Minggu, 11 Juli 2010

IKHLAS

Sebuah kata yang memiliki arti dahsyat, yang mampu menggoncangkan dunia dengan luasnya hal yang bernama lapang dada. Ikhlas bukanlah sebuah tuntutan keharusan untuk menerima sesuatu dengan sunggingan senyum, bukan pula rangkaian ungkapan kata terima kasih saja. Lebih…dan lebih dari itu arti ikhlas sebenarnya yang perlu dimengerti oleh milyaran penghuni di dunia. Ikhlas seperti halnya potongan lagu, “tak terkira sepanjang masa, banyak memberi tak harap kembali”. Itulah yang dinamakan ikhlas menurut alunan lagu. Ikhlas pun dapat seperti ini…


Ikhlas itu bagaikan matahari yang senantiasa memberikan cahayanya kepada dunia, berulang setiap saat, entah siang, malam. Cahaya yang mampu menghangatkan, memberikan transmisi energi tanpa henti.

Ikhlas itu laksana kasih sayang ibu pada anaknya, yang mengasuhnya dengan segenap jiwa, rasa sempurna tanpa cela.

Ikhlas itu bak air yang mengalir dari hulu hingga ke hilir, mengejutkan kehidupan dengan aliran, membasahi celah penuh kesegaran.

Ikhlas itu seperti tumbuhan yang terus memutar CO2 menjadikannya oksigen, menghidupkan nafas, bersenandunglah makhluk di sekelilingnya

Ikhlas itu bagai fitoplankton yang ikut menguraikan dosa-dosa kehidupan, mengubahnya menjadi zat hara yang turut menghentakkan semangat sesama.

Ikhlas itu laksana jantung yang terus memompa darah, menyemburkan nadi-nadi harapan, mengalirkan darah-darah perjuangan menembus impian.

Ikhlas itu bak laut yang memberikan kehidupan, terbentang luas tanpa batas, teduh tak lagi panas.

Ikhlas itu seperti angin laut yang bertiup pada siang hari, kencang berhembus menembus aral rintangan membagi berita gembira tanpa putus.


Ikhlas itu ibarat ikhlas itu sendiri, tiada pernah terdefinisikan dengan kata, hanya dapat dirasakan dengan euphoria berpikir, bergerak, beramal yang itu adalah tindakan nyata.



“Bahkan ketika semangat telah hilang dari jiwa,
yang tersisa hanyalah gumpalan harapan berserakan di jalanan
Namun, torsi bisikan mampu menggairahkan gerak akal,
menyadarkan kembali ingatan
mencumbu mata-mata kehidupan dengan letupan-letupan penyemangat
Tenanglah kawan,
terima saja apa yang telah diberikan Tuhan,
syukuri dan lakukan,
Karena....
Kamu pasti akan menang,
melawan kebisuan menggapai harapan membungkam cakrawala”





My fourteenth task on 2010
13th of June, 05.27-06.29

1 komentar: