Kamis, 03 Februari 2011

main dengan sempurna :D

23 Januari 2010

Berdasarkan analisis dan perencanaan yang matang, ternyata hari ini memang hari yang sangat melelahkan plus panjang. Sebenarnya sih Cuma ada 2 acara hari ini, yaitu maen bersama 64 dan makrab PD. Tapi, waw ! keduanya merupakan hal yang panjang, menyenangkan, dan seru. Cekidot !

1. Maen bersama 64
Well, actually tidak semua anak 64 ikut acara jalan-jalan ini, Cuma saya bersama mail, luthfi, nuruz, cino, martho, irham, gusta, enggar (nyusul sih) yang notabene mereka adalah teman 64 saya. Hohoho Setelah melalui rapat via sms pada malam sebelumnya, akhirnya diputuskanlah kalau kami akan menuju ULEN SENTALU (dulu aku ngira, ini tempat kuliner lho. Soalnya ada kata ulen-nya, saya pikir tempat itu adalah pusat ulen-ulen *alen-alen mas !, hadududu)

Perjalanan pun dimulai, setelah menunggu kamera SLR-nya mail yang barusan dibawa masnya naik gunung dan baru bisa dikasihkan paginya persis ketika akan berangkat *g penting ceritanya. Kami pun segera berangkat menuju TKP (Tempat Kami Poto-red.), di tengah perjalanan tiba-tiba hp saya bergetar,

dan saya pun langsung refleks segera mengambil ancang-ancang untuk bergoyang (gubrak!), dan akhirnya kami pun lengkap juga personelnya setelah enggar sanggup menanti kami di Pakem (kami
maklum karena enggar masih menjalani perawatan di sana, wakaakak piss nggar :D). Setelah melalui perjalanan selama 30-40 menit, tibalah (jatuhlah *aneh kalo di terjemahin di b.indonesia) kami di TKP.

Nah, kejadian bodoh pun segera dimulai.
Well, Berikut adalah daftar (what the) fun fact- nya:
Selama perjalanan, saya membuat rundown makrab PD (yang ntar malam itu) dalam kondisi kertas yang terbang-terbang. Ditambah saya juga membuat gerakan serang hindr dengan imajinasi yang bahkan sempat saya ekspresikan dengan gerakan.

* Jadi waktu perjalanan, saya kan diboncengin gigin tu, saya tu sering gerak-gerak g jelas gitu yang bikin gigin kerepotan untuk menguasai motor saya, hehehe sori gin :D

Ketika membeli tiket, terdapat beberapa kriteria tiket. Umum Rp 25.000 dan mahasiswa/pelajar Rp 15.000. Nah, untuk mengefektifkan uang kami, kami pun memakai kartu pelajar dan kartu mahasiswa kami. Tapi, kebetulan Nuruz tidak membawa satu pun dari kartu tersebut. Lantas, dengan sedikit cerdik (baca: licik-red), Mail pun menyisipkan kartu identitas mahasiswanya yang lain ke dalam tumpukan kartu mahasiswa yang sedang dihitung bapak penjaga loket. Dan akhirnya, kami semua pun dihitung sebagai mahasiswa semua dan memperoleh harga yang cukup murah. Hahaha

*anehnya bapak itu tidak mengecek dengan seksama foto kami dalam masing-masing kartu mahasiswa. Padahal kan semua orang mustinya tahu, kalau fotonya nuruz itu seperti apa? (tentunya dengan lighting maksimal dan ditambah efek brightness 100 dalam photoshop juga), wakakaka pis ruz :p


Sepanjang lorong di ulen sentalu kami (sebenarnya yang paling sering ya Cuma nuruz dan aku, hehehe) pun sibuk melanggar pelanggaran. Misalnya ada tulisan “don’t touch”, tetap aja kami megang dengan seenaknya. Wakakak. Terus ada tulisan dilarang duduk dan sejenisnya, tetap saja kami mendudukinya meskipun hanya secara spontan (uhuy) selama 1-2 detik, hehehe

*menyenangkan lho hal seperti itu , hahaha


Di dalam museum ini sebenarnya kami ngebet banget pengen foto-foto. Soalnya beneran bagus banget isi-isi, ornament, gedung,dll dalam museum ini Tapi ternyata g boleh karena untuk menjaga privasi museum.

*huhuhu pengen


Oh ya di dalam museum ini juga terdapar lukisan 3 dimensi lho. keren pokoknya !

*jadi, lukisan ini tu seakan mampu bergerak mengikuti langkah kita. Saat kami menatap mata seorang perempuan yang terdapat dalam lukisan ini dan mencoba bergerak ke kiri ke kanan, ke atas ke bawah, lompat atas dan bahkan tiarap (emangnya pelajaran olah raga), tetap saja mata orang tersebut terus mengikuti kami. Wuidi………keren, hehehe. Eh atau jangan-jangan…………,wakakaka :p


Ketika sedang mendengarkan penjelasan dari sang pemandu, kami sering sekali menimpali apa yang diucapkan mbak-mbak pemandunya. Bahkan mbaknya sampai kehabisan kata untuk menjawab beragam pertanyaan aneh dari kami. Dari ukuran sepatu Sultan, makanan favorit beliau, dan tempat nongkrong kesukaannya. (hadududu ngarang beneran ini)

*tapi mbaknya juga terhibur oleh kehadiran kami lho, hehehe


Setelah menjalani tour selama 55 menit, kami disuguhi oleh pihak museum segelas teh hangat yang diatasnya terdapat potongan daun pandannya. Hehehe

*sebenarnya pengen nambah tehnya, tapi kagak dibolehin, hahaha


Seselesainya minum teh, segera kami menjelajahi isi halaman dari Ulen Sentalu ini. Dan tiba-tiba seekor kupu-kupu datang hinggap di atas tangan saya. Hihihi lucu banget ! kupu-kupu ini mampu bertahan hinggap di dalam tangan saya selama hampir 20 menit. Hihii senang

*jadi berasa pangeran nektar ni aku, wakakakak


Di dalam museum Ulen Sentalu juga terdapat patung Ganesha. Patung ini memiliki filosofi tersendiri kenapa perut patung ini gedhe. Karena katanya semakin gedhe perut berarti semakin banyak ilmu yang dimiliki

*selamat aja deh buat orang gemuk ! semoga saja hal itu benar, wakakaka


Dengan sangat kurang jelas, kami lantas berfoto ria di hampir seluruh pelosok Ulen Sentalu ini

*banyak foto bagusnya lho………..hihihi


Oh ya tadi juga sempat bertemu rasdung, mas HP dan mas arka. Dan entah kenapa, mas arka langsung bungah begitu melihat saya. Eh, ternyata minta tolong difotoin. Wakakaka kirain mau dikasih duit mas. Hahaha

*ternyata rasdung sedang bersama anak-anak Kirpad gitu deh, hohohoho


Sekali lagi, sungguh kami bangga memiliki teman yang bernama Enggar Estiko Handoko. Karena mungkin tanpanya, takkan ada beragam gojekan aneh nan menggelitik. Wakakakaakak, unclear banget og teman saya satu ini

*g bisa cerita ni, terlalu banyak hal aneh dalam anak ini, piss nggar :p



Beranjak dari Ulen Sentalu, kami pun menuju Museum Gunung Merapi. Menuruni Jalan Kaliurang dengan tanpa menghidupkan mesin motor. Memanfaatkan gaya gravitasi, massa kami yang cenderung kecil, ditambah dengan gerakan kinetic maju mundur dengan penuh hasrat (maksudnya? hihihi), kami menapaki jalan dengan kecepatan yang lumayan sekitar 60-70 km/jam. Hihihi lucu. Setelah ba bi bu mencari informasi kepada petugas gerbang kaliurang dan juga bertanya kepada warga, akhirnya kami sampai juga di TKP. Setelah saya ingat-ingat.

Saya pun merasa kalau saya pernah mendatangi tempat ini waktu PDT 2008. Sumpah ! sekarang bangunannya megah sekali lho, dengan konstuksi baja yang kuat, ditopang arsitektur yang keren sekali, ditambah background Gunung Merapi yang elegan, Museum Gunung Merapi terlihat indah. Dan tak lupa, masih ada beberapa ketakjuban (baca: kebodohan, -red) yang kami buat di sini.
Well, Berikut adalah daftar (what the) fun fact- nya:

Kami menyusuri jalanan dari parkir hingga pintu masuk museum dengan sedikit berlari karena panas banget waktu itu. Akibatnya kami dilihatin petugas parkir dan beberapa pengunjung yang ada di sana. Wakakaak
* dan bahkan nuruz menjadi juaranya lho, hihihi


Meskipun ada larangan untuk tidak memotret areal museum, tetap saja Mail berusaha untuk mengabadikan isi museum tersebut. Dengan sedikit basa-basi dan memohon sambil bersujud menyembah menyiumi (homo ni, hahaha) menyerahkan duit 1 karung sembari mengharapkan belas kasihan bapaknya, akhirnya Mail pun diijinkan untuk memotret. Hehehe
(g ding , bohong, sebenarnya Mail Cuma nyeletuk sama bapaknya, “motret ya pak?” dan entah kenapa atau mungkin karena suka sama Mail, hahaha piss il :p. Bapaknya bilang “Oke”)
* dan akhirnya bisa diprediksi, kami lantas banyak berfoto di dalam gedung ini. wakakaak


Dengan sangat isengnya, kami memainkan replica Gunung Merapi secara berulang-ulang
*bagus lho, dipencet tombolnya terus keluar lahar dan ada suara gemuruh yang diikuti suara narator yang membacakan deskripsi terjadinya erupsi gitu, hehehe.


Karena situasi dan kondisi museum yang memungkinkan kami untuk melakukannya, kami pun sempat tiduran sambil menggeliat-geliatkan tubuh kami di lantai museum untuk melepas lelah. Wakakaak geje banget
*ini idenya nuruz lho, jan ndeso tenan kok, wakakak



Setelah lelah untuk bergerak dan mulai memasuki waktu dzuhur, kami pun berangkat pulang (nah, lo gimana tu) dengan segera. Dengan sangat ngawur, kami mencari jalan lain untuk menuju Jogja (semacam habis solat ied ni, jalannya musti beda, hahaha). Meski sempat berputar-putar mencari jalan, akhirnya kami menemukan jalan besar dan mulai kembali pada jalan yang lurus. Selang 30 menit kemudian, sampailah kami di Jogja dengan semangat. Lantas, kami mengucapkan salam persahabatan dan sampai jumap di touring berikutnya………..dadah……….

NB: ada kemungkinan kita akan menuju Dieng, Waterboom Lamongan, Jembatan Suramadu, atau backpacker-an ke Jakarta. Semoga saja dapat terwujud teman…….hihhii


2. Makrab PD

“Selesai dari jalan-jalan 64, saya segera bersiap untuk Makrab Perisai Diri Padmanaba. Dengan cerita berbeda, mungkin akan ada kesempatan untuk menceritakan makrab itu, hihihi…….”

My tenth task on 2010
28th of Februry,10 .20-13.00

Tidak ada komentar:

Posting Komentar