liarnya, yang ingin berlari kencang membuta menghilangkan diri, dan yang ingin menangis sejadi-jadinya di tengah seramai-ramainya kerumunan.<br /><br /> <br />Sesungguhnya engkau tak sendiri, maka kasihilah sesamamu sebagaimana engkau seharusnya mengasihi dirimu sendiri.<br /><br /> <br />Sesungguhnya tidak mudah menjadi dirimu.<br /><br /> <br />Orang di sekitarmu menuntutmu untuk memenuhi standar mereka tentang apa yang disebut berhasil, mecemoohmu jika engkau tak tampil seperti telah berhasil, menertawakan impian-impianmu, meragukan kesungguhanmu, dan menuntutmu menggembirakan mereka dengan menelantarkan kebutuhanmu untuk hidup damai dengan dirimu.<br /><br /> <br />Kasihilah dirimu.<br /><br /> <br />Janganlah memarahinya karena kesalahan yang tak disengajanya, atau yang dilakukannya karena ketidak-tahuannya.<br /><br /> <br />Bersabarlah dengan kelambanannya dalam memperbaiki dirinya.<br /><br /> <br />Bukankah engkau yang selalu mengatakan bahwa manusia itu tak sempurna? Lalu, mengapakah engkau memarahinya karena ketidak-sempurnaannya?<br /><br /> <br />Dirimu itu paling membutuhkan kelembutanmu.<br /><br /> <br />Apakah engkau tak merasa kasihan melihat upayanya untuk menggembirakan orang-orang tamak yang sombong, yang lebih kaya darimu, yang diharapkannya akan melebihkan pemberian kepadamu jika dia melebihkan tawa dan pujian bagi mereka?<br /><br /> <br />Dirimu itu sesungguhnya telah letih melayanimu, yang banyak bermimpi tapi malas bertindak, yang banyak memprotes tapi mudah tersinggung, dan yang minder tapi sombong.<br /><br /> <br />Turunkanlah suaramu sebentar, dan berbicaralah dalam nada suara yang lebih penyayang kepada dirimu.<br /><br /> <br />Turunkanlah hidung dan wajahmu yang banyak mendongak untuk mengesankan rasa percaya diri itu, dan ramahkanlah wajahmu saat engkau melihatnya di cermin.<br /><br /> <br />Berlakulah lebih jujur kepada dirimu.<br /><br /> <br />Inginkanlah yang besar, tapi ikhlaslah melakukan yang sederhana dan yang dalam kemampuanmu untuk melakukan.<br /><br /> <br />Bersegeralah melakukan yang kau rencanakan dan setialah mengerjakannya sampai selesai, agar dirimu mempercayai janji-janjimu kepadanya.<br /><br /> <br />Duduklah lebih dekat dengan dirimu sendiri. Bersahabatlah dengannya.<br /><br /> <br />Janganlah engkau membuatnya merasa tak kau butuhkan,karena kau sesali semua kekurangannya, sambil melupakan kelebihan dan kebaikannya.<br /><br /> <br />Minta-maaflah kepada dirimu.<br /><br /> <br />Dari semua yang paling membutuhkan permintaan maaf atas kesemena-menaan cara hidupmu, adalah dirimu sendiri.<br /><br /> <br />Mudah-mudahan, dalam persahabatan yang ramah, penuh hormat, dan penuh kasih dengan dirimu sendiri itu, Tuhan mengutuhkanmu dengan dirimu sendiri dalam satu kesadaran jiwa yang semakin mulia dengan semakin bertambahnya usiamu.<br /><br /> <br />Karena sesungguhnya, engkau dan jiwamu itu satu.<br /><br /> <br />Tapi kesejatian jiwamu yang mulia itu, terbelah menjadi seperti dua bagian yang saling tak mendamaikan.<br /><br /> <br />Karena, kesejatian jiwamu itu tak mungkin menjadi tetap utuh, dengan kau ijinkannya nafsu yang buruk sebagai pengganti dari tenaga jiwamu yang suci.<br /><br /> <br />Maka, dekatkanlah dirimu kepada Tuhan, sedekat-dekatnya, dalam kemanjaan yang syahdu, dan dalam keharuan tangis jiwamu yang jujur.<br /><br /> <br />Karena, di dalam kedekatan itulah engkau disucikan.<br /><br /> <br />Karena, Tuhanmu tak mengijinkan apa pun yang kotor mendekat kepadaNya.<br /><br /> <br />Jiwamu yang dekat dan manja kepadaNya, akan dibersihkan.<br /><br /> <br />Dan di dalam kebersihan jiwamu itulah kedamaianmu tumbuh.<br /><br /> <br />Sekarang … tundukkanlah diri dan jiwamu, dalam semesra-mesranya sujud di hadapan Tuhanmu yang merindukan tangis manjamu.<br /><br /> <br />Wahai jiwa yang tenang … indahkanlah senyum di wajahmu itu.<br /><br /> <br />Tuhanmu sedang memandangimu dengan penuh kasih.<br /><br /> <br /><br />Mario Teguh - Dengan hati yang penuh kasih kepadamu, … sahabatkualfredo di stefanohttp://www.blogger.com/profile/17984209620338183444noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6390700124668545984.post-72623266300558970502012-03-30T01:14:00.001-07:002012-03-30T01:14:25.917-07:00masa' kalah sama anak SD, fan ?Seperti hari-hari biasa, tadi pagi saya pulang dari kampus dengan semangat... jauh lebih semangat daripada ketika berangkat (lho?). Rute yang saya pilih pun tak berubah sejak awal semester 5 yang hebat ini, selalu melewati SD Petinggen. Memang sebenarnya tak ada yang istimewa di SD ini ataupun rute ini. Tak ada rumah "seseorang" yang ingin dilewati, tak ada rumah diskon yang menjual dagangan murah di sini, atau mungkin tidak ada jalan tol yang mulus di rute ini. Saya memilih jalur ini lantaran TAK ADA LAMPU MERAH-nya. hehehe<br /><br /> <br /><br />Sesuatu yang menarik adalah tentang pemandangan yang saya lihat pagi ini. Sejenak dalam beberapa belas detik, saya melihat aktifitas anak-anak SD Petinggen ini. Berlarian di halaman, antri dengan teriak-teriak di penjual makanan, bersenda gurau dengan tertawa sambil memamerkan gigi ompongnya, menghitung mundur karena bermain petak umpet, dan lainnya...<br /><br /> <br /><br />Satu yang menarik dan satu yang benar-benar menyentuh adalah pemandangan anak-anak SD yang sedang menunaikan SHOLAT DHUHA boy...<br /><br /> <br /><br />WTF ! What The Funtastic !<br /><br /> <br /><br />Kalau di dalam film-film, anak-anak yang sedang menunaikan sholat dhuha itu pasti diberi efek angin dari kipas angin yang besar, kemudian di kasih taburan daun-daun kering yang menyahdukan suasana, atau kemudian diberi background air terjun yang berada di atas awan yang membuat mereka semakin menawan semakin mulia...<br /><br />:)<br /><br /> <br /><br />pagi ini, saya tersadar dan tersindir mak jleb-jleb,<br /><br />pertanyaan yang muncul adalah "Kapan kamu terakhir Sholat Dhuha Boy?"<br /><br /> <br /><br /> <br /><br />tak ada jawaban yang saya ucapkan, bahkan di dalam hati sekalipun...<br /><br />hanya saja saya semakin kencang memacu motor saya sebagai jawaban dari sebuah kegelisahan pagi ini...<br /><br />:)alfredo di stefanohttp://www.blogger.com/profile/17984209620338183444noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6390700124668545984.post-27595203015701934422012-03-30T01:13:00.001-07:002012-03-30T01:13:57.420-07:00ibumu, tak lebih dari proposal kah ?"Dimana rumahmu Nak?<br /><br /> <br />Orang bilang anakku seorang aktivis . Kata mereka namanya tersohor dikampusnya sana . Orang bilang anakku seorang aktivis.Dengan segudang kesibukan yang disebutnya amanah umat . Orang bilang anakku seorang aktivis .Tapi bolehkah aku sampaikan padamu nak ? Ibu bilang engkau hanya seorang putra kecil ibu yang lugu.<br /><br /> <br />Anakku,sejak mereka bilang engkau seorang aktivis ibu kembali mematut diri menjadi ibu seorang aktivis .Dengan segala kesibukkanmu,ibu berusaha mengerti betapa engkau ingin agar waktumu terisi dengan segala yang bermanfaat.Ibu sungguh mengerti itu nak, tapi apakah menghabiskan waktu dengan ibumu ini adalah sesuatu yang sia-sia nak ? Sungguh setengah dari umur ibu telah ibu habiskan untuk membesarkan dan menghabiskan waktu bersamamu nak,tanpa pernah ibu berfikir bahwa itu adalah waktu yang sia-sia.<br /><br /> <br />Anakku,kita memang berada disatu atap nak,di atap yang sama saat dulu engkau bermanja dengan ibumu ini .Tapi kini dimanakah rumahmu nak?ibu tak lagi melihat jiwamu di rumah ini .Sepanjang hari ibu tunggu kehadiranmu dirumah,dengan penuh doa agar Allah senantiasa menjagamu .Larut malam engkau kembali dengan wajah kusut.Mungkin tawamu telah habis hari ini,tapi ibu berharap engkau sudi mengukir senyum untuk ibu yang begitu merindukanmu . Ah,lagi-lagi ibu terpaksa harus mengerti,bahwa engkau begitu lelah dengan segala aktivitasmu hingga tak mampu lagi tersenyum untuk ibu . Atau jangankan untuk tersenyum,sekedar untuk mengalihkan pandangan pada ibumu saja engkau engkau,katamu engkau sedang sibuk mengejar deadline. Padahal,andai kau tahu nak,ibu ingin sekali mendengar segala kegiatanmu hari ini,memastikan engkau baik-baik saja,memberi sedikit nasehat yang ibu yakin engkau pasti lebih tahu.Ibu memang bukan aktivis sekaliber engkau nak,tapi bukankah aku ini ibumu ? yang 9 bulan waktumu engkau habiskan didalam rahimku..<br /><br /> <br />Anakku, ibu mendengar engkau sedang begitu sibuk nak. Nampaknya engkau begitu mengkhawatirkan nasib organisasimu,engkau mengatur segala strategi untuk mengkader anggotamu . Engkau nampak amat peduli dengan semua itu,ibu bangga padamu .Namun,sebagian hati ibu mulai bertanya nak,kapan terakhir engkau menanyakan kabar ibumu ini nak ? Apakah engkau mengkhawatirkan ibu seperti engkau mengkhawatirkan keberhasilan acaramu ? kapan terakhir engkau menanyakan keadaan adik-adikmu nak ? Apakah adik-adikmu ini tidak lebih penting dari anggota organisasimu nak ?<br /><br /> <br />Anakku,ibu sungguh sedih mendengar ucapanmu.Saat engkau merasa sangat tidak produktif ketika harus menghabiskan waktu dengan keluargamu . Memang nak,menghabiskan waktu dengan keluargamu tak akan menyelesaikan tumpukan tugas yang harus kau buat,tak juga menyelesaikan berbagai amanah yang harus kau lakukan .Tapi bukankah keluargamu ini adalah tugasmu juga nak?bukankah keluargamu ini adalah amanahmu yang juga harus kau jaga nak?<br /><br /> <br />Anakku,ibu mencoba membuka buku agendamu .Buku agenda sang aktivis.Jadwalmu begitu padat nak,ada rapat disana sini,ada jadwal mengkaji,ada jadwal bertemu dengan tokoh-tokoh penting.Ibu membuka lembar demi lembarnya,disana ada sekumpulan agendamu,ada sekumpulan mimpi dan harapanmu.Ibu membuka lagi lembar demi lembarnya,masih saja ibu berharap bahwa nama ibu ada disana.Ternyata memang tak ada nak,tak ada agenda untuk bersama ibumu yang renta ini.Tak ada cita-cita untuk ibumu ini . Padahal nak,andai engkau tahu sejak kau ada dirahim ibu tak ada cita dan agenda yang lebih penting untuk ibu selain cita dan agenda untukmu,putra kecilku..<br /><br /> <br />Kalau boleh ibu meminjam bahasa mereka,mereka bilang engkau seorang organisatoris yang profesional.Boleh ibu bertanya nak,dimana profesionalitasmu untuk ibu ?dimana profesionalitasmu untuk keluarga ? Dimana engkau letakkan keluargamu dalam skala prioritas yang kau buat ?<br /><br /> <br />Ah,waktumu terlalu mahal nak.Sampai-sampai ibu tak lagi mampu untuk membeli waktumu agar engkau bisa bersama ibu..<br /><br /> <br />Setiap pertemuan pasti akan menemukan akhirnya. Pun pertemuan dengan orang tercinta,ibu,ayah,kaka dan adik . Akhirnya tak mundur sedetik tak maju sedetik .Dan hingga saat itu datang,jangan sampai yang tersisa hanyalah penyesalan.Tentang rasa cinta untuk mereka yang juga masih malu tuk diucapkan .Tentang rindu kebersamaan yang terlambat teruntai.<br /><br /> <br />Untuk mereka yang kasih sayangnya tak kan pernah putus,untuk mereka sang penopang semangat juang ini . Saksikanlah,bahwa tak ada yang lebih berarti dari ridhamu atas segala aktivitas yang kita lakukan.Karena tanpa ridhamu,Mustahil kuperoleh ridhaNya..."<br /><br /><br /><br />share dr grup sebelah..alfredo di stefanohttp://www.blogger.com/profile/17984209620338183444noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6390700124668545984.post-1767293778701552932012-03-30T01:09:00.000-07:002012-03-30T01:13:12.308-07:00Ibu tentu kita cinta, kalau ayah ? :'(Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya…..Akan sering merasa kangen sekali dengan Mamanya. Lalu bagaimana dengan Papa? Mungkin karena Mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari,tapi tahukah kamu, jika ternyata Papa-lah yang mengingatkan Mama untuk menelponmu?<br /><br /> <br /><br />Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Mama-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng. Tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Papa bekerja dan dengan wajah lelah Papa selalu menanyakan pada Mama tentang kabarmu dan apa yang kau<br /><br />lakukan seharian?<br /><br /> <br /><br />Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil……Papa biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda. Dan setelah Papa mengganggapmu bisa, Papa akan melepaskan roda bantu di sepedamu…Kemudian Mama bilang : “Jangan dulu Papa, jangan dilepas dulu roda bantunya” , Mama takut putri manisnya terjatuh lalu terluka…. Tapi sadarkah kamu? Bahwa Papa dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.<br /><br /> <br /><br />Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Mama menatapmu iba.Tetapi Papa akan mengatakan dengan tegas : “Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang” Tahukah kamu, Papa melakukan itu karena Papa tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?<br /><br /> <br /><br />Saat kamu sakit pilek, Papa yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata :”Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!”. Berbeda dengan Mama yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut. Ketahuilah, saat itu Papa benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.<br /><br /> <br /><br />Ketika kamu sudah beranjak remaja….Kamu mulai menuntut pada Papa untuk dapat izin keluar malam, dan Papa bersikap tegas dan mengatakan: “Tidak boleh!”. Tahukah kamu, bahwa Papa melakukan itu untuk menjagamu? Karena bagi Papa, kamu adalah sesuatu yang sangat - sangat luar biasa berharga.. Setelah itu kamu marah pada Papa, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu…Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Mama…. Tahukah kamu, bahwa saat itu Papa memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya, bahwa Papa sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?<br /><br /> <br /><br />Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, Papa akan memasang wajah paling cool sedunia….. :’) Papa sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu.. Sadarkah kamu, kalau hati Papa merasa cemburu?<br /><br /> <br /><br />Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Papa melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya. Maka yang dilakukan Papa adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir… Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut-larut…Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Papa akan mengeras dan Papa memarahimu.. . Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Papa akan segera datang?” Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Papa”<br /><br /> <br /><br />Setelah lulus SMA, Papa akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur. Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Papa itu semata - mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti… Tapi toh Papa tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Papa :)<br /><br /> <br /><br />Ketika kamu menjadi gadis dewasa….Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain…Papa harus melepasmu di bandara. Tahukah kamu bahwa badan Papa terasa kaku untuk memelukmu? Papa hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini - itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati… Padahal Papa ingin sekali menangis seperti Mama dan memelukmu erat-erat.Yang Papa lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata “Jaga dirimu baik-baik ya sayang”.Papa melakukan itu semua agar kamu KUAT…kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.<br /><br /> <br /><br />Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Papa. Papa pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.<br /><br /> <br /><br />Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Papa tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan…<br /><br />Kata-kata yang keluar dari mulut Papa adalah : “Tidak…. Tidak bisa!” Padahal dalam batin Papa, Ia sangat ingin mengatakan “Iya sayang, nanti Papa belikan untukmu”. Tahukah kamu bahwa pada saat itu Papa merasa gagal membuat anaknya tersenyum?<br /><br /> <br /><br />Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana. Papa adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu. Papa akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat “putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang”<br /><br /> <br /><br />Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Papa untuk mengambilmu darinya. Papa akan sangat berhati-hati memberikan izin..Karena Papa tahu…..Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti…<br /><br /> <br /><br />Dan akhirnya….Saat Papa melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Papa pun tersenyum bahagia…. Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Papa pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis? Papa menangis karena papa sangat Bahagia!<br /><br /> <br /><br />Kemudian Papa berdoa….Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Papa berkata: “Ya Allah tugasku telah selesai dengan baik….Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik….Bahagiakanlah ia bersama suaminya….”<br /><br /> <br /><br />Setelah itu Papa hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk…<br /><br /> <br /><br />Dengan rambut yang telah dan semakin memutih….<br /><br /> <br /><br />Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya….<br /><br /> <br /><br />Papa telah menyelesaikan tugasnya….<br /><br /> <br /><br />Papa, Ayah, Bapak, atau Abah kita…Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat…<br /><br /> <br /><br />Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis…Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu…<br /><br /> <br /><br />Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa “KAMU BISA” dalam segala hal apapun.:’)<br /><br /> <br /><br />Tersenyum dan bersyukurlah ketika kamu bisa merasakan kasih sayang seorang Ayah hingga tugasnya selesai….<br /><br />Jika kamu mengalaminya, Kamu adalah salah satu orang yang beruntung…<br /><br /> <br /><br />(Thomas Tjahja)alfredo di stefanohttp://www.blogger.com/profile/17984209620338183444noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6390700124668545984.post-83689473269007129632012-01-06T20:47:00.000-08:002012-01-06T20:49:21.986-08:00Surat Ibu kepadamu, Nak...Assalamu’alaikum,<br /><br />Segala puji Ibu panjatkan kehadirat Allah ta’ala yang telah memudahkan Ibu untuk beribadah kepada-Nya. Shalawat serta salam Ibu sampaikan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, keluarga dan para sahabatnya. Amin…<br /><br /> Wahai anakku,<br /><br />Surat ini datang dari Ibumu yang selalu dirundung sengsara… Setelah berpikir panjang Ibu mencoba untuk menulis dan menggoreskan pena, sekalipun keraguan dan rasa malu menyelimuti diri. Setiap kali menulis, setiap kali itu pula gores tulisan terhalang oleh tangis, dan setiap kali menitikkan air mata setiap itu pula hati terluka…<br /><br /> <br />Wahai anakku!<br /><br />Sepanjang masa yang telah engkau lewati, kulihat engkau telah menjadi laki-laki dewasa, laki-laki yang cerdas dan bijak! Karenanya engkau pantas membaca tulisan ini, sekalipun nantinya engkau remas kertas ini lalu engkau merobeknya, sebagaimana sebelumnya engkau telah remas hati dan telah engkau robek pula perasaanku.<br /><br /> <br />Wahai anakku…<br /><br />25 tahun telah berlalu, dan tahun-tahun itu merupakan tahun kebahagiaan dalam kehidupanku. Suatu ketika dokter datang menyampaikan kabar tentang kehamilanku dan semua ibu sangat mengetahui arti kalimat tersebut. Bercampur rasa gembira dan bahagia dalam diri ini sebagaimana ia adalah awal mula dari perubahan fisik dan emosi…<br /><br /> Semenjak kabar gembira tersebut aku membawamu 9 bulan. Tidur, berdiri, makan dan bernafas dalam kesulitan. Akan tetapi itu semua tidak mengurangi cinta dan kasih sayangku kepadamu, bahkan ia tumbuh bersama berjalannya waktu.<br /><br />Aku mengandungmu, wahai anakku! Pada kondisi lemah di atas lemah, bersamaan dengan itu aku begitu gembira tatkala merasakan melihat terjangan kakimu dan balikan badanmu di perutku. Aku merasa puas setiap aku menimbang diriku, karena semakin hari semakin bertambah berat perutku, berarti engkau sehat wal afiat dalam rahimku.<br /><br /> Penderitaan yang berkepanjangan menderaku, sampailah saat itu, ketika fajar pada malam itu, yang aku tidak dapat tidur dan memejamkan mataku barang sekejap pun. Aku merasakan sakit yang tidak tertahankan dan rasa takut yang tidak bisa dilukiskan.Sakit itu terus berlanjut sehingga membuatku tidak dapat lagi menangis. Sebanyak itu pula aku melihat kematian menari-nari di pelupuk mataku, hingga tibalah waktunya engkau keluar ke dunia.<br /><br /> Engkau pun lahir…<br /><br />Tangisku bercampur dengan tangismu, air mata kebahagiaan. Dengan semua itu, sirna semua keletihan dan kesedihan, hilang semua sakit dan penderitaan, bahkan kasihku padamu semakin bertambah dengan bertambah kuatnya sakit. Aku raih dirimu sebelum aku meraih minuman, aku peluk cium dirimu sebelum meneguk satu tetes air ke kerongkonganku.<br /><br /> <br />Wahai anakku… telah berlalu tahun dari usiamu, aku membawamu dengan hatiku dan memandikanmu dengan kedua tangan kasih sayangku. Saripati hidupku kuberikan kepadamu. Aku tidak tidur demi tidurmu, berletih demi kebahagiaanmu. Harapanku pada setiap harinya, agar aku melihat senyumanmu. Kebahagiaanku setiap saat adalah celotehmu dalam meminta sesuatu, agar aku berbuat sesuatu untukmu… itulah kebahagiaanku!<br /><br /> <br />Kemudian, berlalulah waktu. Hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun. Selama itu pula aku setia menjadi pelayanmu yang tidak pernah lalai, menjadi dayangmu yang tidak pernah berhenti, dan menjadi pekerjamu yang tidak pernah mengenal lelah serta mendo’akan selalu kebaikan dan taufiq untukmu.<br /><br /> <br /> Aku selalu memperhatikan dirimu hari demi hari hingga engkau menjadi dewasa. Badanmu yang tegap, ototmu yang kekar, kumis dan jambang tipis yang telah menghiasi wajahmu, telah menambah ketampananmu. Tatkala itu aku mulai melirik ke kiri dan ke kanan demi mencari pasangan hidupmu.<br /><br /> <br />Semakin dekat hari perkawinanmu, semakin dekat pula hari kepergianmu. saat itu pula hatiku mulai serasa teriris-iris, air mataku mengalir, entah apa rasanya hati ini. Bahagia telah bercampur dengan duka, tangis telah bercampur pula dengan tawa. Bahagia karena engkau mendapatkan pasangan dan sedih karena engkau pelipur hatiku akan berpisah denganku.<br /> <br /><br />Waktu berlalu seakan-akan aku menyeretnya dengan berat. Kiranya setelah perkawinan itu aku tidak lagi mengenal dirimu, senyummu yang selama ini menjadi pelipur duka dan kesedihan, sekarang telah sirna bagaikan matahari yang ditutupi oleh kegelapan malam. Tawamu yang selama ini kujadikan buluh perindu, sekarang telah tenggelam seperti batu yang dijatuhkan ke dalam kolam yang hening, dengan dedaunan yang berguguran. Aku benar-benar tidak mengenalmu lagi karena engkau telah melupakanku dan melupakan hakku.<br /><br /> Terasa lama hari-hari yang kulewati hanya untuk ingin melihat rupamu. Detik demi detik kuhitung demi mendengarkan suaramu. Akan tetapi penantian kurasakan sangat panjang. Aku selalu berdiri di pintu hanya untuk melihat dan menanti kedatanganmu. Setiap kali berderit pintu aku manyangka bahwa engkaulah orang yang datang itu. Setiap kali telepon berdering aku merasa bahwa engkaulah yang menelepon. Setiap suara kendaraan yang lewat aku merasa bahwa engkaulah yang datang.<br /><br /> Akan tetapi, semua itu tidak ada. Penantianku sia-sia dan harapanku hancur berkeping, yang ada hanya keputusasaan. Yang tersisa hanyalah kesedihan dari semua keletihan yang selama ini kurasakan. Sambil menangisi diri dan nasib yang memang telah ditakdirkan oleh-Nya.<br /><br /> Anakku… ibumu ini tidaklah meminta banyak, dan tidaklah menagih kepadamu yang bukan-bukan. Yang Ibu pinta, jadikan ibumu sebagai sahabat dalam kehidupanmu. Jadikanlah ibumu yang malang ini sebagai pembantu di rumahmu, agar bisa juga aku menatap wajahmu, agar Ibu teringat pula dengan hari-hari bahagia masa kecilmu.<br /><br /> Dan Ibu memohon kepadamu, Nak! Janganlah engkau memasang jerat permusuhan denganku, jangan engkau buang wajahmu ketika Ibu hendak memandang wajahmu!! Yang Ibu tagih kepadamu, jadikanlah rumah ibumu, salah satu tempat persinggahanmu, agar engkau dapat sekali-kali singgah ke sana sekalipun hanya satu detik. Jangan jadikan ia sebagai tempat sampah yang tidak pernah engkau kunjungi, atau sekiranya terpaksa engkau datangi sambil engkau tutup hidungmu dan engkaupun berlalu pergi.<br /><br />Anakku, telah bungkuk pula punggungku. Bergemetar tanganku, karena badanku telah dimakan oleh usia dan digerogoti oleh penyakit… Berdiri seharusnya dipapah, dudukpun seharusnya dibopong, sekalipun begitu cintaku kepadamu masih seperti dulu… Masih seperti lautan yang tidak pernah kering. Masih seperti angin yang tidak pernah berhenti.<br /><br /> Sekiranya engakau dimuliakan satu hari saja oleh seseorang, niscaya engkau akan balas kebaikannya dengan kebaikan setimpal. Sedangkan kepada ibumu… Mana balas budimu, nak!? Mana balasan baikmu! Bukankah air susu seharusnya dibalas dengan air susu serupa?! Akan tetapi kenapa nak! Susu yang Ibu berikan engkau balas dengan tuba. Bukankah Allah ta’ala telah berfirman, “Bukankah balasan kebaikan kecuali dengan kebaikan pula?!” (QS. Ar Rahman: 60).<br /><br /> Sampai begitu keraskah hatimu, dan sudah begitu jauhkah dirimu?! Setelah berlalunya hari dan berselangnya waktu?!<br /><br />Wahai anakku, setiap kali aku mendengar bahwa engkau bahagia dengan hidupmu, setiap itu pula bertambah kebahagiaanku. Bagaimana tidak, engkau adalah buah dari kedua tanganku, engkaulah hasil dari keletihanku.<br /><br />Engkaulah laba dari semua usahaku! Kiranya dosa apa yang telah kuperbuat sehingga engkau jadikan diriku musuh bebuyutanmu?! Pernahkah aku berbuat khilaf dalam salah satu waktu selama bergaul denganmu, atau pernahkah aku berbuat lalai dalam melayanimu?<br /><br />Terus, jika tidak demikian, sulitkah bagimu menjadikan statusku sebagai budak dan pembantu yang paling hina dari sekian banyak pembantumu . Semua mereka telah mendapatkan upahnya!? Mana upah yang layak untukku wahai anakku!<br /><br />Dapatkah engkau berikan sedikit perlindungan kepadaku di bawah naungan kebesaranmu? Dapatkah engkau menganugerahkan sedikit kasih sayangmu demi mengobati derita orang tua yang malang ini? Sedangkan Allah ta’ala mencintai orang yang berbuat baik.<br /><br /> Wahai anakku!! Aku hanya ingin melihat wajahmu, dan aku tidak menginginkan yang lain.<br /><br /> Wahai anakku! Hatiku teriris, air mataku mengalir, sedangkan engkau sehat wal afiat. Orang-orang sering mengatakan bahwa engkau seorang laki-laki supel, dermawan, dan berbudi.<br /><br /> Anakku… Tidak tersentuhkah hatimu terhadap seorang wanita tua yang lemah, tidak terenyuhkah jiwamu melihat orang tua yang telah renta ini, ia binasa dimakan oleh rindu, berselimutkan kesedihan dan berpakaian kedukaan!? Bukan karena apa-apa?! Akan tetapi hanya karena engkau telah berhasil mengalirkan air matanya… Hanya karena engkau telah membalasnya dengan luka di hatinya… hanya karena engkau telah pandai menikam dirinya dengan belati durhakamu tepat menghujam jantungnya… hanya karena engkau telah berhasil pula memutuskan tali silaturrahim?!<br /><br /> Wahai anakku, ibumu inilah sebenarnya pintu surga bagimu. Maka titilah jembatan itu menujunya, lewatilah jalannya dengan senyuman yang manis, pemaafan dan balas budi yang baik. Semoga aku bertemu denganmu di sana dengan kasih sayang Allah ta’ala, sebagaimana dalam hadits: “Orang tua adalah pintu surga yang di tengah. Sekiranya engkau mau, maka sia-siakanlah pintu itu atau jagalah!!” (HR. Ahmad)<br /><br /> Anakku. Aku sangat mengenalmu, tahu sifat dan akhlakmu. Semenjak engkau telah beranjak dewasa saat itu pula tamak dan labamu kepada pahala dan surga begitu tinggi. Engkau selalu bercerita tentang keutamaan shalat berjamaah dan shaf pertama. Engkau selalu berniat untuk berinfak dan bersedekah.<br /><br /> Akan tetapi, anakku! Mungkin ada satu hadits yang terlupakan olehmu! Satu keutamaan besar yang terlalaikan olehmu yaitu bahwa Nabi yang mulia shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Dari Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, amal apa yang paling mulia? Beliau bersabda: “Shalat pada waktunya”, aku berkata: “Kemudian apa, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda: “Berbakti kepada kedua orang tua”, dan aku berkata: “Kemudian, wahai Rasulullah!” Beliau menjawab, “Jihad di jalan Allah”, lalu beliau diam. Sekiranya aku bertanya lagi, niscaya beliau akan menjawabnya. (Muttafaqun ‘alaih)<br /><br /> Wahai anakku!! Ini aku, pahalamu, tanpa engkau bersusah payah untuk memerdekakan budak atau berletih dalam berinfak. Pernahkah engkau mendengar cerita seorang ayah yang telah meninggalkan keluarga dan anak-anaknya dan berangkat jauh dari negerinya untuk mencari tambang emas?! Setelah tiga puluh tahun dalam perantauan, kiranya yang ia bawa pulang hanya tangan hampa dan kegagalan. Dia telah gagal dalam usahanya. Setibanya di rumah, orang tersebut tidak lagi melihat gubuk reotnya, tetapi yang dilihatnya adalah sebuah perusahaan tambang emas yang besar. Berletih mencari emas di negeri orang kiranya, di sebelah gubuk reotnya orang mendirikan tambang emas.<br /><br /> Begitulah perumpamaanmu dengan kebaikan. Engkau berletih mencari pahala, engkau telah beramal banyak, tapi engkau telah lupa bahwa di dekatmu ada pahala yang maha besar. Di sampingmu ada orang yang dapat menghalangi atau mempercepat amalmu. Bukankah ridhoku adalah keridhoan Allah ta’ala, dan murkaku adalah kemurkaan-Nya?<br /><br /> <br />Anakku, yang aku cemaskan terhadapmu, yang aku takutkan bahwa jangan-jangan engkaulah yang dimaksudkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya: “Merugilah seseorang, merugilah seseorang, merugilah seseorang”, dikatakan, “Siapa dia,wahai Rasulullah?, Rasulullah menjawab, “Orang yang mendapatkan kedua ayah ibunya ketika tua, dan tidak memasukkannya ke surga”. (HR. Muslim)<br /><br /> Anakku… Aku tidak akan angkat keluhan ini ke langit dan aku tidak adukan duka ini kepada Allah, karena sekiranya keluhan ini telah membumbung menembus awan, melewati pintu-pintu langit, maka akan menimpamu kebinasaan dan kesengsaraan yang tidak ada obatnya dan tidak ada dokter yang dapat menyembuhkannya. Aku tidak akan melakukannya, Nak! Bagaimana aku akan melakukannya sedangkan engkau adalah jantung hatiku… Bagaimana ibumu ini kuat menengadahkan tangannya ke langit sedangkan engkau adalah pelipur laraku. Bagaimana Ibu tega melihatmu merana terkena do’a mustajab, padahal engkau bagiku adalah kebahagiaan hidupku.<br /><br /> Bangunlah Nak! Uban sudah mulai merambat di kepalamu. Akan berlalu masa hingga engkau akan menjadi tua pula, dan al jaza’ min jinsil amal… “Engkau akan memetik sesuai dengan apa yang engkau tanam…” Aku tidak ingin engkau nantinya menulis surat yang sama kepada anak-anakmu, engkau tulis dengan air matamu sebagaimana aku menulisnya dengan air mata itu pula kepadamu.<br /><br />Wahai anakku, bertaqwalah kepada Allah pada ibumu, peganglah kakinya!! Sesungguhnya surga di kakinya. Basuhlah air matanya, balurlah kesedihannya, kencangkan tulang ringkihnya, dan kokohkan badannya yang telah lapuk.Anakku… Setelah engkau membaca surat ini,terserah padamu! Apakah engkau sadar dan akan kembali atau engkau ingin merobeknya.<br /><br /> <br />Wassalam,<br /><br />Ibumu<br /><br /> <br />[karya Ustadz Armen Halim Naro, Lc -rahimahullah-]alfredo di stefanohttp://www.blogger.com/profile/17984209620338183444noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6390700124668545984.post-30540743172406213062012-01-06T20:46:00.000-08:002012-01-06T20:47:34.766-08:00Pesankan saya tempat di neraka !!! (sebuah kisah tragis dari mesir)Sebuah kisah dimusim panas yang menyengat. Seorang kolumnis majalah Al Manar mengisahkannya…<br /><br /> <br />Musim panas merupakan ujian yang cukup berat. Terutama bagi muslimah, untuk tetap mempertahankan pakaian kesopanannnya. Gerah dan<br /><br />panas tak lantas menjadikannya menggadaikan akhlak. Berbeda dengan musim dingin, dengan menutup telinga dan leher kehangatan badan bisa dijaga. Jilbab bisa sebagai multi fungsi.<br /><br /> <br />Dalam sebuah perjalanan yang cukup panjang, Cairo-Alexandria; di sebuah mikrobus. Ada seorang perempuan muda berpakaian kurang layak untuk dideskripsikan sebagai penutup aurat. Karena menantang kesopanan. Ia duduk diujung kursi dekat pintu keluar.<br /> <br />Tentu saja dengan cara pakaian seperti itu mengundang ‘perhatian’ kalau bisa dibahasakan sebagai keprihatinan sosial. Seorang bapak setengah baya yang kebetulan duduk disampingnya mengingatkan. Bahwa pakaian seperti itu bisa mengakibatkan sesuatu yang tak baik bagi dirinya. Disamping pakaian seperti itu juga melanggar aturan agama dan norma kesopanan.<br /><br /><br />Tahukah Anda apa respon perempuan muda tersebut?<br /><br /><br /><br />Dengan ketersinggungan yang sangat ia mengekspresikan kemarahannya. Karena merasa privasinya terusik. Hak berpakaian menurutnya adalah hak prerogatif seseorang.<br /><br /> “Jika memang bapak mau, ini ponsel saya. Tolong pesankan saya, tempat di neraka Tuhan Anda!!<br /><br />sebuah respon yang sangat frontal. Dan sang bapak pun hanya beristighfar. Ia terus menggumamkan kalimat-kalimat Allah.<br /><br /> Detik-detik berikutnya suasanapun hening. Beberapa orang terlihat kelelahan dan terlelap dalam mimpinya. Tak terkecuali perempuan muda itu. Hingga sampailah perjalanan dipenghujung tujuan. Di terminal akhir mikrobus Alexandria.<br /><br /> Kini semua penumpang bersiap-siap untuk turun. Tapi mereka terhalangi oleh perempuan muda tersebut yang masih terlihat tertidur. Ia berada didekat pintu keluar. “Bangunkan saja!” begitu kira-kira permintaan para penumpang.<br /><br /> Tahukah apa yang terjadi. Perempuan muda tersebut benar-benar tak bangun lagi. Ia menemui ajalnya. Dan seisi mikrobus tersebut terus beristighfar, menggumamkan kalimat Allah sebagaimana yang dilakukan bapak tua yang duduk disampingnya.<br /><br /><br /><br /><br /> Sebuah akhir yang menakutkan. Mati dalam keadaan menantang Tuhan.<br /><br />Seandainya tiap orang mengetahui akhir hidupnya….<br /><br />Seandainya tiap orang menyadari hidupnya bisa berakhir setiap saat… Seandainya tiap orang takut bertemu dengan Tuhannya dalam keadaan yang buruk…<br /><br />Seandainya tiap orang tahu bagaimana kemurkaan Allah…<br /><br />Sungguh Allah masih menyayangi kita yang masih terus dibimbing-Nya.<br /><br />Allah akan semakin mendekatkan orang-orang yang dekat denganNYA semakin dekat.<br /><br />Dan mereka yang terlena seharusnya segera sadar…mumpung kesempatan itu masih ada.<br /><br /> <br /> <br /><br /> <br /><br />sumber : http://www.lintasberita.com/Lifestyl...gis-dari-mesiralfredo di stefanohttp://www.blogger.com/profile/17984209620338183444noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6390700124668545984.post-78689714166791797582012-01-06T20:42:00.000-08:002012-01-06T20:46:32.135-08:00Sejauh-jauh bangau terbang, akhirnya kembali ke peraduaannyaMudik, Info Mudik, H-6 Idul Fitri, Kenaikan harga sembako masih wajar, Tiket KA habis terjual, Parcel lebaran sudah mulai membanjir…<br /><br /> Nah, hampir semua headline berita di media cetak maupun media elektronik mungkin dihiasi dengan kata-kata di atas. Menjelang Ramadan berakhir, sebagian besar rakyat Indonesia memang selalu mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya untuk menghadapi lebaran. Tak pandang usia maupun status sosial, semua rakyat berpacu dengan waktu menyambut datangnya hari kemenangan tersebut. Diantara tradisi di atas, ada satu hal yang sangat dinanti-nantikan oleh para perantau, yaitu tradisi mudik.<br /><br /> Well, karena web ini bukanlah web yang membahas tentang mudik dan segala informasinya, maka yang akan kita bahas adalah keterkaitan antara mudik dengan kita. Ya, kita padmanaba, sebuah analogi yang cukup menggelitik karena kita akan membahas antara mudik dan padmanaba.<br /><br /> Kaitan antara tradisi mudik dan padmanaba adalah sesuatu yang terjadi di tanggal yang selalu kita ingat, yaitu 19 september. Ya, dan tepat sekali, itu adalah hari ulang tahun atau hari berdirinya sekolah kita tercinta yaitu SMAN 3 Yogyakarta, atau lebih dikenal dengan istilah Padmanaba. Tanggal dan bulan yang selalu berulang di setiap tahun, seperti halnya dengan mudik yang tentunya sangat dinantikan setiap tahunnya oleh para perantau. Bagi kita putra-putri padmanaba, di tanggal tersebut adalah ajang atau momen yang paling pas untuk ”mudik” atau kembali ke sekolah tercinta.<br /><br /> Kerinduan, rasa cinta pada kampung halaman dan keinginan bertemu dengan sanak keluarga adalah passion terbesar para pemudik untuk kembali ke kampungnya. Layaknya pemudik, para alumni padmanaba yang mungkin sudah bertebaran di seluruh penjuru dunia, mereka akan dengan sangat berusaha meluangkan waktunya pada tanggal tersebut untuk datang ke sekolah tercinta. Ada yang memang ingin langsung memberikan manfaat, melihat perkembangan sekolah atau mungkin hanya sekedar say hello kepada para guru ataupun adik-adik juniornya sembari bernostalgia, mengingat-ingat kenangan yang sudah mereka ciptakan di sekolah yang luar biasa ini. Entah kenangan lucu, sedih, menyenangkan, ataupun mengharukan, semuanya bercampur menjadi memori kehidupan yang sungguh sangat bermakna.<br /><br /> Lantas, apa yang biasanya dilakukan oleh perantau ketika mudik ? Tentunya para perantau akan berusaha membagi, bermanfaat dan mengaplikasikan kemampuan yang mereka peroleh selama di perantauan. Persis dengan apa yang dilakukan oleh kakak-kakak kita para alumni, mereka akan dengan senang hati berbagi pengetahuan, berbagi cerita sukses, berbagi manisnya perjuangan dan cinta atau bahkan dengan sangat ringan berbagi sokongan dana untuk kemajuan sekolah kita. Tak ada rasa ragu, tak ada perasaan maneman ketika berbagi, semuanya diberikan untuk padmanaba, untuk sekolah kita yang tercinta atau lebih tepatnya disebut keluarga yang dicinta.<br /><br /> Memang, mudik selalu menjadi cerita yang indah setiap tahunnya. Tak peduli seberapa besar hambatannya, para pemudik/perantau selalu memiliki semangat yang jauh lebih besar dibanding hambatan tersebut untuk kembali ke kampung halamannya. Semua dilakukan hanya karena satu hal yang disebut CINTA. Begitu pula dengan para alumni padmanaba. Karena kecintaan itulah, mereka bersedia kembali, bahu-membahu membangun sekolah atau keluarga tercinta ini agar selalu terus berkembang lebih baik. Oleh karena itu, kita yang mungkin masih berada di kampung halaman ini, seharusnya bersiap untuk menyambut para pemudik atau para alumni kita dengan sebaik-baiknya. Memberikan jamuan dengan pantas, agar kecintaan mereka semakin bertambah pekatnya. Gelaran event-event menjelang hari lahirnya Sang Teratai pun kini sudah dipersiapkan dengan luar biasa oleh adik-adik kita. Mari kita sambut bersama dengan perasaan yang merdeka HARI LAHIRNYA PADMANABA.<br /><br /> <br />SELAMAT DATANG PPHP KE-69. JAYA SELALU PADMANABA !<br /><br /> <br />Yogyakarta, 24 Agustus 2011<br />14.40-15.53<br /><br /><br /><br />nb : tulisan ini pernah dipublikasikan di padmanaba.or.idalfredo di stefanohttp://www.blogger.com/profile/17984209620338183444noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6390700124668545984.post-63129280806838653932011-12-25T22:59:00.000-08:002011-12-25T23:03:08.185-08:00hari pertama Ramadan tahun inihahaha, entah kenapa saya merasa perlu berbagi cerita dengan kawan kawan semua. Karena sepertinya hari ini lumayan aneh lho, hahaha. Nah, silahkan perhatikan (what the) fun fact-nya :<br /><br /> Hari ini adalah hari pertama di bulan Ramadan 1432 H, nah ketika bangun sahur, saya merasa bahwa saya tidak tidur malam, karena saya menganggap bahwa tadi pagi itu masih jam 10 malam. Dan akibatnya saya musti dilabrak si Bos agar bisa menunaikan ibadah sahur. Wkwkwk<br /><br /> kemudian setelah solat subuh, saya sempat membuka fb dan menemukan (dikasih tahu adek kelas ding –red.) bahwa di website iklan bioskop 21 terdapat kesalahan dalam penulisan tentang Ramadan. Tulisannya kira-kira begini “Selamat datang bulan Ramadan 1 Syawal 1432 H”, nah terus sempat membuka foto (yang disarankan adek kelas saya), terdapat lagi foto spanduk yang bertulisan hal yang hampir sama dengan tulisan tersebut. Ckckck parah –a<br /><br /> kemudian menjelang siang, saya berangkat ke kampus untuk mengecek perkembangan informasi. Nah, ketika pulang mau mengambil motor tiba-tiba perhatian saya teralihkan pada sesuatu yang bergerak cepat di belakang saya. Sembari menengok ke belakang saya tetap berjalan dan seketika tiba-tiba seakan gerakan slow motion saya menabrak tiang tempat parkiran dan hilanglah sudah sesuatu yang bergerak cepat tadi. Hadoh sakit bre<br /><br /> kemudian saya beranjak menuju tempat servis motor, nah ketika motor saya diservis, tiba-tiba terjadi kecelakaan di seberang bengkel tersebut. Nah, karena penasaran maka saya mendekat ke korban yang ternyata 2 anak kecil yang kira-kira berumur 7-9 tahun. Satu hal yang membuat saya tercengang adalah anak kecil tadi hidungnya mengeluarkan darah yang cukup banyak, dan saya mencoba sebisa saya untuk membantu anak tersebut… nah, yang membuat saya cukup syok adalah kemarin, baru kemarin ! sepupu saya juga habis jatuh dengan kondisi hidung yang sobek lumayan besar. Ckckck masa’ dalam 2 hari ketemu 2 hidung yang mengeluarkan darah lumayan deras. Hadeh<br /><br /> sepulangnya dari bengkel, saya melihat pemandangan yang mengenaskan di sebuah pertigaan kota Jogja. Ada seorang anak kecil yang dia terlihat menangis dan mengata-ngatai sebuah mobil yang (mungkin) menolak memberikan uang recehnya kepada anak tersebut. Anak itu berteriak-teriak, menangis, dan mengatai pengguna mobil itu dengan kata “Sombong“<br /><br /> wah wah wah, ada ada saja cerita di awal ramadan ini. Ini baru hari pertama dan masih di Jogja. Gimana besok kalau saya di Tuban ? Cerita seru apa saja yang akan saya temui ? hmmm… hanya Allah yang tahu, semoga bermanfaat buat saya, see you in Tuban kawan, hehehe J<br /><br /> <br /><br /> <br /><br />nb: 3 acara sudah saya lewatkan demi Geologi ini kawan<br /><br />(Muslim Fair,Pawai,Sleman)<br /><br /> <br /><br /> <br /><br />My fifthteenth (thirty fourth) task on 2011<br />1st of August 2011<br />13.51-14.13alfredo di stefanohttp://www.blogger.com/profile/17984209620338183444noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6390700124668545984.post-10263464759917988962011-12-07T08:39:00.000-08:002011-12-07T08:41:32.351-08:00Seger-seger di RamadanKata guru TPA waktu saya masih SD dulu, kalau pas bulan Ramadan itu semua setan akan dikurung di neraka. Ga ada satu pun setan yang berkeliaran di muka bumi, semuanya berada di neraka dan disiksa sampai (minimal) lebaran depan. Dan kemudian pintu surga di buka selebar-lebarnya dan Allah pun dengan LUAR BIASA mengobral semua pahala, ampunan, dan kemuliaan-kemuliaan lain selama bulan Ramadan…<br /><br /> <br /><br />Jadi seandainya MASIH SAJA ada manusia di dunia ini yang berbuat maksiat selama bulan Ramadan, berarti jelas-jelas itu bukanlah ajakan setan. Itu jelas merupakan nafsu atau kebodohan dari manusia tersebut. Dan setan pun (mungkin) diizinkan membela diri seandainya disalahkan oleh manusia yang tidak tahu diri tersebut. Dan mungkin kategori orang seperti ini dapat dimasukkan dalam golongan makhluk yang LEBIH HINA daripada setan, karena dia sudah memfitnah setan yang (mungkin) sama sekali tidak mengajaknya untuk berbuat sesat.<br /><br /> <br /><br />Lantas, kenapa bulan Ramadan itu tidak terjadi pada sepanjang tahun ? kenapa hanya sebulan ? Jawaban konyilnya adalah kalau bulan Ramadan terjadi pada sepanjang tahun, maka namanya pasti BUKAN BULAN RAMADAN, tetapi TAHUN RAMADAN. Hahaha. Oke, back to topic, namun ada satu hal yang seharusnya menjadi keuntungan kita sebagai umat nabi Muhammad, karena sesungguhnya umat nabi Muhammad itu bersyukur karena mereka bisa merasakan apa yang dinamakan bulan ramadan. Karena apa, umat-umat terdahulu tidak merasakan yang namanya bulan ramadan. Mungkin memang benar adanya, kalau umat terdahulu merasakan namanya puasa, tetapi mereka tidak menamakan apa yang dinamakan BULAN RAMADAN.<br /><br /> <br /><br />Maka itulah, kita sebagai umat nabi Muhammad, harusnya bersyukur dengan luar biasa karena merasakan bulan Ramadan. Tentunya cara bersyukur terbaiklah yang seharusnya kita lakukan, bisa dengan bersungguh-sungguh dalam menjalankan ibadah selama bulan Ramadan.<br /><br /> <br /><br />Oke, kembali ke pertanyaan di atas, lantas kenapa Allah ga memberikan Ramadan itu sepanjang Tahun, kenapa hanya diberikan selama satu bulan saja. Oke, kita pakai analogi ya, teman-teman pernah merasa kehausan kan ? lantas gimana rasanya kalau kita terus minum air ? Pasti rasanya langsung maksyer segar mengisi kerongkongan kan ? <br /><br />Nah, sebaliknya pernah teman-teman ga merasa haus atau mungkin kenyang tetapi diminta untuk minum, rasanya gimana? Biasa-biasa aja kan ? Nah, itu dia kenapa Allah hanya memberikan Ramadan itu hanya satu bulan saja, jadi Ramadan memang dijadikan momentum yang sangat pas untuk kembali menyegarkan rohani, jasmani, dan semangat dalam menjalani kehidupan yang indah. Seperti halnya orang yang selesai lari maraton berapa puluh kilo, kemudian dia beristirahat sejenak meminum air yang itu sangat segar, maka efek yang dirasakan oleh orang tersebut sungguhlah kenikmatan yang tiada tara, yang mampun membuatnya kembali segar, semangat, dan bergairah untuk kembali menjali hidup, mengejar Ridho Tuhan-Nya dengan sekuat tenaga, penuh dorongan yang luar biasa...<br /><br /> <br /><br />Tetapi kenapa hanya umat Nabi Muhammad yang mendapatkan rahmat berupa Bulan Ramadan. Kenapa umat-umat sebelum Nabi Muhammad tidak mendapatkan rahmat yang begitu LUAR BIASA ini ? (mungkin) hal ini dikarenakan karena kebanyakan dari umat nabi Muhammad yang berumur pendek (begitu pula fisiknya yang bertubuh pendek *awas, jangan ngejek penulis, haha -red). Mungkin jika surga itu memiliki standardisasi amalan yang layak diperhitungkan sebagai syarat manusia agar bisa masuk surga, dengan catatan umur yang pendek, maka amalan yang dipunyai kita tidaklah bisa menembus AKMS (Angka Kelayakan Masuk Surga-red), sehingga Allah mengatrol atau memberikan diskon amalan kita semua sehingga bisa menembus angka kelayakan tersebut. Lihat saja keutamaan puasa ramadan, semisal 10 hari pertama adalah saat Allah mengobral barakahNya, kemudian 10 hari kedua yaitu ampunan yang tak terkira, dan 10 hari ketiga yaitu dijauhkannya kita dari api neraka. Kemudian dari pelaksanaan solat tarawih, dari malam pertama yang pahalanya berupa “keluar dosanya layaknya bayi yang baru lahir“ , kemudian pada malam kelima, Allah Ta’ala memeberikan pahala seperti pahala orang yang shalat di Masjidil Haram, masjid Madinah dan Masjidil Aqsha. Yang kalau tidak salah solat di sana sama dengan berpahala 100-1000 kali solat di masjid-masjid sekitar kita, lalu Pada malam ketujuh belas, ia diberi pahala seperti pahala para nabi.<br /><br /> <br /><br />Kemudian, kalau kita membaca ayat suci Al Qur’an, kalau pada hari biasa kita mendapat 1 kebaikan setiap 1 huruf yang kita baca. Namun, di bulan Ramadan ini kita bisa sampai mendapatkan pahala bak 7 batang padi yang setiap batangnya terdapat 100 bulir (ih waw, 700 kebaikan masbro, itu baru satu huruf saja lho). Sungguh pahala yang berlimpah ruah. Nah, dan masih banyak lagi keutamaan Bulan Ramadan itu sendiri. Maka itulah, seharusnya umat nabi Muhammad ini mampu memanfaatkan momen ini dengan ibadah dan kegiatan yang benar-benar berkualitas dan yang sesuai dengan tujuan kita dalam bulan Ramadan ini (yaitu menjadi orang yang bertaqwa, betul?)<br /><br /> <br /><br />Nah, jelas sekali kan keutamaan bulan Ramadan, itu baru seupil yang diceritakan, belum semuanya, tapi it’s okay, yang penting setelah membaca bacaan yang semoga bermanfaat ini marilah kita berbenah diri dan semakin membuat kita semakin terhormat di mata Allah. Betul ?<br /><br /> <br /><br /> <br /><br />Dan mungkin di akhir Ramadan kita berteriak bersama sama dengan para sahabat kita dengan bangganya,<br /><br />“Ini Ramadanku yang berkualitas, gimana Ramadanmu ? Pasti berkualitas juga kan?“<br /><br /> <br /><br /> <br /><br />My fourthteenth (thirty third) task on 2011<br /><br />1st of August 2011<br /><br />13.05-13.40alfredo di stefanohttp://www.blogger.com/profile/17984209620338183444noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6390700124668545984.post-34137953781616086802011-12-07T08:36:00.000-08:002011-12-07T08:39:46.374-08:00Kisah para pencari perizinan yang luar biasa (merana) part 3 (end)sesampainya di rumah, saya kemudian langsung membuat tulisan/notes ini, namun entah kenapa, laptop Eko itu mati-hidup secara tiba-tiba. Waduh, bikin males dan kesel, akhirnya saya pun memutuskan untuk tidur padahal waktu itu jarum jam belum selesai menyelesaikan putaran pada pukul 22.00. hadoh<br /><br />second day<br /><br /> sayup-sayup adzan terdengar menghiasi perumahan dimana Eko tinggal, saya pun terkesiap dan segera membuka kelopak mata sembari berusaha mematikan alarm hp saya yang sedari tadi ternyata sudah meraung-raung mencoba membangunkan saya. Saya pun bangun dan segera membangunkan Eko yang tadi malam berjanji untuk mengajak saya solat di Masjid Agung Gresik. Namun, karena kunci motornya tidak ada, maka pupus sudah harapan saya untuk solat di sana hari ini, sebagai gantinya, Eko mengajak saya solat di perumahan rumahnya....hohoho<br /><br /> seselesainya solat, saya pun berusaha menyelesaikan notes ini, namun karena lagi-lagi laptopnya Eko mati-hidup akibatnya saya menjadi males untuk melanjutkan notes ini. Saya pun hanya melihat berita dan mencoba menghubungi teman-teman dengan bersms ria.<br /><br /> pukul 6. biasanya ini adalah waktu efektif saya untuk melakukan ritual “panggilan alam”. Namun sayang, kamar mandi rumah Eko yang hanya ada 1 dan itupun sedang dipakai Bapaknya mandi dan setelah itu juga sudah dibooking ibunya karena beliau berdua sudah bersiap untuk menuju tempat bekerja. Akibatnya saya memanggil Eko untuk sekedar menemani saya menuju masjid tempat kami tadi pagi solat Subuh. Setengah berlari saya segera menyongsong dengan penuh semangat, kamar mandi yang ada di masjid tersebut. Akan tetapi, takdir berkata lain, ternyata oh ternyata “TIDAK ADA WC-NYA, BAHKAN JONGKOK SEKALIPUN” . saya terdiam dan berusaha untuk menahan tawa, kami pun kembali ke rumah Eko dengan harapan bapak dan ibu Eko sudah menyelesaikan hajatnya. 1, 2, 3 menit berjalan sangat pelan, bahkan lebih pelan daripada slow motion gerakan alam yang dilihat oleh orang yang sedang jatuh cinta. Baru pada menit ke-5, ibu Eko selesai menggunakan kamar mandi. Tanpa banyak ba bi bu, saya masuk kamar mandi dan terjadilah kembali peristiwa Bom Nagasaki dan Hiroshima secara tragis... wkwkwk<br /><br /> setelah semua keperluan sudah dilaksanakan, mandi dan makan yang dilakukan secara marathon, kami pun siap berangkat menuju ke Surabaya. Dan kabar baiknya, bapaknya Eko rela untuk izin telat ke kantornya hanya untuk mengantar kami berdua ke Surabaya. Wah baiknya... *give applaus to Eko’s father.<br /><br /> melewati tol demi tol, kami segera menyelusuri Kota Gresik dan segera menuju ke Surabaya dengan cepatnya. Kota Gresik yang dikuasai oleh Pabrik Semen ternyata juga memiliki sisi keindahan yang cukup menarik. Sungguh potret kota yang menawan....<br /><br /> ada 1 hal menarik di sini, yakni foto publikasi Semen Gresik yang berwujud foto anak kecik yang sedang menggapai sesuatu. Dan ternyata oh ternyata, foto anak tersebut mirip sekali dengan anaknya ibu penjual angkringan di depan kos ardha, namanya Nana, sumpah mirip sekali... wkwk<br /><br /> tak sampai 1 jam, kami segera sampai di Surabaya dan langsung menuju kantor Kesbangpol. Setelah berucap terima kasih dan maaf karena merepotkan bapaknya Eko, kami pun bergegas masuk ke dalam kantor. Eko yang dari awal sudah mengenakan jas almamater UGM terlihat sangat bersemangat. Namun, fax dari Jogja baru dapat dikirim menjelang pukul 09.00. sembari menunggu kiriman fax, kami pun menonton pertandingan voli para pegawai yang lumayan lucu bin ngakak... :p<br /><br /> akhirnya setelah sekian lama menunggu, datang juga fax dari Galih yang mengabarkan bahwa fax dari Jogja sudah dikirim, kami pun segera merespon dengan bergegas menuju ruang perizinan. Setelah menunggu beberapa menit, surat tersebut akhirnya jadi dan kami pun berucap Alhamdulillah setelah berjuang selama 2 hari ini. Terima kasih Allah, terima kasih ardha, eko, ansori, galih, dito, vicky, alfian, dan billy. You all are the best... :D<br /><br /> nah, setelah selesai suratnya, saya minta izin kepada ibunya untuk mengirimkan surat tersebut ke Kesbangpol Tuban dan Bojonegoro. Nah, cerita lucu terjadi di sini. Usut punya usut dan ternyata oh ternyata, ibunya tidak dapat menggunakan fax dengan baik, sehingga sempat terjadi kekisruhan di kantor tersebut gara-gara ulah ibu tersebut dan itupun karena permintaan kami. Wkwkwk kami merasa bersalah namun sambil tertawa sendiri. Wkwkwk maaf BU... :p<br /><br /> selama proses kisruh tadi, kami diajaka ngobrol sama ibu-ibu yang baik dan modis. Beliau bercerita tentang anaknya yang kuliah di ITS, kalau ga salah anaknya sudah ada yang bekerja juga, namun fokus pembicaraan ini lebih kepada anak yang kedua, beliau bercerita tentang anaknya yang pada bulan Juli ini akan menuju ke Jogja untuk liburan, beliau pun bertanya-tanya mengenai Jogja kepada kami, sembari disuguhi sawo dan bakpia pathuk (*lah ini kan dari Jogja Bu, protes saya kepada ibunya, hihihi)<br /><br />*FYI : foto anaknya yang ternyata perempuan, ada di meja kerja ibunya lho, lumayan membuat terkesima pula. Ckckck :D<br /><br /> keseluruhan proses akhirnya dapat diselesaikan pada pukul 10.30. awalnya saya mau menyusul Ardha ke Tuban, namun karena tidak mengetahui medan dan akses yang tergolong rumit, saya memutuskan untuk kembali ke Jogja saja. Setelah menghitung perkiraan waktu, perjalanan yang akan saya lalui adalah 7-8 jam. Maka mau tidak mau, saya harus meninggalkan kota Surabaya pukul 13.00 agar tidak kemalaman sampai di Jogja...<br /><br /> kemudian, diputuskan bahwa saya hanya akan berkeliling kota Surabaya sembari mencari jalan untuk kembali ke terminal, karena jujur saya sendiri masih belum begitu paham kota Surabaya. Tujuan pertama adalah Taman Makam Pahlawan Mayjend Sungkono, sebuah objek yang tidak biasa. Sembari mengabadikan tempat peristirahatan terakhir para pahlawan bangsa ini, saya membaca banyak tulisan-tulisan yang benar-benar membangkitkan semangat. Kata-kata “Merdeka atau Mati” , “Bakti kami untuk negeri”, “Ini adalah perjuangan kami, setelahnya kami percayakan perjuangan kepada generasi kami berikutnya”, dll. Waw, diam saya... :D<br /><br /> karena siang semakin terik, kami pun beranjak menuju pusat kota, yang tak lain adalah Tugu Pahlawan. Kembali menyetop lyn DA, kami segera bergegas menuju Tugu Pahlawan. Dan lagi-lagi di dalam lyn, kami terlibat pembicaraan dengan ibu-ibu yang baik dan ramah sekali. Meskipun saya membuka topik pembicaraan dengan pertanyaan yang tidak lazim, yakni, “Bu, arah barat mana ya?” hahaha... ibunya langsung ketawa, dan bertanya, “lah mau kemana Mas?”. Lantas pembicaraan pun semakin hangat, kemudian beliau bercerita tentang Jogja dan Surabaya. Waw, benar-benar ibu yang baik...<br /><br /> sesampainya di Tugu Pahlawan, adzan berkumandang, kami pun memilih untuk solat terlebih dahulu sebelum melanjutkan perjalanan. Di masjid, kami bertemu dengan bapak-bapak yang dengan sangat baik, beliau mengingatkan kami untuk menyimpan sepatu di tempat yang aman. Padahal sebelumnya kami belum kenal dan bahkan belum terlibat pembicaraan sedikitpun. Ketemu dan beliau langsung nunjuk arah tempat yang aman begitu, *ckckck aneh. Tapi yasudahlah, kami manut saja.<br /><br /> kemudian setelah solat, Eko pun tak tahan untuk mengajak saya makan, oke, kemudian dia memesan 2 mangkok soto untuk kami berdua. Sembari mengcharge hp saya yang mulai KO, kami melahap soto dengan penuh semangat. Dan lagi-lagi makan ini terasa sangat ueeenaaak...<br /><br /> lantas, kami bergerak menuju ke Tugu Pahlawan untuk melanjutkan perjalanan, sekedar untuk dokumentasi, kami sempat berfoto di depan Tugu. Dan entah mengapa, saya sempat merinding dan mencoba berimajinasi dengan perjuangan tempo doeloe yang begitu luar biasa... kekaguman saya kepada pahlawan kian bertambah<br /><br /> agar efisien dan efektif, saya meminta eko untuk pulang ke rumahnya daripada harus mengantarkan saya ke terminal Bungurasih yang menghubungkan Jogja dan Surabaya. Perpisahan pun kami lalui dengan perasaan yang...... *biasa-biasa saja, wkwkwk<br /><br /> saya segera bergerak menuju lyn P6, di dalamnya saya duduk dengan seorang ibu-ibu yang terus diam, daripada mengganggu saya pun juga ikut diam dan mencoba terjaga, dan gagal, akhirnya sempat tidur 10 menit, wkwkwk...<br /><br /> sesampainya di terminal, saya sempat dikejar-kejar oleh mas-mas yang sedang mencari penumpang, namun, karena tidak ada kepentingan, saya mencoba menolak dengan halus tetapi masnya ngeyel. 1x, 2x, 3x, dan 4x masnya terus memaksa saya yang terus berjalan cepat dan bahkan merangkul saya *SKSD banget nih masnya, wkwkwk. Saya pun kesal karena sudah lapar lagi *out of the topic. Saya beneran kesal dan akhirnya saya pun berhenti berjalan dan diam kemudian memelototi mata masnya. Seketika masnya diam dan langsung pergi karena melihat perubahan drastis dari saya yang tadinya terus tersenyum. Wuuahahaha aman gan :D<br /><br /> akhirnya setelah mencari beberapa saat, saya mendapat juga kursi dari bus M*IRA. Duduk di barisan depan, saya pun langsung melakukan pengamatan penumpang. 10, 20, 30 dan seterusnya hingga bus ini pun penuh juga. Jarum jam menunjukkan pukul 15.05. what? Saya kaget karena hal ini akan berefek pada kepulangan saya di Jogja yang saya perkirakan pada pukul 22.00-23.00. haduh<br /><br /> selama perjalanan , tak ada lagi perjalanan yang berarti. Hingga tibalah di kota Mojokerto. Naiklah seorang mbak-mbak yang saya taksir berumur sekitar 20an. Coba saja kursi di samping saya itu kosong, pasti mbak-mbaknya sudah saya suruh duduk di samping saya. Namun karena ngantuk tingkat berat, saya biarkan mbaknya saja dan saya pun bergegas ke pulau mimpi. Hehe<br /><br /> 15 menit setelah mbak-mbak tadi masuk, ibu-ibu yang duduk di samping saya pun turun juga. Wahaha, ada potensi mbaknya duduk di samping saya nih, karena memang kondisi bus waktu itu penuh. Tanpa disangka, mbak-mbaknya beneran duduk di samping saya, wkwkwk uhuy. Tapi lagi-lagi karena saya ngantuk, saya diamkan saja mbaknya. Hihihi<br /><br /> 30 menit setelah saya tidur, akhirnya saya segar kembali. Karena bosan ga ada yang bisa dilakukan selain main hp padahal baterainya tinggal sedikit, maka saya pun memutuskan untuk mengajak ngobrol mbaknya. Mencoba memperhatikan mbak-mbaknya yang sebenarnya biasa-biasa saja, dengan pakaian putih hitam bak kotak catur, dikucir ke belakang rambutnya sebahu, aya mencoba menggali topik pembicaraan yang bisa saya obrolkan dengan mbak ini. Dan seperti biasa, opening conversation yang konyol selalu saya angkat agar lawan bicara menjadi antusias dan penasaran dengan <br /><br />pertanyaan saya, yaitu “Mbak, Nganjuk berapa meter dari sini ya (Jombang) ?.<br /><br />mbaknya, “waduh, sekitar 1an jam mas”,<br /><br />mencoba ngeyel, “kira-kira berapa meter ya Mbak? “<br /><br />mbaknya bingung, “waduh berapa ya Mas, (berpikir sejenak), ga pernah ngukur e”, dan mbaknya ketawa<br /><br />saya mencoba ketawa, “huaaahahahah bener juga mb”<br /><br />mbaknya, “lha masnya mau ke Nganjuk juga ta (dalam bahasa jawa adalah po) ?”<br /><br />percakapan berlangsung panjang....<br /><br /> lumayan untuk mengisi waktu, 45 menit bersama mbaknya cukup untuk mengusir kebosanan, mbaknya baik karena mau menjawab pertanyaan-pertanyaan saya yang sebenarnya tidak perlu dijawab karena memang ga ada jawabannya. Tapi It’s okay, mbaknya juga seneng kok ngobrol sama saya *klaim sepihak, hahaha<br /><br /> perjalanan lanjut hingga 4 jam setelah mbaknya turun di Nganjuk. Dan akhirnya saya sampai di Yogyakarta, tepat pukul 23.55. wahahaha sangat meleset dari perkiraan saya yakni 22.00-23.00. dan dengan memelas meminta bantuan billy untuk menjemput saya di Janti. Makasih billy :D<br /><br /> <br /><br />sekian cerita kami dari perizinan Jawa Timur, maaf jika panjang sekali, karena memang ada banyak hal yang bisa kami ceritakan. Terima kasih kepada pihak-pihak yang sudah membantu, You all are the best guys, We will be success in the future... amin<br /><br /> <br /><br /> <br /><br />My twelveth (thirty first) task on 2011<br /><br />7th of July 2011<br /><br />16.40-19.48alfredo di stefanohttp://www.blogger.com/profile/17984209620338183444noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6390700124668545984.post-55492391849377990842011-12-07T08:31:00.000-08:002011-12-07T08:36:05.166-08:00Kisah para pencari perizinan yang luar biasa (merana) part 2sembari kami meminta tolong dalam pembuatan surat, secara seenaknya saya dan ardha menguasai pos satpam Kesbangpol Jatim. Dengan dalih meminta pertolongan dan nunut ngeyup, fasilitas pos tersebut yang berupa stop kontak, kursi, dan koran secara paksa kami kuasai. Bapak satpamnya terus masuk ke dalam ruangan. *entah gimana perasaannya, hihihi<br /><br /> 1 hal lain yang menjadi kendala adalah bagaimana cara mengeprint proposal yang menjadi salah satu syarat dalam perizinan. Ardha pun angkat bicara, “gimana kalau saya meminta bantuan teman saya yang ada di Surabaya ?”, saya pun tersenyum lebar, “Ide bagus ! Ayooo”<br /><br /> setelah satu persatu masalah mulai menunjukkan titik terang, tibalah saat dimana kami mengalami fase yang disebut PENANTIAN. Sembari menunggu fax dari Jogja, kami pun bertanya kepada Bendot aka Andi dan Jojon aka Dian F, dan ternyata oh ternyata jreng jreng jreng, Jateng pun juga mengalami hal yang sama, kami pun tertawa terbahak-bahak, karena kemeranaan kami pun ternyata tidak sendiri, ada temannya... wkwkwk<br /><br /> satu sms masuk, dibuka, dan ternyata adalah Geo Eko, yang tak lain adalah saudara kita yang paling menyenangkan, yaitu Eko Prastiyanto, dengan senyum yang mengembang *ngarang, dia melaporkan bahwa perizinan untuk Kehutanan Jatim sudah beres, saya pun berucap selamat dan memperkirakan apa yang akan ditanyakan Eko, <br /><br />yakni “What shoul I do now, Do ?”, dan Eko pun bertanya seperti demikian,<br /><br />saya bingung dan menjawab sekenanya, “ya udah kamu makan-makan atau jalan-jalan dulu Ko, saya bingung mau jawab apa”,<br /><br />di luar dugaan, Eko menjawab, “Wah, kalau ga bareng-bareng ga enak Do”,<br /><br />saya antusias, “waw, ya mau gimana lagi Ko, ga ada akses Bro, kalaupun kamu nyusul ke tempat kami, itu juga jauh”.<br /><br />-Tak ada jawaban lagi, mungkin dia sekarang sudah terlelap tidur. Wkwkwk-<br /><br /> perut melilit dan meronta, kepala mulai bergetar. Itulah yang dirasakan Ardha, dan mungkin juga saya *tapi enggak terasa e, soalnya udah makan roti tadi (eh, tapi ardha juga kok, - -a). Sembari menanti, Ardha usul bagaimana kalau kami mencari makan terlebih dahulu, saya pun mengiyakan, dan izinlah kami dari Bapak Satpam yang sudah saya usir secara halus dari kandangnya, kami pun bergegas berjalan menyelusuri jalan ketika awal keberangkatan. 10 menit berjalan, kebingungan melanda, TAK ADA WARUNG MAKAN, yang ada hanyalah Jalan tol dan merk junkfood yang terkenal itu. Ya, kami merasa gengsi untuk makan “makanan sampah” *padahal sayang uang dan itu sama sekali tidak mengenyangkan. Kami pun putar balik dan menuju kantor Kesbangpol lagi, rasa gengsi kembali ke pos satpam pun kembali datang, wkwkwk kami pun bertanya ke orang lain, dan akhirnya setelah berjalan hampir 800 m, kami menemukan sebuah warung sederhana dengan menu yang menggoda. Di sanalah kami memuaskan perut kami.<br /><br /> di tempat makan, kami mulai kembali menyusun strategi dan melakukan estimasi, apabila izin ini dapat selesai hari ini, kami akan sekalian menyelesaikan izin Kabupaten, tetapi kalau tidak itu tergantung kondisi nanti. Penantian dilanjutkan dengan ngobrol dengan ibu penjual makannya dan beberapa orang yang ada di situ. 10, 20, 30 menit, fax tak kunjung datang dari Jogja. Saya pun mulai bertanya ngelantur untuk mengisi kekosongan topik pembicaraan. Saya bertanya, “Bu, Suramadu jauh ga? Berapa km dari sini?”. Wkkwwk ibunya ketawa, “wah jauh banget Mas dari sini, masnya harus ke terminal Joyoboyo dulu baru ke Perak, yah kira-kira 30 km dari sini”. Glek ! Jauhnyaaa... pertanyaan tidak saya lanjutkan, dengan basa basi mencoba mendengarkan ibunya yang serius menjelaskan proses menuju ke sana. Karena apa, yang jelas saya tidak tertarik menuju Suramadu kalau begini aksesnya. Hihihi.<br /><br /> makan selesai. Belum solat. Tujuan kami sebenarnya adalah masjid yang ada di sekitar daerah ini, namun setelah mendengarkan keterangan ibunya kalau masjid ada di seberang jalan tol, kami pun mengurungkan niat untuk mencari masjid. Serem e kalau harus melintasi jalan tol, Ardha pun angkat bicara, ke musola Kesbangpol saja Fred, Woke bro kita ke sana. Kembali menyapa Bapak satpamnya yang sepertinya mulai curiga kepada kami kalau adalah seorang teroris. Dalam hati saya bilang, “Santai pak, saya sudah potong rambut. Jadi ga ada yang saya sembunyikan” *Hah?<br /><br /> segar ! itu adalah kata yang saya ucapkan ketika membasuh muka dengan air keran yang mengalir deras. Ternyata Surabaya memang kota yang sangat panas, lebih dari Jogja malah, padahal akhir-akhir ini Jogja panas. Kalo orang sini bilang, “Teng mriki cen puuuuuaaaaaaanaaaaasssse puol rek”. Wkwkwk *ada sisipan huruf vokal untuk menggambarkan keadaaan “sangat”. Hihihi<br /><br /> masuk ke musola, waw adeeeemmmmm. What? Musolanya ada AC-nya coba, mantapnya ! kami pun solat dengan khusyuk *padahal ga ada hubungannya<br /><br /> selesai solat, kami kembali merasakan kebingungan, muncul pertanyaan “What are we going to do ?” kami pun menuju lobi ditemani sofa empuk dengan belaian angin yang semilir. Tak sampai 10 menit, ardha pun sudah tertidur, namun tak lama kemudian dia terbangun, karena datang sms dari temannya yang mengabarkan bahwa proposalnya sudah siap diambil. Dia pun bangkit dan menjemput temannya, karena tak mau merepotkan temannya, temannya disuruh menunggu di depan tempat junkfood yang berjarak 500 meter dari tempat kami sekarang. Dia pun bersemangat... :p<br /><br /> jarum jam mulai menunjukkan pukul 14.30, kepastian fax dari Jogja pun datang, Dito mengatakan bahwa surat baru bisa jadi pukul 15.30 *itupun kalau petingginya mau tanda tangan hari ini juga. ah sial, kantor ini kan bukanya Cuma sampai jam 15.00. saya dan ardha kembali berestimasi mengenai rencana seandainya hari ini suratnya tidak jadi. Muncul ide membagi 2 kelompok lagi, setelah di awal, kami 4 orang membelah diri untuk mengurus Perhutani dan Kesbangpol. Ide yang terbaru yaitu membagi 2 tim untuk stay mengurus izin Surabaya ini dan kelompok satunya mengurus izin Kabupaten. Ide pun ditampung, dan siap didiskusikan dengan Eko dan Ansori. Kami pun bergegas keluar dari kantor ini dan mencoba menghibur diri dengan tertawa... ha ha ha –a<br /><br /> tempat menginap. Untung tadi sempat terpikirkan oleh kami, karena dari kami ga ada satupun yang berasal dari Surabaya. Dan teman-teman kami yang sedang di Surabaya juga sedang tidak di Surabaya, Unair dan Itats juga sedang ujian, akhirnya kami memutuskan untuk menginap di rumah Eko yang terletak di Gresik. Berjarak sekitar 30an km dan lama perjalanan 1 jam *karena kami memakai kendaraan umum dan otomatis jalannya memutar.<br /><br /> saya dan Ardha segera bergerak menuju jalan raya. Tujuan kami jelas yaitu terminal Wilangun, sesuai dengan kesepakatan dengan Eko dan Ansori. Dan untuk menuju ke sana, kami musti menuju terminal Joyoboyo terlebih dahulu baru bisa menuju terminal Wilangun. Menaiki “Lyn warna coklat” *kali ini Lyn nya ga punya nomor punggung. Kami pun menghembus napas tanda kami mulai kelelahan. Di dalam angkutan yang mirip kobutri berwarna kuning kalau di Jogja, ada beberapa anak SMP yang baru pulang sekolah. Mereka terlibat pembicaraan yang menarik sepertinya , 4 anak baru gede ini semuanya adalah cewek, wajah-wajah mereka biasa saja, memiliki garis tegas di wajah dan sesekali menghiasinya dengan senyuman khas Jawa Timur, dengan gaya bicara Jawa Timuran yang menggelitik (*penekanan Iya Ta ? ayo Rek, dan la po ?) adalah kata-kata unik yang terekam dari kota Surabaya ini...hihihi<br /><br /> sesampainya di terminal Joyoboyo, kami pun segera mencari tahu bagaimana cara mencapai terminal Wilangun. Dan kami bertemu dengan orang yang memiliki tujuan yang sama, tetapi masnya mau ke Lamongan. Nah, jadilah kami berbarengan...<br /><br /> di dalam lyn P6 ini, saya , melihat cuplikan lain dari keluarga Indonesia. Ada sebuah keluarga yang masuk ke dalam lyn, di saat kenek meminta pembayaran kepada penumpang, sang Bapak yang duduk di depan menyuruh si isteri untuk membayar ongkosnya. Namun, mungkin karena persediaan duit yang sudah habis, ibunya protes kepada bapaknya sambil melotot, “Bapak bae lah le mbayar”. Seketika bapaknya langsung membayar ongkos tersebut, padahal awalnya dia bilang kalau sudah tak punya duit. Wkwkkw saya ketawa :p<br /><br /> sepanjang perjalanan Surabaya-Gresik, banyak ditemui tambak garam yang berada di pinggir jalan. Saya takjub karena sebelumnya tak pernah melihat tambak garam yang seluas ini. How amazing !<br /><br /> sesampainya di terminal Wilangun, kami sudah disambut sang tuan rumah, yang tak lain adalah Eko. Kami pun lanjut ke lyn hijau kecil yang siap memboyong kami ke rumah Eko. Beberapa saat setelah naik Lyn, datang seorang ibu-ibu dan 2 anaknya yang saya perkirakan sekitar SMA. 2 anak ini semuanya berjilbab, sempat kami terkesima karena melihat 2 anak ini, namun, setelah dilihat dengan seksama, anak perempuan memakai bedak yang suuuueepeer duper tebal yang tentunya malah membuat wajahnya menjadi mirip sebuah topeng yang menarik. Hihihi<br /><br /> sebenarnya harus 2x naik lyn agar bisa sampai ke rumah Eko, namun karena memang sudah dekat dan bosan duduk, kami hanya 1x naik lyn dan berjalan bersama menuju rumah Eko sembari mengamati kota kecil yang bernama Gresik ini. Kotanya cukup ramah, pernah mengantongi gelar Adipura juga, dan tentu berdirinya pabrik semen terbesar di Indonesia adalah di kota ini, yang sangat terkenal dengan brand khasnya “Semen Gresik”<br /><br /> sesampainya di rumah Eko, kami langsung disuguh dengan teh panas buatan Master Eko, rasanya nikmat sekali setelah kami berlelah ria dari Jogja kemudian berpindah-pindah dengan berjalan dan berangkot. Sebuah pengalaman baru dalam dunia perizinan yang tak mudah untuk dilupakan *haiiisshh<br /><br /> MAKAN MALAM ! kebetulan Bapak dan Ibu Eko baru pulang setelah maghrib, sehingga kami pun dipaksa (*padahal seneng), untuk makan. Dengan lauk nasi padang dan nasi yang pas buat kami, kami pun dengan lahap menghajar makanan tersebut. Huhuhu nikmatnya...<br /><br /> bapak ibu eko datang... nah, dengan memasang senyum yang selebar-lebarnya kami mencoba untuk menegur bapak ibunya Eko. Waw, beliau berdua ramah sekali, sehingga kami pun merasa nyaman untuk berada di rumah ini selama beberapa jam ke depan. Hehe<br /><br /> ide baru kembali muncul ! Ardha berinisiatif untuk pulang ke Bojonegoro malam ini, kemudian surat dari provinsi dikirimkan melalui fax langsung ke kantor Bojonegoro dan Tuban. Saya langsung mengiyakan, IDE CEMERLANG ! dan akhirnya kami segera menyusun strategi apa yang bakal kami lakukan besok di Bojonegoro dan Surabaya. Dan akhirnya kembali lagi dibagi menjadi 2 tim yaitu Ardha-Ansori ke Bojonegoro dan Fredo-Eko ke Surabaya. Hal tersebut dibagi berdasarkan kemampuan masing-masing diantara kami yang sudah mengetahui medan... cikicui<br /><br /> tanpa membuang waktu, ardha-ansori pun langsung bergegas, namun sebelum pulang, mereka dicegah oleh Bapaknya Eko. Kata beliau masih ada nasi goreng yang siap disantap. Weh ? Waw adalah kata pertama yang kami ucapkan. Yasudahlah, namanya juga rejeki kami pun langsung menyikat habis makan malam kloter ke-2 ini, tanpa sisa, hanya kertas minyaknya saja<br /><br /> diantar bapaknya Eko ke terminal, ardha-ansori pun sudah sampai di Terminal Bunder Gresik, kami pun mengantar kepergian mereka. Kali ini mereka tak menggunakan bus-bus jawara rute pantura seperti Sumber K*encono dan M*ira, wkwkwk<br /><br /> setelah pulang, tinggalah saya sendiri yang nunut menginap di rumah Eko. Sebelum pulang ke rumah, saya sempat diajak muter-muter kompleks perumahan yang sudah dibilang cukup maju di kawasan Gresik. Melewati Masjid Agung Gresik yang masih baru dan sangat megah, saya pun cukup terhibur melihat kerlipan lampu-lampu jalanan. Hihihialfredo di stefanohttp://www.blogger.com/profile/17984209620338183444noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6390700124668545984.post-79582583956251976392011-12-07T08:22:00.000-08:002011-12-07T08:32:46.046-08:00Kisah para pencari perizinan yang luar biasa (merana) part 1Bukan bermaksud apa-apa, hanya ingin sedikit bercerita mengenai apa yang kami rasakan, kami lalui, dan kami hadapi selama mencari perizinan di Jawa Timur. Kisah miris, kisah seru, kisah tragis, kisah senang, dan mungkin kisah menantang, kami rangkum selama berada di Jawa Timur, tepatnya di Surabaya, kota pahlawan yang memberikan cerita kepahlawanan bagi kami, tentang bagaimana nikmatnya berkorban bagi orang lain. Dan semuanya berawal dari sini, sebuah kisah klasik di hari senin, 27 Juni 2011... let’s check it out, our best story that have given many thing to us... oh iya kami belum mengenalkan diri, ada 4 personel beatbox di sini yaitu fredo, ardha, ansori dan eko... :D<br /><br /> <br /> first day<br /><br /> Perjalanan pada dasarnya dimulai pada minggu, 26 Juni 2011 pukul 21.00 dan kumpul di kosnya ardha. Sedikit kesulitan kami lalui, karena kami kekurangan tim pengantar ke jembatan janti, yang pada awalnya kami plot yaitu dendi, vicky, bima, galih, dan billy. Namun, setelah diingat-ingat ternyata dendi sudah pulang ke Kalimantan, hehe maaf den. Dan sebuah musibah menghampiri saudara kita semua, yaitu bima yang ternyata paginya anak ini mengalami musibah karena jatuh dari motor. Ckckck *cepat sehat ya bim... <br /><br /> Setelah jarum jam menunjukkan pukul 22.00, akhirnya kami berangkat menuju jembatan janti. Setelah menerjang jalanan malam kota jogja, kami pun sampai di emperan jembatan janti. 1 menit 2 menit hingga 15 menit bus tak kunjung datang, kami pun mulai bosan dan segera berbuat keonaran dengan salah satu objek favorit, yang tak lain adalah saudara eko... hehehe. 3, 4, dan 5 bus pun datang, namun semuanya penuh sesak oleh ribuan penumpang *lebay, kami pun setia menunggu datang datangnya bus yang luang dan siap kami jejali. Setelah menunggu sekian lama, akhirnya datang juga sang ratu “Mira”. Kami pun menyambutnya dengan penuh suka cita dan naiklah kami... dadah kawan, makasih tumpangannya...<br /><br /> Setelah berada dalam bus, kami segera mencari tempat duduk, dan akhirnya didapat formasi fredo-ardha dan eko-ansori. Sang eksekutor atau kondektur pun datang menagih biaya perjalanan yang ternyata setiap orang hanya dihargai 38ribu. *sakit, sangat sakit, betapa hinanya kami sehingga hanya dihargai 38ribu coba ? ckckckck *lebay :D<br /><br /> Penumpang datang silih berganti, lambat laun bus ini mulai dijejali dengan penumpang, bahkan penumpang yang berdiri pun terlihat sesak memenuhi lorong di dalam bus. Bahkan sang kondektur pun rela berdesakan dan bersembunyi lanjut menyelip diantara ketek para penumpang, ckckck pengorbanan mencari nafkah bro ! J<br /><br /> Kejadian menarik mulai terjadi ketika tengah malam, kata ardha di sela-sela tidur yang separo terjaga, ardha melihat bahwa saya dengan pedenya berhiphop ria selama beberapa detik (padahal saya sedang tidur), dan ardha pun tertawa melihat saya... *mungkin waktu itu saya bermimpi saya sedang mengadakan konser dan hampir seluruh penumpang bus ikut berjoget, wkwkwk<br /><br /> Setelah perjalanan yang cukup melelahkan dan panjang yakni sekitar 7,5 jam. Akhirnya kami sampai juga di terminal Surabaya. Terminal ini berada di pinggiran daerah Surabaya (tapi sampai sekarang, saya masih ga percaya kalau daerah ini sudah masuk Surabaya, karena apa, karena di sekitaran daerah ini tulisan daerahnya masih menunjukkan tulisan Sidoarjo-Waru, lah mana surabayanya coba? hihihi)<br /><br /> Setelah sampai, kami pun bersiap untuk membersihkan diri, dan lagi-lagi seorang eko menjadi pusat perhatian, karena pada awalnya dia mengatakan bahwa dia tidak akan mandi *padahal sumpah, wajahnya itu terlipat-lipat karena mungkin selama perjalanan, wkwkwk lucu sekali<br /><br /> Kemudian kami mulai bergerak menuju ke kota Surabaya, namun, kata ansori kita perlu foto-foto dulu ni, dan akhirnya kami berpose sebentar di terminal Bungurasih. Dan catatan sejarah kami pun terpatri dalam frame lensa yang menawan.<br /><br /> Setelah bertanya beberapa kali kepada petugas terminal, akhirnya kami menuju ke Jalur 3 dengan sasaran bus dengan nomor punggung eh nomor bus P5. Kata bapak petugasnya bus ini dapat langsung menuju ke Tugu Muda/Tugu Pahlawan. Dan di sekitar tugu pahlawan, katanya ada kompleks kantor pemerintahan, begitu bapaknya bilang.<br /><br /> Perjalanan cukup pendek yaitu sekitar 30 menit pun kami lalui, ardha dan ansori kembali terlelap dalam tidurnya. Eko sibuk mengamati jalan dan saya sendiri senang mengamati penumpang lain. Namun, sayang, saya belum beruntung karena tidak menemukan anak SMA atau anak kuliahan yang dapat dijadikan objek untuk melakukan riset perbandingan wanita di Surabaya dan kota-kota lainnya *gubrak ! LOL . dan sebagai gantinya saya hanya mengamati ibu-ibu dan bapak-bapak yang saling berlomba naik-turun dari bus. *entah kenapa mereka saling berlomba ? ckck<br /><br /> Sesampainya di Tugu Pahlawan yang ternyata ga ada pahlawannya, Cuma tugu doang *wkwkwk gojek kere, kami segera mengelilingi tugu tersebut. Karena kami belum juga menemukan dimana letak kantor pemerintahan. Setelah berfoto sejenak, kami pun akhirnya menemukan gedung pemerintah yang berstempel eh berlogo pemerintah provinsi. Kami pun bergegas menuju ke sana, namun anehnya terdapat hal yang curigai, yakni tulisan nama kantornya bukan kesbangpolinmas tetapi berupa bappeda. Nah, akhirnya kecurigaanmu pun terbukti setelah kami bertanya kepada satpol PP yang bertugas di daerah tersebut. Bapaknya bilang bahwa daerah tersebut berada di daerah Taman Makam Pahlawan Mayjend Sungkono, kami pun syok, weleh deleh, ternyata bukan di sini (begitu kata hati kami)...<br /><br /> Setelah mendapat arahan dari pak satpol PP *bukan karena kita operasi malam lho, wkwkw ;p. Kami pun bermusyawarah terlebih dahulu, dan diputuskan bahwa kami akan membagi 2 tim ya itu fredo-ardha ke kesbangpol dan eko-ansori menuju perhutani. Dan kami mulai pisah ranjang... *hasyah<br /><br /> Satu hal baru kembali saya pelajari di sini, penyebutan angkutan bus kecil atau kata orang Bandung dibilang angkot, orang Jogja bilangnya tempelan atau kobutri, eh orang jatim/surabaya punya sebutan tersendiri, mereka nyebutnya LYN... *tanya kenapa ?<br /> Gara-gara penyebutan angkot yang baru tadi, ketika diberi arahan oleh satpol PP yang menyuruh kami untuk menyetop LYN DA. Berulangkali saya memastikan kepada petugas satpol PP tentang penulisan angkutan tersebut. Dalam bayangan saya, di tubuh bus tersebut tertulis tulisan LEN DA, LENDA, ln DA, ya pokoknya terdapat tulisan nyata kosa kata “LEN DA”. Ternyata eh ternyata, LEN adalah kata yang berarti angkutan.... *gubrak ! dan yang aneh adalah penulisannya pun bukan “L E N” tapi “L Y N”... *piye cobo ?<br /><br /> Eko-ansori yang berpisah dengan kami, menggunakan Lyn N untuk menuju Perhutani, setiap kali terdapat progress mereka selalu melaporkan kondisi kepada kami. Dan mereka dengan sombongnya melaporkan bahwa mereka sudah tiba di Perhutani dan bersiap masuk. Padahal kondisi ardha-alfredo baru saja masuk angkutan dan berputar-putar terlebih dahulu di seputaran kota Surabaya *gubrak<br /><br /> Setelah naik LYN DA, saya kembali melakukan pengamatan terhadap penumpang. Nah, sekarang ada 2 orang karyawati toko yang masih muda, umur ditaksir antara 20-23 tahun. Sebenarnya ga ada yang menarik di antara 2 karyawati ini, tapi karena ga ada penumpang lain yang lebih menarik, kami pun hanya mengamati 2 orang ini dan kesimpulannya tidak ada yang menarik dari mbak-mbak ini *LHO ? Piye to iki ? –a<br /><br /> Setelah beberapa saat, datanglah mbak-mbak yang mirip Laura Basuki (dari samping), tapi dengan sedikit kelebihan unsur Cina-nya, jadi mbak ini tak lagi mirip Laura Basuki. Namun, senyumannya cukup mirip sih dengan mbaknya. Saya pun sempat menegur mbaknya, dan mbakya pun bilang “iya mas” *sesaat, angkutan tersebut berhenti bergerak, dan tiba-tiba muncul pelangi di sebelah selatan angkutan, angin pun berhembus kencang, meniupkan bait-bait manis atas nama cinta yang berkecamuk dalam untaian yang terus mengalun tanpa gerakan tambahan... *lebay<br /><br /> Orang-orang Surabaya ternyata cukup ramah dan baik-baik ya, meskipun saya tak bertanya langsung kepada beliau-beliau, tetapi setiap kali saya berdiskusi kebingungan dengan ardha, selalu saja ada yang menyahut dan membenarkan arah/alamat yang kami diskusikan, entah itu ibu-ibu, mbak-mbak berumur 25an tapi masih cantik, atau ibu-ibu yang lagi menggendong anaknya, dan pada akhirnya kami tidak tersesat. Terima kasih warga Surabaya... <br /><br /> Sempat di tengah perjalanan, saya ditanya oleh-oleh, eh oleh sama ibu-ibu, beliau bertanya, “dari mana, Mas?”, saya pun menjawab dengan bahasa khas, “saking Jogja, Bu”, ibunya lagi, “woalah dari Jogja Mas, berarti wong Jogja no? Nek kula arek Surabaya Mas”, saya, “hehehe nggih Bu” *bingung akunya, hahaha J<br /><br /> oke, setelah “puas” berputar-putar dengan “Lyn DA”, kami segera bergerak menuju Kesbangpol Jawa Timur, melewati sentra junk food ter”junk” di seluruh dunia, kemudian jalan menuju tol yang super dueper panah, kami pun segera memasuki Jalan Putat Indah... *semacam nama daerah pemetaan penulis di daerah Gunung kidul... *hadeh –a<br /><br /> sebelum sampai Kesbangpol, kami sempat nyasar di markas Angkatan Udara yang saya kira adalah Kesbangpol. Terus bapaknya bertanya, “La po mas ?”, dan dengan pedenya saya menjawab, “Nggih pak”. Lantas, teman saya yang asli Bojonegoro Jawa Timur, ardha, tertawa terbahak-bahak karena mendengarkan jawaban saya, dia memberitahu arti kata tersebut yang ternyata berarti “Lha arep ngopo Mas ?” *wkwkwk<br /><br /> setelah berjuang keras selama beberapa jam, akhirnya Kesbangpol Jawa Timur kami temukan. Setelah berusaha menata diri dengan kemeja saya yang keren, sepatu yang bercahaya, dan jas almamater UGM yang biasanya dipakai setahun sekali (waktu ospek Fakultas), kami pun segera bersiap diri menemui petugas perizinan. Namun, sebuah kenyataan yang begitu menyakitkan *lebay, kami temui, <br /><br />ibu-ibunya bilang, “Wah mas, ini harus ada pengantarnya dari Kesbangpol DIY mas”,<br /><br />saya takjub dan tercekat, seketika langsung menelan ludah dengan backsoundnya yang khas yakni GLLLLEEEEEKKKKK... –a, saya kembali bertanya, “beneran Bu, terus gimana”,<br /><br />ibunya, “ya masnya harus kembali ke jogja”<br /><br />saya, “ga ada solusi lain ya Bu, memang kurang ya Bu pakai pengantar dari Jurusan Teknik Geologi UGM” *sedikit memaksa, bahkan pas kata UGM ini bahkan saya tekankan :p<br /><br />ibunya, “wah ga bisa Mas, kemarin yang dari U GE EM juga ada pengantarnya kok Bu”<br /><br />saya dengan kata-kata melas, “Bu, bolehkah kami memakai surat ini saja, kami jauh-jauh dari Jogja lho Bu, ga ada akses transport di sini”<br /><br />ibunya dengan nada kasihan, “ga bisa Mas, yasudah gini saja, Masnya minta tolong temannya di Jogja untuk ngurus”<br /><br />saya langsung tersengat dan menelpon teman-teman saya....<br /><br />-saya minta izin keluar dan bergerak dengan efektif dan efisien-<br /><br /> <br /><br />24.bingung... adalah hal wajar yang dimiliki oleh seorang manusia apabila menghadapi sebuah masalah yang berada di luar perkiraan dan batasannya. Hal ini wajar karena justru dengan hal ini mampu menunjukkan bahwa seseorang tersebut mampu berpikir dengan baik...<br /><br /> <br /><br />25. hal pertama yang jelas saya lakukan adalah berkeluh kesah kepada 3 orang saudara saya di Jogja, ada galih, dito, dan hasbi. Namun sayang, ketiganya sedang mengerjakan sesuatu dan terlibat acara keluarga masing-masing. Tetapi di antara ketiga orang tersebut, yang paling dahulu dapat bergerak adalah Dito. Nah, akhirnya saya memasrahkan tugas ke Kesbangpol kepada Dito dengan harapan nanti dia dapat bekerja sama dengan galih maupun hasbi. Mulai dari sms yang berjejar panjang dan telepon, kami memandu Dito untuk mengerjakan surat pengantar tersebut *ini lah pertama kalinya saya meminta bantuan orang secara sporadis melalui telepon, hohoho selamat berjuang Dito dan Galih !alfredo di stefanohttp://www.blogger.com/profile/17984209620338183444noreply@blogger.com0