3. 22 Januari 2010
Huah…..capek ! tadi malem jam 20an baru pulang dari survey tempat makrab. Hari ini langsung bersiap untuk “bal-balan 64 !”. Wuidi………Vierra (*nah lo), dah lama kami angkatan 64 (angkatan SMA 3) jarang berkumpul, terakhir ketemu sih waktu tahun baru, tapi waktu itu aku g ikut. Hohoho.
1. Bal-balan 64
Well, sepakbolanya berjalan cukup lancar sih, meski di awal-awalnya saya mandul g bisa menciptakan gol (walaupun akhirnya bikin 2 gol sampah, wakaakak). Bukan kalah atau menang yang kami cari, tapi gelak tawa kebodohan, deru air mata kesemet bal, dan keanehan-keanehan tiap orang-orang ajaib 64 inilah yang ingin kami ulangi lagi kebersamaannya (haduh, omong apa sih, haha)
2. Masuk TV
Sepulang dari sepakbola, ketiak eh ketika di tengah perjalanan, tiba-tiba saya menerima SMS dari angur yang bunyinya intinya seperti ini “Do, film’e ana ning sctv, iki ana rupamu”. Wah.wah.wah wajah saya nongol (lagi) di televisi, walaupun Cuma berperan sebagai figuran dalam film yang berjudul FTV “Cintaku setulus Arista” itu bersama anak-anak PD 66,67, hal ini setidaknya menambah daftar pengalaman saya masuk televisi (wakaakak, g penting ^^a). dulu saya pernah masuk Indosiar waktu Pepsodent maen ke SD sana, terus Jogja TV. (padahal Cuma 2 aja dah berani crita-crita). Hahaha biarin ^^a
3. Infoman angkatan
Lantas, saya baru ingat kalau saya yang megang nilai salah satu mata kuliah teman seangkatan saya, nah setelah saya confirm ke ketua angkatan dan ke jarkom kalau saya yang bawa data itu. Tak lama kemudian, puluhan sms dari para fans-fans saya (wakaakkak, maaf teman-teman geologi), mereka berebut tanda tangan, foto-foto, nyubit pipi saya (*haduh, ngarep banget). Intinya mereka Tanya info tentang nilai mereka. Hahaha selesai ^^a
4. Simulasi makrab
Sepulang dari jumatan, saya bergegas ke SMA 3 karena ada mentoring dan persiapan untuk simulasi JJM makrab PD. Oek eh oke dah kalau begitu, saya bersiap menuju Pakem. Dari kejauhan terlihat dengan jelas, awan mendung menyelimuti belahan kota Sleman dengan pekatnya laksana siap hasrat membara memburu menerkam bulat-bulat Sleman seperti halnya manusia yang kelaparan makan klepon (*ah, endingnya g puitis), saya pun segera berangkat dengan hati yang dag dig dug (*ya iyalah, kalau g dag dig dug berarti dah mati). Kemudian……………..HUJAAAAANNNNNNN !!!
Oh, shit…ti teman saya, bu siti yang jual mie ayam yang ayamnya masih hidup sampai sekarang (*g penting), hujannya lama banget mpe maghrib, ya sudahlah dasar dah niat kita (IKAL untuk makrab) tetap berangkat ke rumah pak dukuh dan pak RT untuk meminta izin acara makrab ini. Setelah ba bi bu dan tralala, cerita ngalor ngidul ngetan ngulon bahkan munggah medhun (*haduh, apa sih). Kami akhirnya dapat izin penyelenggaraan. Hore ! :D:D:D
Selepas isya dan kelar membahas acara sejak sepulang dari tempat pak dukuh tadi, kami pun bersiap untuk bersimulasi dengan medan JJM (jauh banget lho, tu nyampe medan segala, :B). Seperti kata pepatah “Sedia mantol sebelum hujan”, kami pun membawa mantol untuk bersiap-siap apabila terjadi hujan. Baru 75 meter dari rumah elsa, ga taunya hujan dengan deras menyapa dingin kami, tanpa dikomando dan gedhabikan, kami langsung memakai mantol kami. Dari 5 orang yang ada, akhirnya diputuskan hanya saya saja yang tidak memakai mantol. Hal ini untuk mengantisipasi apabila di jalan kami bertemu dengan warga setempat yang mungkin mengira kami adalah penyebar aliran sesat “Para Pemakai Mantol Gelap Yang Dengan Kurang Kerjaan Malam-Malam Jalan-Jalan Bersama Di Tengah Sawah Ketika Hujan Turun Sangat Deras”. Mungkin jika aliran sesat ini diresmikan, nama singkatnya adalah aliran sesat PPMGYDKKMMJJBDTSKHTSD, nah daripada bribet begitu, akhirnya saya memakai payung biar nanti ketika bertemu warga Cuma disangkain “Para Pemakai Mantol Gelap Dan Pemakai Payung Kembang-Kembang Yang Dengan Kurang Kerjaan Malam-Malam Jalan-Jalan Bersama Di Tengah Sawah Ketika Hujan Turun Sangat Deras” atau disingkat PPMGDPPKKYDKKMMJJBDTSKHTSD. (gubrak! Tambah ribet kang, hadudu)
Simulasi berjalan lancar meskipun sempat membuat elsa,nadia (yang bermassa tinggi) terpeleset di sawah dan sungai. Kaki saya juga sempat dirasuki, istilah kerennya sih tlusuben oleh kerikil kecil yang mungkin berdiameter 1mm. hadudu
Terus makan mie rebus terus pulang jam 21an, nonton kick andy. tidur