Marahmu adalah bentuk kasih sayang indahmu
Di saat aku tak belajar, mengabaikan segala tugas rumahmu, meremehkan
latihan soalmu
Seharusnya aku segera tahu
Bahwa hal itu kau lakukan untuk terus mendisiplinkan perilaku
Senyummu adalah bentuk perhatian indahmu
Di saat aku tak bersemangat, tergugu karena perasaan galau, karena masalah
seujung kuku
Seharusnya aku cepat tahu
Bahwa hal itu kau lakukan untuk terus menghebatkan dan menghilangkan
ragu dalam kalbu
Pertanyaan apa kabarmu adalah caramu untuk terus memantau
Malah aku hanya menjawab pendek “baik” “buruk” tanpa sedikitpun rasa
simpatiku padamu
Seharusnya aku segera tahu
Bahwa hal itu kau lakukan untuk memastikan bahwa aku tak sedikitpun
kehilangan rasa bahagiaku
Seharusnya aku sadar dari dulu,
Bahwa marahmu, senyummu, pertanyaan-pertanyaanmu itu memang tulus dari
dalam hatimu
Seharusnya aku sadar dari dulu,
Bahwa kamu selalu menyiapkan yang terbaik untukku, demi cerahnya masa
depanku
Seharusnya aku sadar dari dulu,
Bahwa kamu tak sekedar menjadi pahlawan tanpa tanda jasa bagiku, tapi
kamu adalah pahlawan yang jasanya tak terkira untukku
Seharusnya aku sadar dari dulu,
Bahwa kamu adalah orangtua keduaku yang begitu tulus menyayangiku,
agar kelak aku mampu berguna untuk negeriku, untuk agamaku
Maka, kini sebelum semua berlalu..
Izinkan aku berdoa tulus kepada Tuhanku untuk mendoakan kamu
Meski doaku tak sehebat doa indah darimu, meski doaku tak sebanyak doa
tulusmu
Semoga kamu wahai guru hebatku
Diberikan catatan amal kebaikan yang begitu tebal, setebal lapisan
langit digabung satu sampai tujuh
Diberikan rumah terbaik di surga, dengan sungai mengalir indah seperti
kolam susu
Diberikan kesehatan yang barokah, yang membiarkanmu untuk terus
berbagi ilmu
Diberikan rejeki yang melimpah, sederas air terjun yang jatuh
menunjami batu
Moga guru disayang Allah..
Selamat Hari Guru, orang tua hebat keduaku…
:)
19th note, on November 25th 2013
Meja belajar menuntut ilmu,
06.06-06.35 WIB
Mengingat jasa indah para pahlawan yang jasanya tak terkira
untukku